[PiknikDadakan] Nyasar-nyasar ke Giri Tirta Kahuripan, Wanayasa

By | November 22, 2016

Mah,  piknik,  yuk“, ajak suami di hari Minggu kemarin.

Ajakan yang ujug-ujug.  Gak ada angin, apalagi hujan dan tentu saja ini gak boleh saya lewatkan. Soalnya jarang-jarang suami ajak piknik begini hahaha

Tadinya sih suami mau ikut gathering komunitas yang diikutinya di Taman Hutan Raya Juanda. Tapi mengingat jalan ke Bandung di hari Minggu mah rada bikin stress,  plus ada longsor di daerah Lembang yang sampai mengakibatkan mobil berpenumpang 4 orang terkubur berhari-hari,  jadi rada takut jalan-jalan ke daerah berbukit-bukit begitu. Sebenarnya tiap hari juga suami mah pulang pergi Bandung -Subang dan pasti lewat Lembang sih, tapi ya gimana gitu rasanya.

Jadi piknik kali ini diputuskan ke yang deket rumah saja, Giri Tirta Kahuripan yang ada di Wanayasa, Purwakarta. Ya, sekalian survey, siapa tahu nanti komunitas yang diikuti suami juga ngadain gathering dengan skala yang lebih besar di sini hihi

Meski terbilang dekat dari rumah, tapi saya memang belum pernah ke sana. Hanya tahu dari cerita tetangga dan teman-teman blogger yang sudah duluan piknik ke Giri Tirta. Ahaha..  kemana aja, buuuu???

Saya segera meminta anak-anak untuk siap-siap sementara saya packing baju ganti.

Gak usah mandi, sikat gigi sama cuci muka aja,  kan mau berenang“, pesan saya ke anak-anak.

Anak-anak meyakinkan pernyataan saya ketika mereka masuk ke kamar mandi. Serius nih,  gak usah mandi???

Iyaaaaa. Udah sikat gigi aja, biar cepet!”, tegas saya.

Untungnya tadi pagi mereka sudah sarapan. Jadi waktu persiapan lebih sebentar.

Jam 11 akhirnya kami siap berangkat. Cuma suami sih yang mandi,  saya dan anak-anak mah cuci muka dan  sikat gigi saja. Bahkan kami masih pakai baju tidur wakawaka

Pasukan belum mandi… malah masih bawa-bawa bantal haha

Meski terbilang dekat,  tapi karena belum pernah ke Giri Tirta, terakhir ke Purwakarta pun  sekitar 4 tahun yang lalu, jadi saya mengandalkan Google Maps agar gak nyasar kemana-mana.

Sesuai petunjuk Google Maps,  gak jauh setelah melewati Situ Wanayasa, di sebuah pertigaan kami diarahkan untuk belok ke kanan.

Jalannya cukup sih untuk 2 mobil,  tapi gak ada petunjuk apa pun.  Suami berkali-kali menanyakan,  “yang bener nih ke sini jalannya? Tadi salah nulis kali,  bukan Giri Tirta??? 

Saya pun menunjukkan Google Maps yang memperlihatkan garis biru berkelok-kelok sampai di titik bernama Giri Tirta Kahuripan.

jalannya koq kecillll???

Sampai di sebuah pertigaan,  kami diminta belok ke jalan yang lebih kecil dari sebelumnya.  Jalan yang kami lalui mulai sangat meragukan.  Selain kecil,  jalannya juga berbatu. Saya pun mulai meragukan petunjuk Google Maps dan meminta suami membuka Google Maps di hpnya.

Tenyata sodara-sodara,  jarak 700 meter menuju Giri Tirta yang ditunjukkan Google Maps di hp saya itu berujung di jalan buntu,  sesuai dengan petunjuk Google Maps di hp suami.  Yang lebih parah,  di jalan buntu itu ada sebuah peternakan ayam skala besar. Ini teh mau berenang di kandang ayam? Ahahaha…

Akhirnya kami putar balik di depan gerbang kandang ayam dan kembali ke jalan yang diduga benar, sesuai petunjuk Google Maps di hp suami. Google Maps di hp saya sudah dimatikan. Suami bilang menyesatkan hihihi…

Setelah kembali ke jalan yang agak besar,  kami diminta belok ke kanan, melewati pepohonan dan lapang bola.  Beberapa meter kemudian, mulai nampak kehidupan. Ada rumah-rumah penduduk,  sekolah SD,  dan anak-anak yang menghormat ke arah mobil kami.  Duh,  asa jadi presiden euy…

Selepas melewati anak-anak ini,  kami disambut hutan bambu.  Astaghfirullah. Masa sih mau ke tempat wisata terkenal,  jalannya gini amat???? Tapi berdasarkan Google Maps di hp suami,  Giri Tirta hanya tinggal sepelemparan batu saja di depan.

Ok,  lah… Teruskan saja perjalanan melewati hutan bambu. Sampai juga akhirnya di jalan beton. Tapiiii… Jalan betonnya hanya cukup untuk 1 mobil.  Itu pun keadaan jalannya nanjak dan berkelok. Gustiiii… serius ieu teh jalanna jiga kieu?

Bismillahhhh….

Saya mulai tak berhenti mengucap doa. Sampai akhirnya belum sampai 50m melewati jalan beton kecil itu,  tiba-tiba dari arah atas ada mobil pickup yang langsung berhenti di depan mobil kami. Sopirnya marah-marah,  minta kami mundur balik sambil teriak-teriak dari dalam mobil. Suami turun dari mobil dan bicara baik-baik sambil melihat kondisi jalan di belakang pickup.

Serius,  A?  Jalannya ini kalo mundur,  belok dan menurun tajam.

Ya serius, kata si Aa Sopir.  Memang beliau juga kalau mundur lebih susah sih. Ya belok, ya mundur,  ya nanjak. Akhirnya memang kami yang harus mengalah.

Asli,  gak ada tempat memutar,  soalnya kiri kanan cuma ada selokan dan sawah haha…

Untungnya suami cukup piawai pegang setir. Sambil mengawasi batas jalan di sebelah kiri lewat jendela yang dibuka,  saya meminta anak-anak terus berdoa agar diberi keselamatan. Suami tetap fokus pada kamera parkir.

Papah,  itu kata mamah belok atuh belok,  jangan terlalu pinggir“, ujar Ade sambil terisak-isak menahan tangis.

Fyuuhhh..  Akhirnya sampai juga di tempat di mana kami bisa memutar.  Hutan bambu kembali kami lewati dengan hati yang masih ketar ketir gara-gara insiden mobil mundur tadi. Setelah tenang, suami nanya, “tadi difoto gak pas mundur di tanjakan?”

Duh… iya, lupa. Atuh da udah mah komat kamit, deg degan, keringetan, boro-boro inget foto-foto.

Akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke jalan utama, dan memilih mengandalkan GPS alias Gunakan Penduduk Sekitar saja.

Ternyata,  jalan masuk ke Giri Tirta Kahuripan itu besaaaar. Di pertigaan jalan tertera rambu-rambu bertuliskan “Agrowisata Giri Tirta Kahuripan“.

Huahaha…  Ngapain tadi sampai ngesot-ngesot di tanjakan? Jadi ya ibu-ibu yang mau piknik ke Giri Tirta, jangan dulu belok sebelum menemukan rambu-rambu ini

Belum sampai di tempat parkir,  suami menegur saya karena jarak antara tempat parkir dan kolam renangnya lumayan jauh. Sementara anak-anak masih pakai baju tidur dan ini Resort,  bukan kolam renang 4 ribuan yang ada di dekat rumah wkwkwk

Parkirnya luas, gak usah takut gak kebagian tempat parkir

Parkirnya luas, gak usah takut gak kebagian tempat parkir

Tenang,  gak usah panik.  Anak-anak saya minta pakai jaket,  sisiran,  dan keluar dari mobil.  Amaaan…

O ya,  untuk parkir mobil diminta bayar 10 ribu rupiah dibayar di depan.

Tiket masuk ke Giri Tirta Kahuripan sendiri sebesar 25 ribu rupiah per orang.  Anak-anak di bawah usia 2 tahun masih free. Tiket ini hanya untuk berkeliling di Agrowisata Giri Tirta Kahuripan yang luasnya 36 hektar.

Sebelum berkeliling,  kami putuskan untuk berenang dulu.  Belum mandi,  brooooo….

Nah,  tiket masuk kolam renangnya 60 ribu rupiah/orang dan free untuk anak-anak di bawah 2 tahun. Sayang, udah gak punya anak usia di bawah 2 tahun.  Jadi gak dapet free hihi

Tiket masuk taman Agrowisata 25 ribu, tiket kolam renang 60 ribu

Tiket masuk taman Agrowisata 25 ribu, tiket kolam renang 60 ribu

Kesan pertama begitu masuk ke area kolam,  nnnggg…  “jagoan motona“, begitu kata suami haha

Tapi ya memang unik sih.  Kolam di atas pegunungan memang indah.  Jadi serasa berbatasan dengan awan.

img20161120130332

Sayang kemarin suasananya ramai pisan.  Maklum,  hari Minggu.  Yang piknik,  direncana atau dadakan seperti kami pasti banyak. Jadi agak susah dapet spot kece buat difoto.

2016_1120_13310000 2016_1120_13121500 2016_1120_13285200

Nah,  kalau lapar,  ada resto di dekat kolam. Ruang gantinya ada di belakang resto.

Selesai berenang dan mandi,  baru lah keliling Taman Agrowisata Giri Tirta Kahuripan.

Untuk mengelilingi kawasan Agrowisata Giri Tirta Kahuripan yang luasnya 36 hektar ini,  disediakan mobil safari,  gratis.

Sopirnya juga sekalian jadi guide menunjukkan tempat apa saja yang ada di sana.  Kebetulan,  sopir mobil yang saya naiki ini kocak.  Bercandaaaa terus sepanjang jalan haha.

2016_1120_15140000

Ada aneka hewan di dalam taman,  mulai dari singa yang dikutuk jadi domba,  rusa Timor yang sekarang jadi rusa Wanayasa, ikan arapaima gigant dari Amazon, buaya betulan,  sampai buaya darat yang nongkrong di balai-balai yang memang disediakan untuk beristirahat.

Enaknya sih,  kalau waktunya santai,  keliling taman Agrowisata ini jalan kaki. Tapi sayang waktu berkeliling taman kemarin terbatas. Taman tutup jam 4 sore. Dan kami baru mulai masuk taman sekitar jam 3 lebih. Jadinya gak dapet waktu banyak buat sekedar selfie di Taman Jengkol hihi.

Lain kali mungkin saya ajak anak-anak kembali lagi ke sini gak pakai nyasar. Berenang juga?  Berenangnya di kolam 4 ribuan saja ya,  nak??? *mamahmulaihitungan

Eh,  tapi kalau sekalian nginep di resortnya kayaknya sih asyik juga. Jadi bangun pagi treking dulu ke taman. Untuk harga resortnya gak tau euy,  tapi kayaknya sih emang enak beneran nginep di sini.  Apalagi kalau ada promo hotel. Ditambah lagi ada promo diskon gede s.d 50% untuk booking hotel di pegipegi mulai 1 Desember 2016. info lebih lengkapnya cek aja di pegipegi mulai 1 Desember 2016 nanti yaaa…

blog-kado-800x534

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *