Gejolak Gojek– Siang tadi saya mendapat pesan dari seorang teman driver Gojek.
“Teh, teman-teman driver Gojek Bandung hampir semua kena suspend”, ujar Arif.
Penasaran, saya segera membuka grup. Ternyata bukan hanya suspend yang diterima driver Gojek, tapi juga SMS pemberitahuan nominal denda yang harus dibayar driver. Dendanya tidak tanggung-tanggung, ada teman driver yang mendapat denda sebesar hampir 9 juta rupiah.
Lho, koq ada denda? Berikut isi lengkap sms dari Gojek…
Jadi, menurut Gojek, driver sebagai mitra yang mendapat SMS ini sudah melakukan kecurangan berupa order fiktif. Benarkah?
Beberapa driver memang mengakui kalau pernah melakukan order fiktif untuk meningkatkan penghasilannya sendiri. Tapi tidak sedikit yang merasa heran, mengapa akun drivernya sampai kena suspend dan harus membayar denda.?
“Padahal hape gojek ini sudah tidak aktif selama dua minggu”, kata teman driver yang mendapat denda sebesar 9 juta ini.
Beberapa driver juga merasa sudah berperilaku jujur, malah sampai tidak ada order sama sekali tapi tetap kena suspend. Ada juga sih yang kadung menerima order fiktif dan terpaksa menyelesaikan order di tempat.
Sayangnya ketika mereka memilih menyelesaikan order di tempat dan mencoba membuat laporan ke call center, seringkali call center malah susah dihubungi. Baik itu melalui SMS, twitter, atau telepon langsung ke nomer call center.
“Pulsa buat nelepon call center sampai habis dua puluh ribu, tapi order masih belum bisa dicancel”, keluh teman driver Gojek.
Suspend massal dan pemberitahuan nominal denda ini rupanya tidak hanya dialami driver Gojek Bandung. Tapi juga dialami driver Gojek di kota lain.
Kalau buat saya sih herannya nih… kenapa Gojek seolah melakukan pembiaran terhadap order-order fiktif seperti ini. Padahal order fiktif bisa terlacak oleh Gojek, terbukti dengan adanya suspend/denda. Sementara driver baru ditindak ketika nominal order fiktif sudah melonjak dan nilai dendanya bisa sampai 2 kali nominal order fiktif.
Suspend ini bukan satu-satunya yang menjadi masalah bagi driver. Soal perjanjian kerja yang tidak sesuai dengan kenyataan (potongan cicilan handphone, helm dan jaket), potongan deposit yang di versi 78 dan sebelumnya yang tanpa rincian sehingga membuat driver bertanya-tanya, belum lagi kebijakan-kebijakan baru yang menurut driver terkesan merugikan, namun hanya ditanggapi enteng oleh Gojek “kalau sudah tidak suka, silahkan keluar“. Wajar kalau driver kemudian menjadi resah dan merasa tidak dianggap sebagai mitra.
Beberapa sudah memutuskan untuk resign dari Gojek dengan merelakan helm, jaket dan hape yang sebenarnya sudah mereka cicil.
Mau tahu lebih lengkap apa saja yang menjadi keluhan driver Gojek? Saya mendapatkan surat ini dari seorang teman…
Menurut kabar sih, permohonan audiensi ini sudah disampaikan ke kantor Walikota Bandung.
Tapi mulai tadi siang driver sudah menanyakan langsung ke kantor Gojek.
“Toh percuma menanyakan soal ini ke call center atau via email, ujung-ujungnya pasti tetap disuruh ke kantor”, begitu kata seorang driver.
“Digeruduk” driver dalam jumlah banyak yang hendak meminta kejelasan dari Gojek tentang suspend dan denda yang mereka terima sepertinya membuat Gojek kewalahan. Alhasil, kantor Gojek pun tutup dan meminta driver kembali ke kantor hari Kamis nanti untuk mendapatkan penjelasan mengenai suspend dan denda ini.
Sebagai customer, saya sih hanya bisa berharap, penjelasan dari pihak Gojek atau pun audiensi dengan Pak RK segera mendapat titik temu ya…
kokbisa sampai da suspend gini ya. mUdah-mudahan order fiktif dari sopir gojeknyajuga gak ada lagi ya
kayaknya dari awal gojek hadir banyak banget ya mbak gejolaknya
banyak orang pasti banyak potensi konflik ya, teh. kalo sistemnya belum bagus biasanya langsung kolaps. tapi gojek ini bertahan dan berbenah. semoga aja jadi lebih baik lagi.
Cogito ergo sum.. Saya berpikir maka saya ada..
Opto ergo sum.. Saya memilih maka saya ada..
kena suspen sekali lgsg diputus kemitraan oleh gojek tanpa ada dispensasi sama selakali