Beberapa hari yang lalu, saya dan anak-anak mendapat ajakan dari teman-teman kantor suami, yang ingin merasakan sensasi berendam malam di Sari Ater Hot Spring & Resto.
Dulu saya pernah mendapat voucher menginap gratis hibahan dari Mak Rahmi alias Mak Irits. Hanya saja vouchernya tidak bisa saya pakai karena datangnya sehari sebelum masa berlaku voucher habis. Sementara agar voucher bisa dipakai harus reservasi dulu 2 minggu sebelumnya. Bukan salah Mak Rahmi juga sih, soalnya Mak Rahmi dapat hadiah dan hadiahnya yang datangnya telat. Jadi begitu sampai di tangan saya ya sudah telat sekali 😀
Tapi tidak apa-apa, memang belum rejekinya saja menginap gratis di Sari Ater. Terima kasih ya, Mak Irits… meski irit terbukti kalau Mak Rahmi memang tidak pelit 😀
Sebenarnya acara berendam ini sudah sangat lama direncanakan teman kantor suami. Hanya saja karena beban pekerjaan di kantor suami selama sebulan terakhir cukup padat, akhirnya baru kemarin sempat dilaksanakan.. 😀
Pokoknya asal gratis sih saya mau saja 😀
Senin malam, teman-teman suami berangkat langsung sepulang dari kantor. Jam 8 malam ada pesan ke hp suami, yang mengabarkan kalau mereka sudah berangkat dari Setrasari. Jalanan yang cukup lengang di malam hari membuat perjalanan menjadi lebih singkat. Hanya perlu waktu sekitar 45 menit, ada sms lagi yang mengabarkan kalau mereka sudah menunggu di gerbang Sari Ater.
Dari rumah kami sendiri ke Sari Ater memerlukan waktu kurang lebih 15 menit.
Sari Ater Spring Hotel & Resort terletak di Desa Ciater, Kabupaten Subang dengan ketinggian 1200 dpl dan tidak jauh dari Gunung Tangkuban Parahu. Kalau ke sini siang hari, bisa sambil menikmati pemandangan berupa hamparan perkebunan teh yang menyejukkan.
Kami bertemu di gerbang masuk. Turun dari mobil udara dingin langsung menyergap. Untungnya kami semua memang membekali diri dengan jaket.
Di gerbang masuk kami membayar tiket masuk dan parkir. Untuk tiket masuk tempat rekreasi dana kolam rendam, kami membayar 60.000/orang plus tiket parkir mobil 25.000/mobil.
Saya bayar? Tentu tidak.. kan dibayarin 😛
Tiket 60 ribu ini untuk masuk ke taman rekreasi dan kolam rendam. Ada banyak kolam rendam di Sariater. Yang terdekat dengan gerbang utama dalah Kolam rendam Mayang Sari. Kalau dibandingkan dengan kolam rendam lain, kolam rendam Mayang Sari airnya paling hangat.
Kemudian ada Kolam rendam Wangsa Dipa, Pulosari, dan Leuwi Sari. Semakin ke bawah, kehangatan air kolam rendam semakin berkurang.
Meski katanya sekarang ini Sari Ater mengalami kerugian karena jumlah wisatawan yang menurun, tapi pengunjung Sari Ater masih cukup ramai. Semakin malam malah semakin ramai. Malam hari hanya satu kolam rendam yang buka, kolam rendam utama, Mayang Sari. Sampai tengah malam jumlah pengunjung yang berendam di Mayang Sari semakin banyak.
Saya pikir hanya di kolam rendamnya saja yang penuh. Ternyata sampai ke tempat rekreasinya pun pengunjung masih banyak. Mereka berendam di sungai yang airnya hangat. Hiyyy… padahal jaket yang menutupi tubuh kami saja rasanya tak sanggup menahan udara malam yang sangat dingin.
Tapi melihat mereka begitu asyik berendam di kolam maupun sungai, tak peduli dinginnya udara luar, kami jelas jadi tergoda.
Begitu kaki menyentuh air di kolam, sensasi hangat pun mulai menjalar. Kaki hangat, tapi badan masih kedinginan haha… Akhirnya karena gak tahan dengan udara dingin yang menusuk sampai ke tulang, tanggung basah, ya sudah… ikut nyebur sekalian 😀
Di Kolam rendam Mayang Sari ada 3 jenis kolam pemandian air hangat, yaitu 2 kolam besar dan satu kolam anak-anak. Untuk kolam besar dibedakan dengan air yang hangat dan kolam air yang lebih panas.
Karena sumbernya alami, langsung dari Gunung Tangkuban Parahu, gunung berapi yang masih aktif sampai sekarang, air panas di Sari Ater ini mengandung kalsium, magnesium, chloride, sulfat, thermo, mineral, serta hypertherma dengan kadar aluminium yang tinggi yaitu 38,5 equiv persen, juga dengan tingkat keasamannya yang sangat tinggi, yaitu ph 2,45. Nah, kalau punya rematik, gangguan syaraf dan tulang, atau kelumpuhan yang diakibatkan oleh penyakit darah tinggi atau stroke… bisa juga lho berendam di Sari Ater sebagai terapi. Hanya saja, berendamnya jangan lama-lama ya… 🙂
Duh, tulang-tulang mulai sering terasa sakit kalau kedinginan malam-malam. Yuk atuh.. siapa yang mau traktir saya berendam lagi di Sari Ater? :)))
Memang enak berenang malam, kami sering melakukannya kalau menginap di hotel. Tapi di Sari Ater tu bisa berenang nggak, atau cuma bisa untuk berendam saja?
cuma bisa berendam mak… kalau dipakai berenang, mata pedih 😀
Iya khan mengandung belerang.
oRIN buat tulisan lagi donk.