#XmartVillage2, Berdayakan Potensi Ekonomi Desa – “Dulu saya sering diejek… wong ndeso koq ikut-ikutan mikirin kota“, kata Prof DR Suhono Harso Supangkat di sela-sela acara Grand Launching #XmartVillage2 yang diadakan kemarin (26 Oktober 2015) di Gedung XL Central Region, Jl. LRE Martadinata No. 7 Bandung.
Iya juga sih ya… sepertinya memang masih banyak yang berpikir kalau orang desa gak perlu lah ikut-ikutan memikirkan urusan perkotaan. Padahal menurut Prof Suhono, kehidupan di desa dan di kota itu saling berhubungan lho.
Beberapa tahun yang lalu, hidup di kota itu sangat menyenangkan. Ini pula yang menyebabkan orang-orang dari desa tertarik untuk berurbanisasi ke kota. Sekarang, kehidupan di kota sudah sangat menjenuhkan. Pokoknya udah over loaded lah…
Jadi, sekarang lebih baik menata desa sedemikian rupa sehingga arus urbanisasi bisa dikurangi, atau malah kalau bisa dihentikan sama sekali. Kalau fasilitas di desa sudah lengkap, mencari pekerjaan (yang sering jadi alasan urbanisasi ke kota)di desa gampang, kehidupan di desa sudah nyaman dan maju, orang-orang di desa tidak akan lagi berpikir untuk mencari penghidupan yang lebih layak di kota. Itulah yang mendasari Prof Suhono memikirkan tentang Smart Village.
Belum tahu siapa Prof Suhono? Beliau adalah Ketua LPIK Institut Teknologi Bandung, inisiator Smart City.
Masalahnya… apa sih yang bisa dikembangkan dari desa? Kalau jeli mengamati sekeliling kita, ada banyak hal yang tadinya sepertinya merupakan masalah besar malah jadi sebuah peluang. Itu pula yang dilakukan oleh PT XL Axiata Tbk alias XL dalam mengembangkan #XmartVillage2.
Sekedar diketahui, #XmartVillage2 ini merupakan program CSR XL untuk memajukan Indonesia dengan berbasis teknologi informasi. Tak hanya memberikan akses teknologi komunikasi dan informasi bagi daerah-daerah terpencil, #XmartVillage2 juga meningkatkan pemberdayaan masyarakat setempat. Ruang lingkup #XmartVillage2 sendiri lebih luas dibanding #XmartVillage1 yang diimplementasikan di Desa Kamojang, Jawa Barat.
Apa yang baru di #XmartVillage2?
#XmartVillage2 secara lebih spesifik mengimplementasikan 12 inisiatif, paduan dari apa yang sudah ada di #XmartVillage1 dengan inisiatif-inisiatif baru. Harapannya tentu saja mewujudkan desa cerdas yang mampu mendorong masyarakat pedesaan dalam memberdayakan potensi desanya secara lebih maksimal dengan mengaplikasikan sejumlah solusi digital.
Misalnya saja pembuatan website untuk mempromosikan Desa Wisata Lamajang dan Desa Cipacing, 2 desa di Jawa Barat yang menjadi sasaran #XmartVilage2.
Lho, koq sasarannya selalu di daerah Jawa sih? Kalau kata Pak Ade Swargo Mulyo, Head of United Nations Development Partnership, sih… Jawa jadi pilihan karena infrastrukturnya yang sudah mendukung.
Tahu sendiri donk kalau membangun infrastruktur itu tidak mudah dan juga tidak murah (yang ini mah kata saya hihi… :P)
Sekedar diketahui, XL Central Region yang meliputi 3 wilayah (Jawa Barat, DIY, dan Jawa Tengah) sendiri sudah melayani 17 juta pelanggan. Pak Ongki, Direktur Digital Service XL, bilang di Bandung ada 3,5 juta pelanggan yang dicover 3 ribu BTS 2G/3G, dan menyusul jaringan 4 G. Banyak ya… pantesan kenceng 😀
Selain 2 desa ini masih ada 69.898 atau sekitar 70 ribu desa lain yang juga bisa diberdayakan potensi ekonomi daerahnya. Pembangunan infrastruktur di daerah Jawa sudah lebih luas dibanding daerah lain.
Itu pun menurut Kadiskominfo Provinsi Jawa Barat Bapak H. Dudi Sudrajat, masih ada beberapa daerah di Jabar Selatan yang masih belum terjangkau. Untuk mengejar ketertinggalan, daerah-daerah di Jabar Selatan ini menggunakan radio link.
Tapi jangan salah… XL juga bergerak di luar Pulau Jawa, lho. Sebut saja di Lombok, di mana XL berhasil mengenalkan aplikasi “mFish”, yang bisa membantu nelayan menangkap ikan tanpa harus mencari ikan. Maksudnya? Ya, kalau dengan cara konvensional nelayan harus mencari dulu ikan-ikan ada di mana, dengan aplikasi mFish ini nelayan hanya tinggal menangkap ikan.
Di Lombok juga XL membangun sistem pembayaran pajak kendaraan bermotor dengan menggunakan XL Tunai untuk membantu Pemda setempat.
Sementara di Kamojang sendiri, #XmartVillage1 antara lain digunakan untuk membantu warga setempat membangun layanan digital guna keperluan konservasi.
Apa saja hasil yang sudah dicapai #XmartVillage2?
Sekitar 50% penduduk Desa Lamajang masuk dalam kategori miskin. Padahal potensi Desa Lumajang sendiri memang sangat banyak. Ada tempat wisata Batu Eon, arung jeram Cikondang, sampai hasil pertanian dan juga peternakan.
Tapi itu dulu. Sekarang Desa Lamajang sudah jauh lebih maju. Malah saya terkagum-kagum ketika melihat tayangan wawancara seorang bapak di usianya yang boleh dibilang sudah tidak muda lagi dan mengatakan kalau beliau sangat terbantu dengan adanya BBM dan instagram. Aduh… kalah gaul nih heuheu
“Berkat internet, tanpa harus menyebar leaflet.. Kamis nanti ada 340 wisatawan dari Jakarta yang akan berkunjung ke Desa Wisata Lamajang”, tutur Pak Ade Kades Desa Lamajang.
Dengan tulus Pak Ade mengucapkan terima kasih atas program #XmartVillage2 yang diadakan di Desa Lamajang karena dengan adanya kunjungan wisatawan ini tentu saja akan sangat membantu perekonomian warga Desa Lamajang. Guest house, tempat wisata, dan kerajinan hasil karya warga desa akan banyak dicari wisatawan.
Sementara kalau berbicara mengenai Desa Cipacing di Kabupaten Sumedang, saya sendiri malah teringat dengan bebedilan. Yup. Desa Cipacing memang terkenal dengan senapan angin yang keterampilan membuatnya diperoleh secara turun menurun. Padahal Desa Cipacing tidak hanya menghasilkan senapan angin, lho… malah ada 400 jenis kerajinan tangan yang dihasilkan penduduk Desa Cipacing. Ini nih salah satunya… Wayang golek, kesenian khas Sunda.
Pokoknya kalau jalan-jalan ke Desa Cipacing, gak perlu bingung cari oleh-oleh deh…
Lalu dari mana wisatawan ini mengetahui tentang Desa Lamajang dan Desa Cipacing? Tentu saja melalui program-program yang diadakan oleh #XmartVillage2.
Jadi di #XmartVillage2, XL juga menghadirkan pelatihan untuk pemberdayaan masyarakat. Misalnya saja pelatihan foto digital yang diberikan kepada 32 anak dari keluarga ekonomi sulit terpilih. Hasilnya mereka jadi pintar berkreasi dan olah digital.
Untuk ibu-ibu warga desa, XL memberikan pelatihan wirausaha dengan membuat toko online. Dibantu tim pendamping, saat ini sedikitnya da 10 orang perempuan warga Desa Lamajang yang sudah memiliki toko online untuk memasarkan hasil karya desanya.
XL juga memberikan pelatihan digital tour guide kepada 20 orang warga. Di web xmartvillage.com juga kita bisa menggunakan aplikasi AR (Augmented Reality) yang membuat tampilan peta pada halaman web menjadi lebih menarik.
Hasilnya? Terjadi peningkatan jumlah pengunjung 2x lipat dengan adanya promosi desa wisata yang terintegrasi melalui SMS Blast, call center, website dan aplikasi digital.
Jalan-jalan ke desa wisata ini gak perlu takut nyasar. Karena XL bekerja sama dengan ITB membuat 2 signboard yang dilengkapi dengan Quick Respond Code (QRC) di lokasi desa wisata tersebut. Jadi kita bisa tahu arah yang dituju dan tiba di lokasi dalam waktu yang cukup cepat.
Xl juga melakukan riset efek pemanasan global agar masyarakat desa bisa memperbaiki gaya hidup untuk keberlangsungan hidup mereka, sekaligus mempersiapkan diri untuk masa depan. Xl juga melakukan riset XmartVillage maturity model untuk dijadikan tolok ukur dan penyempurnaan XmartVillage berikutnya.
Lho, memang ada berapa XmartVillage nih? Mudah-mudahan sih semua desa yang sekitar 70 ribuan itu memang bisa menerapkan XmartVillage ya… Kalau iya, wuiih… keren deh.
Ini jadi pelajaran juga nih buat saya agar mampu menciptakan peluang, memberdayakan potensi daerah sendiri yang memang luar biasa. Apalagi infrastrukturnya sudah ada. Di desa saya ada mata air yang tak pernah kekeringan, ada air terjun, ada potensi budaya lokal, makanan khas, perkebunan teh, hasil pertanian, perikanan dan masih banyak lagi… Hmmmm… bisa gak ya jadi bagian dari #XmartVillage berikutnya? Harus yakin seperti kata Pak Opik nih… BISA! 😀
wahh keren juga yaa xl.. top banget deh yaaa
mantap ceritanya lengkap