SUSU UHT Pakai Garam? Mitos atau Fakta?

By | November 7, 2017

“Mau dibeliin apa?”, tanya suami di WhatsApp Group Family yang anggotanya hanya 4 orang. Suami, Ceuceu, Teteh, dan saya sendiri sekaligus mewakili Ade yang belum bisa menulis dengan lancar.

Pertanyaan yang sudah biasa dilempar di grup tiap kali suami hendak pulang ke rumah.

Seperti biasa juga, anak-anak dengan kompak menjawab… “SUSU!!!”

Padahal kalau susu sih sudah tidak perlu diabsen lagi. Sudah otomatis masuk daftar belanjaan.

Omong-omong soal susu, obrolan tentang susu ini seru banget. Apalagi di kalangan Emak-emak. Bisa jadi bahan obrolan yang rauwis uwis. Bahkan gak jarang berpotensi jadi twitwar atau facebook-war yang bahasannya bisa sampai berhari-hari.

Yang biasanya jadi perdebatan seru adalah pemberian susu tambahan selain ASI untuk anak. Saya gak akan membahas pemberian Sufor sedari lahir karena ibu yang berhalangan memberi ASI. Sebab saya yakin, setiap ibu pasti sudah berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya,

Meski perdebatan susu ini cukup sering terjadi, ternyata konsumsi susu masyarakat Indonesia masih sangat rendah, yaitu hanya sekitar 11 liter per kapita per tahun, atau jauh lebih rendah dibandingkan dengan konsumsi susu masyarakat Asia lainnya. Seperti Malaysia, Myanmar dan Thailand, yang masing-masing sudah mencapai 36,2 liter, 26,7 liter dan 22,2 liter per kapita per tahun (sumber).

Rendahnya konsumsi susu di Indonesia bisa jadi disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kesalahpahaman pada sebagian masyarakat yang menilai susu merupakan makanan yang mewah dan mahal.

Dulu kita mengenal slogan empat sehat lima sempurna yang sekarang digantikan dengan piramida gizi seimbang. Pada empat sehat lima sempurna susu ditempatkan sebagai makanan pelengkap. Sehingga banyak masyarakat yang menganggap kalau meminum susu bukanlah prioritas. Begitu juga pada piramida gizi seimbang, di mana susu ditempatkan bersama sumber protein hewani lain.

Piramida makanan & pedoman gizi seimbang

Piramida makanan & pedoman gizi seimbang

Selain itu banyak yang berpendapat bahwa susu hanya perlu diberikan pada anak berusia dibawah lima tahun (balita).

Terakhir, masih banyak masyarakat yang meyakini bahwa minum susu dapat menyebabkan kegemukan bahkan darah tinggi. Padahal susu memiliki kandungan nutrisi lengkap yang sangat dibutuhkan dan dapat diserap oleh tubuh manusia pada segala usia. Nutrisi yang terdapat dalam susu tidak dapat digantikan secara sempurna oleh makanan lain.

Bagaimana dengan keluarga saya?

Ketiga anak saya semua mendapatkan ASI eksklusif sampai umur mereka 6 bulan, dan lanjut ASI sampai umur 2 tahun lebih beberapa bulan. Maklum, gak tega nyapihnya haha…

Selain ASI, anak-anak mulai saya kenalkan susu lain setelah umurnya 1 tahun. Tentu saja pemberian susu ini sambil mengamati pencernaannya. Kalau gak pakai diare, berarti anak-anak aman terhadap alergi susu sapi.

Lalu susu apakah yang saya kenalkan pertama kali setelah mereka mengenal ASI?

Saya memilih susu cair dalam kemasan, atau yang populer dengan sebutan susu UHT. Pertimbangannya adalah proses pembuatan susu cair yang tidak sepanjang susu bubuk maupun susu kental manis. Prinsipnya adalah less is best, semakin sedikit proses yang dijalani oleh susu, maka kualitasnya juga semakin bagus.

Kenapa tidak memilih susu segar saja? Cari susu segar di kota susah. Ada sih susu pasteurisasi yang hanya menjalani proses pemanasan di suhu tinggi sehingga tidak semua mikroorganisme di dalam susu mati, hanya mengurangi saja namun tetap aman dan tidak menimbulkan penyakit. Tentu saja dengan catatan disimpan dalam suhu yang dingin dan diminum sebelum masa kadaluarsa. Tapi kadang saya menemukan susu yang sudah basi. Bisa jadi karena usia susu pasteurisasi ini kurang lebih hanya dua mingguan.

Susu UHT atau Ultra High Temperature juga menjalani proses pengolahan melalui cara pemanasan dengan suhu yang lebih tinggi dari pasteurisasi, yaitu pada suhu kurang lebih 137-140 derajat Celcius selama 2-5 detik. Teknologi ini bermanfaat mensterilkan susu dengan membunuh semua bakteri (patogen dan pembusuk), tanpa merusak kandungan gizi susu tersebut. Susu yang sudah dipanaskan kemudian dikemas dalam karton kedap udara. Tidak ada pengawet yang ditambahkan pada susu UHT.

Kombinasi pengolahan UHT dan kemasan aseptic membuat susu dapat dikonsumsi kapan saja tanpa memerlukan alat pendingin khusus dan bisa tahan sampai kurang lebih sembilan bulan

Garam pada Susu UHT, Mitos atau Fakta?

Selama ini saya hanya fokus pada gula yang terkandung pada makanan ataupun minuman. Karena itu, saya juga membatasi konsumsi susu bubuk maupun susu kental manis yang memang kandungan gulanya cukup tinggi.

Nah, beberapa waktu yang lalu, saya membaca tulisan yang khusus membahas soal kandungan garam pada berbagai merk susu UHT.

susu dan garam

Lho, lho… memangnya ada ya susu yang ditambahkan garam? Coba deh lihat video social experiment di bawah ini…

Ternyata memang ada. Tentu saja penambahan garam ini juga mempengaruhi rasa. Seperti halnya minum air garam, susu yang ditambahkan garam ini pun membuat tenggorokan kering dan lebih cepat haus.

Memang kadar garam yang ditambahkan hanya sepersekian persen dari total kandungan susu. Tapi kan… ada peribahasa, sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Yang sedikit ini kalau dikonsumsi terlalu banyak juga bisa jadi bahaya. Gak mau juga kan kalau gara-gara susu malah jadi diabetes atau darah tinggi.

Kira-kira kenapa ya susu ini harus ditambahkan garam?

Padahal gurihnya susu gak harus ditambahkan garam koq. Karena pada susu sendiri sudah terkandung garam mineral.

#BukaKebaikan #GurihnyaIndomilk

Nah, kalau ada Gurihnya Indomilk yang lebih murni, bukankah itu jauh lebih bagus?

Kalau menurut teman-teman, gimana?

#BukaKebaikan #GurihnyaIndomilk

39 thoughts on “SUSU UHT Pakai Garam? Mitos atau Fakta?

  1. Nurulrahma

    Yeayyy… anakku juga seringgg request susu saban bapak emaknya lagi di luar. Hahah. Makasiyy pencerahannya ya maak

    Reply
    1. oRiN Post author

      Iya, nih… sama kayak Sidqi. Tiap kali keluar yang diminta jadi oleh2 pasti susu. Koq gak ada bosennya ya? Haha

      Reply
  2. Adetruna

    Menyoal susu bubuk. Saya waktu kecil, “tukang nambulan” ..
    .

    Wah, baru tau ada prilaku orang nambahin garam pada susu ..

    Reply
  3. Hastira

    memang konsumsi susu di lita masih erndah krn dr kecil mungkin gak dibiasakan ya, anak2 asuhku di komunitas , suatu kali aku belikan susu, banyak yg gak mau, bahkan ada yang dimuntahin pdhl rasa susunya enak spt coklat, strawberry dll

    Reply
    1. oRiN Post author

      Kenapa ya? Karena tidak biasa dan membayangkan rasanya sudah enek duluan kah? Padahal rasanya enak ya

      Reply
    1. oRiN Post author

      Iya, sama seperti minum air laut/air garam, susu pun kalau asin tenggorokan jadi cepat kering. Jadi kalau ada yang gurih murni, pasti lebih enak rasanya

      Reply
  4. Sandra Nova

    Duluuu jaman kecil aku suka minum susu, tapi karena susu kemasan dulu mah mahal hahahha jadi pake susu bubuk aja 😀 sekarang Raya minum susu UHT, tapi ngga terlalu sering-sering amat karena lebih doyan ngegadoin keju hihihihi.. aku jadi kangen susu murni yg beli di punclut or lembang.. enyaaak, ngga pake apa2 pas dipanasin langsung diminum & doyan 😀

    Reply
    1. oRiN Post author

      Sama, Mih. Dulu susu bubuk pun masih mahal, belinya yang udah dipalastikan seribuan. Udah istimewa pisan itu. Sekarang anak2 rajinnya kanu susu UHT, keju yang jarang-jarang… awis soalna haha. Hayu ah ke Puclut kita nyumur

      Reply
  5. Rahmi

    Anak saya yang nomor dua nih doyan susu banget. Kalo aku pilih uht selain yg disebutkan td, alasan lainnya ga perlu repot bikin, tinggal nuang, apalagi kalo bepergian, lebih oraktis yaaah.

    Reply
    1. oRiN Post author

      Betullll… praktis, tinggal nuang atau kalau lagi pergi2 belinya yang kemasan kecil. Tinggal sedot. Indomilk juga sudah ada yang plain kemasan 250ml ^_^

      Reply
  6. Inda Chakim

    Berasa brjodoh teh sm tulisan dikau ini. Bbrpa hari ini mbhas susu sm bpk bocah. Pgn ngaliken dr bubuk ke uht. Tp msih ragu2. Abis bca ini bikin tmbah mantab beralih ke uht. Yiha

    Reply
    1. oRiN Post author

      Alhamdulillah atuh kalau jodoh… kapan dibawa ke penghulu? Wkwkwk… Susu bubuk memang lebih tahan lama, tapi menurutku susu bubuk prosesnya panjaaangg… Rasanya pun berbeda dari susu sapi segar. Kalau susu UHT ini warna, rasa dan penampakannya gak jauh dari susu sapi segar

      Reply
    1. oRiN Post author

      Kalau gak nonton video social experiment di atas, saya juga gak bakal merhatiin… cuma merasa aneh aja koq bisa abis minum susu malah cepat haus

      Reply
  7. rodame

    aku suka banget susu, nagih pokoknya, banyak manfaatnya ternyata ya mak

    Reply
    1. oRiN Post author

      iya, mak… susu memang berfaedah hihi, kandungan nutrisi pada susu memang bisa digantikan makanan lain, tapi yang namanya lidah orang beda2, ada yang suka/gak suka. lain kalau soal susu, anakku semuanya sepakat.

      Reply
  8. Tia

    susu UHT emang TOP banget. sampe udh mau punya anak aja masih doyan banget nyusuu.. hehe..
    Tapi baru tau sih kalo ditambah garam..
    maksudnya dari kadar natrium itu ya?
    gak masalah sih menurut saya, karena kan natrium jg dibutuhkan di dlm tubuh.
    yg penting sih gak ditambah ‘mecin’ aja. mehehehe

    Reply
  9. Artha Amalia

    ada yg bilang, habis minum susu wajib dibilas pakai minum air putih. Biar garamnya turun, biar gak haus2 lagi.

    Saya sih suka banget sama UHT. Rasanya lebih enak dan manisnya pas. Gurih sih…ada garamnya duikuit

    Reply
  10. Windah

    Tau gak, aku biasanya susu full cream itu buat masak mie. Huhuhu. Parah yaa, abis baca ini sih jadi tidak menyesal karena selama ini makan mie pakai susu itu bumbunya gak aku pakai karena susunya udah gurih

    Reply
  11. rara

    anak aku juga pake susu uht yg 1 liter an.buat bertiga sebulan bisa abis 10 kotak atau lebih..makanya selalu cari susu uht yg lg diskon hehe (prinsip ekonomi ema2)krn lebih praktis bisa tuang sendiri, segar diminum dingin2..apalagi kl dicampur koko crunch..lgs jebol sehari habis..trus kandungan gula nya sedikit dibanding susu bubuk

    Reply
  12. Astrid

    Anakku yg pertama n kedua suka susu, tp yg ketiga belum mau sama sekali. Tp belum coba yg Indomilk sih. Ntr dicoba ah…

    Reply

Leave a Reply to Rahmi Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *