Anak Tumbuh Sehat & Cerdas Berawal dari Pencernaan Yang Sehat

By | August 21, 2016

Kemarin, adik ipar datang tergopoh-gopoh sambil menggendong anaknya yang masih berumur 1,5 tahun. Nabil, keponakan saya, terlihat lesu dalam gendongan.

Teh, ini Nabil dari kemarin diare gak berhenti. Kasih obat apa ya?”, tanya Dewi dengan panik.

Jangan sembarangan kasih obat, ini Nabil udah berkali-kali diare. Bawa ke dokter aja,” saran saya.

Berdasarkan pengalaman, anak-anak memang seringkali mengalami gangguan pencernaan. Gangguan pencernaan yang tidak ditindaklanjuti dengan serius bisa berakibat fatal. Dulu tiap kali saya dan anak-anak mengikuti penimbangan di Posyandu, saya sering jadi sasaran pembinaan ibu-ibu kader. Soalnya sampai umur 3 tahun berat badan Teteh berada di garis kuning, sedikit lagi sampai di garis merah. Bayangkan perasaan saya ketika anak divonis kurang gizi. Padahal asupan makanan Teteh sama saja dengan kakaknya yang tumbuh sehat.

Sampai akhirnya saya membawa Teteh konsultasi ke dokter anak. Teteh menjalani berbagai pemeriksaan, mulai dari tes urine, tes darah, USG abdomal, sampai tes mantoux. Hasilnya Teteh sehat-sehat saja, tidak menderita penyakit berbahaya apapun. Hanya saja Teteh diduga mengalami gangguan pada pencernaannya, dimana setiap makanan yang dikonsumsi tidak mampu diserap secara sempurna gizinya oleh tubuh. Makanya tumbuh kembang Teteh pun tidak maksimal. Akhirnya dokter anak merujuk Teteh untuk berkonsultasi dengan ahli gizi.

Sejak mengikuti terapi yang diberikan ahli gizi, perlahan berat badan Teteh pun mulai bertambah. Sekarang Teteh sudah duduk di kelas 2 SD dan berhasil mengikuti pelajaran dengan baik.

Sejak kecil, Nabil memang seringkali mengalami gangguan pencernaan, sama seperti Teteh. Mulai dari gumoh, muntah, perut kembung, poop tidak lancar dan sering buang gas sampai sekarang beberapa kali mengalami diare. Berat badan Nabil pun nampak tidak bertambah, bahkan cenderung kecil dibandingkan anak-anak seusianya.

Mengenal Gangguan Pencernaan Pada Si Kecil

Seperti yang sudah saya ceritakan, meski asupan makanan Teteh sewaktu kecil cukup baik, namun tumbuh kembang Teteh kurang optimal karena memiliki gangguan pada saluran pencernaannya. Berikut adalah gangguan pencernaan yang sering ditemui pada Si Kecil:

Gangguan Saluran Cerna

Gangguan Saluran Pencernaan pada Si Kecil

  • Refluks / Gumoh

Refluks / gumoh adalah suatu kondisi dimana susu atau makanan yang sudah ditelan Si Kecil naik kembali ke dalam mulut.

Pada kondisi normal, gumoh atau muntah kecil hanya terjadi beberapa kali sehari selama kurang dari 3 menit. Namun, jika Si Kecil gumoh yang disertai penurunan berat badan, sering batuk, asma, dan infeksi paru hal ini menunjukkan adanya gejala gangguan saluran pencernaan. Sebaiknya segera bawa Si Kecil ke dokter.

  • Kolik

Anak sering rewel atau menangis berjam-jam tanpa penyebab yang jelas? Panik tentu saja. Digendong atau disusui pun tidak membuat tangis Si Kecil reda. Bisa jadi penyebabnya adalah kolik.

Kondisi kolik masih dianggap normal jika tidak disertai dengan kegagalan tumbuh kembang anak. Jika Si Kecil terlihat mengalami gagal tumbuh kembang, segera bawa ke dokter.

  • Konstipasi

Sering memperhatikan frekuensi buang air besar Si Kecil? Tiap hari kah? Atau tidak lebih dari tiga kali per minggu dan ketika buang air besar feses yang dikeluarkan berukuran besar dan keras sampai si Kecil merasa kesakitan? Kondisi inilah yang disebut konstipasi. Meski si kecil cenderung aktif dan tidak rewel, namun konstipasi ini harus diwaspadai.

Sembelit dengan frekuensi buang air besar dua kali atau lebih per minggu, anak tidak dapat menahan air kencing, feses yang berlebihan, riwayat nyeri gerakan usus, adanya massa tinja yang besar dalam rectum, hingga feses yang dikeluarkan berukuan besar sampai menghambat saluran toilet. Hal ini menunjukkan gejala konstipasi yang serius, sebaiknya Si Kecil segera di bawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

  • Diare

Diare pada bayi umumnya diakibatkan oleh infeksi virus, bakteri dan intoleransi laktosa. Untuk mencegah terjadinya dehidrasi karena diare yang bisa menyebabkan kematian, sebaiknya berikan minum sebanyak 10 ml per kilogram berat badan setiap kali mencret agar cairan tubuh yang hilang bersama tinja dapat segera terganti. Tapi bila bayi diare disertai muntah terus-menerus, mencret yang hebat dan terus-menerus, dan terdapat tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, turgor kurang, tangan dan kaki dingin, tidak sadar), maka Si Kecil harus segera dibawa ke dokter/layanan kesehatan terdekat.

Kondisi pencernaan Si Kecil bisa diketahui dengan melakukan beberapa rangkaian tes, atau bisa juga kunjungi WikiPoop.

Mengapa Saluran Pencernaan Penting Untuk Tumbuh Kembang Anak?

Pada kondisi normal, sistem pencernaan anak mampu menyerap semua nutrisi makanan yang diasupnya.

ASI eksklusif merupakan makanan terbaik bagi bayi berusia 0-6 bulan. Dalam ASI terdapat banyak biota yang menguntungkan salah satunya adalah Lactobacillus Reuteri yang berfungsi untuk mendukung kesehatan saluran cerna.

Di dalam pencernaan terdapat banyak sekali jenis bakteri, baik maupun jahat. Ada sekitar 80% sel imun yang ada di dalam pencernaan.

Saluran pencernaan yang sehat tidak hanya membantu penyerapan nutrisi yang dibutuhkan oleh otak, tapi juga membantu komunikasi antara otak dan saluran cerna.

Peran Saluran Cerna pada Tumbuh Kembang Anak

Namun, di awal-awal tahun kehidupannya, enzim yang membantu mencerna protein dan laktosa bisa jadi belum bekerja sempurna. Sehingga nutrisi seperti laktosa dan whey protein tidak dicerna dan diserap dengan baik ke dalam tubuh dan akhirnya masuk ke dalam usus besar. Di dalam usus besar, sisa nutrisi yang tidak terserap ini menjadi rumah untuk berbagai macam bakteri hidup.

Bertemunya sisa nutrisi dengan bakteri menyebabkan pembusukan sehingga menimbulkan beberapa gangguan pencernaan seperti perut kembung, sering buang angin, BAB tidak lancar dan rewel tanpa sebab yang jelas.

Sederhananya, meski nutrisi yang dikonsumsi sudah lengkap dan bergizi baik, tapi ‘alat’ untuk mencernanya kurang berfungsi sehingga hasilnya pun kurang optimal.

Gangguan saluran pencernaan ini akan menyebabkan Si Kecil rewel, susah makan, dan lain-lain.

Gejala-gejala ini bisa terjadi ketika Si Kecil tertidur di malam hari sehingga mengganggu waktu tidurnya. Padahal saat tidur adalah saat terbaik untuk ia tumbuh dan kembang secara optimal termasuk perkembangan otaknya.

Perlahan-lahan gangguan saluran pencernaan akan mengganggu tumbuh kembang dan menghambat komunikasi pencernaan ke otak kalau tidak segera ditangani.

Oleh karena itu, dibutuhkan formula yang mudah dicerna yang mengandung protein halus dan cocok untuk perut Si Kecil yang masih peka.

Enfagrow A+ Gentle Care untuk perut Si Kecil yang peka

Anak yang baru lahir, sel otaknya masih berkembang hingga usia 1 tahun. Di usia 1000 hari pertama, perkembangan otak anak mencapai 80% otak dewasa. Ketika si anak berusia 6 tahun, perkembangan otaknya mencapai 95% otak dewasa.

Perkembangan otak terjadi sangat pesat ketika Si Kecil berusia 6 tahun ke bawah, terutama sejak dalam kandungan hingga berusia 2 tahun.

Enfagrow A+ Gentle Care, susu pertumbuhan untuk anak usia 1-3 tahun, dengan teknologi PHP yang diproduksi di Belanda sehingga memiliki protein halus yang mudah dicerna untuk perutnya yang peka. Diperkaya dengan nutrisi penting seperti Omega 3 dan 6, Kalsium, Zat Besi, Asam Folat, Vitamin B1, B6 dan B12.

Enfagrow A+ Gentle Care

Melalui teknologi PHP (Partially Hyrolyzed Protein), protein utuh dipecah sebagian menjadi protein yang lebih kecil, sehingga seluruh nutrisi yang masuk bisa dicerna oleh perut peka Si Kecil dan diserap dengan baik oleh tubuh.

Enfagrow A+ Gentle Care juga memiliki kandungan laktosa yang rendah (hanya 50%) dibandingkan dengan susu formula biasa, sehingga aktivitas enzim laktosa (enzim pencernaan yang penting untuk mendukung aktivitas otak dan meningkatkan penyerapan kalsium pada tubuh) akan tetap terjaga tanpa membuat Si Kecil rewel dan mencegah perut kembung.

Dua tahun pertama kehidupan Si Kecil  memang merupakan periode kritis yang akan mempengaruhi perkembangan jangka panjang seorang anak. Jika periode kritis ini terlewat, tidak akan bisa diulangi kembali. Maka sangat penting untuk mengoptimalkan nutrisi dan stimulasi untuk otak di periode ini. Sayang rasanya kalau kita sebagai orang tua tidak memberikan nutrisi dan stimulasi yang maksimal di usia tersebut.

O ya, teman-teman bisa mengetahui info lebih lanjut mengenai gangguan pencernaan pada Si Kecil di Digestion Center.

9 thoughts on “Anak Tumbuh Sehat & Cerdas Berawal dari Pencernaan Yang Sehat

  1. inda chakim

    enfagrow A+ ini bs bikin pencernaan si kecil sehat ya teh, terutma yg punya pencernaan sensitif. gt teh ? oke deh, catet ah, tengkiu infonya ya teh

    Reply
  2. Nia Haryanto

    Perut bayi emang sensitif. Salah makan atau minum dikit aja, pasti diare. Anak pertama saya begitu. Stres deh… kalo udah diare gitu. Jadinya stop minum susu. Kalo dulu udah tahu ada dusu buat yg sensitif, gak bakal pusing kali, ya…

    Reply
    1. oRiN Post author

      Iya teh, Teteh juga sensitif. Dulu sampai kurus banget, sampai dikira TB… padahal gangguan pencernaan

      Reply
  3. VIcky Laurentina

    Bagus nih kalau kita sangat memperhatikan situasi saluran pencernaan pada anak. Saluran cerna itu termasuk rentan banget kena infeksi, itu sebabnya anak-anak banyak yang diare. Padahal kalau dibiarkan infeksi terus-terusan, anak-anak nggak akan dapat nutrisi (meskipun sudah dikasih makan banyak) karena tenaga mereka habis untuk melawan infeksi itu. Dan infeksi diare ini punya andil banget untuk menghambat pertumbuhan anak.

    Kampanye Enfagrow akan ASI dan susu pertumbuhan ini bagus untuk diterapkan di seluruh Indonesia. Supaya keluarga Indonesia jadi melek gizi dan bisa mencegah infeksi. Jika akhirnya anak-anak Indonesia punya gizi yang bagus dan bisa tumbuh sehat tanpa stunting, tentu efeknya bagus banget untuk membangun negara.

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *