Kalau saja ada pertanyaan, “oRiN itu yang mana sih?”. Pasti sebagian besar jawabannya akan seperti ini…
“Itu… yang suka pake jaket”
Coba deh tanya mereka yang sering bertemu dengan saya, seperti tetangga, atau ke tukang parkir di pasar dekat rumah. Jawabannya pasti seragam. Bahkan seorang teman semasa SMA masih ingat kalau saya sangat lekat dengan yang namanya jaket.
Saya dan Jaket
Ketika masih kelas 4 SD dulu, saya terpaksa bolos sekolah selama kurang lebih 2 bulan karena sakit. Awalnya saya terkena hepatitis A yang disambung dengan demam berdarah sampai harus dirawat di rumah sakit seminggu lamanya.
Pasca sakit, Nene jadi lebih hati-hati memperlakukan saya. Termasuk saat saya akan berangkat ke sekolah. Bekal berupa roti keju dan susu sudah pasti selalu ada di tas. Selain itu ada satu benda lain yang selalu Nene siapkan buat saya dan tidak boleh ketinggalan. Apalagi kalau bukan… jaket.
Alasan Nene, biar saya lebih terlindungi dengan hangatnya jaket. Terlebih saya juga baru sembuh dari sakit.
Saya sih merasa nyaman saja pakai jaket ke sekolah. Tentu saja saat belajar di kelas jaketnya pun saya lepas. Sepulang sekolah, jaketnya saya pakai kembali. Saya merasa, saat memakai jaket ada Nene yang selalu melindungi saya meski saya berjalan sendirian dari sekolah ke rumah yang berjarak kurang lebih 3 km.
Meski sudah benar-benar sembuh, saya tetap memakai jaket ke mana pun saya pergi.
Sampai-sampai ketika saya sedang berjalan kaki di tengah keramaian anak sekolah yang lain, seorang teman Abah bisa mengenali saya hanya dengan melihat kuncir rambut dan jaket. Teman Abah bilang, “Yang pakai jaket dan rambutnya dikuncir kuda itu pasti anaknya Pak Rosyid”
Alhamdulillah, berkat kuncir dan jaket, saya pun jadi sering mendapat tumpangan gratis sampai ke rumah hehe.
Kebiasaan memakai jaket ke mana pun saya pergi berlanjut sampai sekarang. Ke warung, ke pasar, jalan-jalan sama anak-anak, juga ngojek… Pokoknya apapun aktivitas saya, jaket selalu jadi teman yang setia.
Oh ya… kebiasaan saya memakai jaket juga menurun pada anak-anak. Jadi kalau penasaran seperti apa penampakan saya di waktu kecil sampai-sampai teman Abah bisa mengenali saya hanya dari belakang, tinggal lihat saja Ceuceu atau Teteh.
Kalau kata paribasa Sunda tea mah, uyah mah tara tees ka luhur… hihi
Buat saya sendiri, seperti Nene dan juga doanya yang tidak pernah berhenti, jaket ibarat pelindung yang selalu siap melindungi saya dalam situasi apapun.
Termasuk ketika panik cari penutup bagian belakang saat mengetahui mendadak tembus di hari pertama haid atau situasi yang lebih genting seperti malu kalau sampai datang ke suatu acara dan ketahuan bajunya itu lagi, itu lagi. Karena jaket yang itu lagi, itu lagi jauh lebih baik dibanding baju yang itu lagi, itu lagi haha
Saat ini saya punya 4 jaket yang dipakai silih berganti satu sama lain. Dua diantaranya merupakan jaket warisan hibah dari suami.
Ini belum termasuk sweater yang jumlahnya lebih banyak dibanding kemeja/tunik ataupun kaos lengan panjang.
Cukup sulit menemukan jaket yang sesuai dengan keinginan saya. Baik itu bahannya, maupun modelnya. Terakhir saya membeli jaket saat lebaran tahun kemarin di sebuah marketplace busana muslim.
Saya tertarik membeli jaket ini karena modelnya yang menurut saya cukup kekinian. Ditambah lagi, jaket yang ini panjang sampai menutupi bagian terpenting buat emak-emak seperti saya. Tahu donk apaan? Yak.. betul… Pan*tiiiiiit* Maaf, kena sensor hihi
Tapi sayangnya, bahannya kurang nyaman. Selain itu, baru beberapa bulan saya pakai warna jaketnya sudah memudar. Mau dibilang wajar karena cukup sering cuci-kering-pakai, rasanya gak wajar juga. Karena jaket saya yang lain, yang umurnya lebih tua dibanding jaket baru ini, malah warnanya awet-awet saja.
Suami sampai protes… “Jaket belel kenapa masih dipakai aja???“, begitu katanya.
Ya, gimana lagi. Maunya sih segera ganti, cuma saya takut kalau jaketnya nanti cepat belel seperti yang sebelumnya. Sayang kan…
Tapi sebagai istri sholehah, saya pun segera membuka-buka marketplace. Mencari model jaket yang kira-kira cocok buat saya.
Seolah mengerti keinginan saya, algoritma Facebook menyuguhkan saya sebuah jaket yang modis dan stylish.
Melihat jaket ini, saya pun teringat seorang teman yang sempat memakai jaket yang persis dengan iklan ini.
Menarik. Ini kebetulan atau kebenaran???
Segera saya klik iklannya dan… saya pun jatuh cinta pada semua model jaket keluaran HiJacket! Cukup lama saya memilih-milih dan akhirnya daripada salah pilih, saya meminta pendapat suami. Suami menyarankan saya memilih model Urbanashion. Persis seperti pilihan saya sendiri. Maklum… Namanya juga PEREMPUAN. Kalaupun suami menyarankan model yang lain, pasti saya bakal merenggut karena ternyata pilihan saya dianggap kurang menarik…
Giliran pilih warna, saya meminta pendapat Ceuceu… Ceuceu menyarankan merah. Lagi-lagi pas dengan pilihan saya. Awas aja, Ceu kalau sampai pilih warna yang lain hihi
Proses order tidak rumit, malah asyik karena saya bisa konsultasi soal bahan dan ukuran via WhatsApp.
Jika teman-teman ingin membeli HiJacket dan sudah cukup yakin dengan pilihannya, cukup tekan tombol order yang ada di web hijacket.shop saja.
Saya dan HiJacket
Tak mau menunggu lama, saya meminta pengiriman dengan GrabExpress dan hari itu pula jaket sampai di tangan saya.
Excited tentu saja.
https://www.instagram.com/p/BdXZ0g7l-Xp/
Boleh dibilang, Urbanashion Merah dari HiJacket ini melebihi ekspektasi saya.
Dibuat dengan bahan premium fleece, HiJacket menjadi jaket yang adem, hangat tapi tidak membuat gerah. Wajar, katanya sih bahan premium fleece ini memiliki serat-serat dengan pola sedemikian rupa sehingga menghasilkan sirkulasi yang baik.
Bahannya sendiri sangat ringan dan agak sedikit berbulu, tapi tidak membuat benda lain seperti bulu kucing misalnya mudah menempel.
Untuk ukuran, tidak perlu khawatir. HiJacket memiliki ukuran Allsize (M fit L) dengan panjang 95 cm (LD 96cm) dan panjang Zipper (Resleting) 69 cm. Untuk yang berbadan agak bongsor seperti saya, HiJacket juga memiliki ukuran L dengan panjang 95 cm (LD 96cm) dan panjang Zipper (Resleting) 69 cm.
Bagian lain yang saya suka sih dari HiJacket sih, jaket ini punya hoodie. Kenapa ini penting buat saya? Karena saat saya harus ngojek di pagi hari, itu dinginnya subhanallah… Bisa berkali-kali saya bibirigidigan di jalan menahan dingin. Hoodie pada HiJacket bisa melindungi tengkuk saya dari terpaan dinginnya udara pagi.
Saku HiJacket juga berukuran cukup besar. Sebuah hp berukuran layar 5.5″ bisa masuk ke dalam saku tanpa terlihat dari luar. Yang paling penting, saat duduk barang-barang yang ada di dalam jaket tidak terdorong ke luar.
Sekarang Hijacket jadi seragam saya dari pagi sampai sore. Sebagai tambahan perlengkapan ngojek, saya juga menggunakan hand sock seperti ini.
Nah, kalau gak mau repot pakai tambahan handsock, ada beberapa model Hijacket dengan bagian lengan yang menutupi sampai telapak tangan.
Karena hampir tiap hari dipakai, dalam waktu sebulan Hijacket saya sudah dua kali masuk ke mesin cuci. Meski sudah dua kali dicuci, warnanya tidak pudar dan tidak berbulu.
O ya, teman-teman… hati-hati membeli HiJacket di pasaran. Terkenal dengan kualitasnya yang bagus, beberapa produsen nakal pun membuat HiJacket KW.
Lalu bagaimana cara membedakan HiJacket yang asli dengan yang KW?
Gampil. Gak perlu bingung. Berikut ini tips untuk membedakan Hijacket yang asli dengan yang KW
ASLI
- Bahan menggunakan PREMIUM Fleece Berkualitas
- Label/Hangtag Hijacket
- Jahitan Rapih
- Resleting berlogo Hijacket (pada beberapa model masih menggunakan YKK)
- Memiliki ukuran AllSize dan juga ukuran XL dengan detail ukuran.
PALSU
- Bahan Fleece Biasa / Tipis, Cepat Belel
- Tidak ada label/Hangtag Hijacket
- Jahitan kurang rapih
- Resleting kualitas rendah
- Hanya ukuran M fit L tanpa detail dan tidak punya ukuran XL untuk Hijacket Basic
Nah pastikan kelima poin ini untuk melihat keaslian Hijacket. Tapi biar lebih pasti sih, meluncur aja deh ke link ini hij.sh/orin… siapa tahu teman-teman juga naksir Urbanashion Merah seperti punya saya.
Yang jaket merah jangan sampai lolos!!!
Hahahahaha… Yang jaket merah susah di sleting
Teh…jangan warisan suami atuh…hibah kali tepatnya ya.
Saya zaman kuliah juga suka jaketan. Pas kerja juga. Tapi sejak jadi ibu rumahan ga punya jaket malah.
Mau dong jaket merahnya.
Ceritanya bikin senyum-senyum sendiri, terutama yang bagian dapet tumpangan gratis sama gaya penampilan yang turun ke anak.
Udah ngecek tokonya, nggak ada yg jelek jaketnya. Bikin ngiler. Harganya juga terjangkau.
Tapi khusus jaket cewek ya Teh kayaknya?
keren, itu panjanganya sampai mana ya? soalnya suka susah cari jaket yg panjang, jd yg pndek tp jd jelek kalau blus kita panjang
semoga bisa membedakan hijacket yang ori dan KW super 🙂
ceritanya bikin ketawa mbak… hehehehe
ada jaket yang bisa bikin wanita tambah cantik nggak mbak…?? wkwkwk
Wah, sudah dipastikan kualitas orinya bagus banget tuh. Sampai ada KW-nya gitu hahaha. Jadi penasaran sama hijacket.
Suka banget sama modelnya. Udah tau dari dulu cuma belum sempet beli aja nih. Harus memprioritaskan kebutuhan yg lebih utama dlu soalnya. Hehe