Jatuh di aspal tak seindah jatuh cinta

By | July 29, 2015

Seorang teman mengunggah gambar di atas di akun FBnya. Menurut saya gambarnya lucu dan sangat sesuai dengan kenyataaan…. “Jatuh di aspal memang tidak seindah jatuh cinta”

Kalau jatuh cinta mampu membuat hati berdebar-debar setiap saat, makan gula jawa pun terasa jadi coklat, tidak demikian dengan jatuh di aspal.

Jatuh di aspal mampu membuat kita tidak bisa tidur semalaman, menahan rasa nyeri di sekujur tubuh dan demam akibat luka kulit yang bergesekan dengan aspal.

Dulu, saya pernah terjatuh dari ojeg. Sampai sekarang saya masih sangat ingat kejadiannya dengan rinci.

Saat itu saya baru saja pulang dari rumah saudara. Kalau biasanya saya membawa anak-anak, feeling saya sudah mengatakan, anak-anak gak usah dibawa deh. Ade belum lahir waktu itu, baru ada Ceuceu dan Teteh.

Sepulang dari rumah saudara, saya memakai ojeg yang sama. Maklum saja, rumah saudara di daerah perumahan yang masih sepi, masih jarang dilalui kendaraan umum termasuk ojeg. Lagipula saya memang hanya sebentar di sana. Jadi saya meminta ojeg menunggu sampai urusan saya selesai.

Sepanjang perjalanan pulang saya terus mengamati speedometer. Tidak cepat memang, hanya mencapai angka 45 di speedometer. Tapi entah kenapa, perasaan saya cemas sekali. Sepanjang perjalanan itu pula saya terus berdzikir. Yang lebih menyeramkan, terlintas di pikiran saya kalau saya terjatuh dari ojeg. Berkali-kali saya memejamkan mata sambil beristighfar. Duh, semoga dijauhkan dari hal-hal seperti itu.

Ojeg yang saya tumpangi pun melewati motor yang dikendarai seorang siswi yang memakai seragam SMA dan temannya. Terlihat kalau mereka mengobrol sambil tertawa-tawa. Ketika melewati motor mereka itulah, motor mereka tidak stabil dan menyenggol ojeg.

Bruuuuukkkk…”

Ojeg dengan kecepatan sedang yang saya tumpangi terjatuh menimpa kaki saya dan kaki tukang ojeg. Kepala saya terantuk ke belakang. Beruntung helm yang saya pakai terkunci dengan rapat. Saya dan tukang ojeg terseret beberapa meter. Sambil memegangi badan tukang ojeg, saya berusaha menegakkan kepala. Berdo’a semoga saja tidak ada mobil yang lewat.

Allohuakbar… allohuakbar… mungkin saja ini saat terakhir saya”, begitu yang saya pikirkan saat itu. Terbayang wajah Ceuceu dan Teteh yang saya tinggalkan bersama Abah dan Nene di rumah.

Jalan tempat kami terjatuh memang jalan provinsi yang sering dilewati banyak kendaraan termasuk bis dan truk. Menyeramkan bukan? Beruntung tidak ada mobil ataupun bis yang lewat. Hanya ada beberapa motor yang lantas menepi untuk menolong kami.

Kedua siswi SMA yang motornya bersenggolan dengan ojeg terpisah jauh beberapa meter dari kami. Rupanya motor mereka terjatuh begitu saja tanpa terseret seperti yang kami alami. Mereka hanya mengalami sedikit baret di tangannya.

Sementara seorang bapak mengangkat motor yang menindih saya dan tukang ojeg, seorang bapak yang lain memapah tukang ojeg dan ibu penjaga kios memapah saya ke kiosnya di pinggir jalan, memberikan segelas air minum dan sebotol air mineral untuk membersihkan luka-luka di tubuh saya.

Innalillahi, ternyata luka yang saya alami cukup banyak. Selain kepala yang terantuk aspal, kerudung saya sobek, celana juga, belum lagi kuku tangan yang terangkat, luka gesekan kulit jari tangan dan punggung kaki dengan aspal. Duh…

Tapi ah, saya lihat tukang ojeg tidak bisa bangun sama sekali. Beliau memegangi kakinya yang terluka. Rupanya kaki tukang ojeg terkilir ketika jatuh tertimpa dan terseret motor tadi.

Pak… gimana? Masih kuat kalau pulang?”, tanya saya.

Tukang ojeg pun mengangguk, “iya neng.. Hayu, pulang aja. Insha Alloh kuat”

Saya juga menghampiri siswi SMA tadi sambil menanyakan kondisi mereka.

Mereka bilang, “gak apa-apa bu. Cuma ini aja lecet sedikit”

Ya sudah, kami pulang saja. Biar diobati di rumah, begitu pikir saya.

Sambil menahan perih, saya minta tukang ojeg untuk menjalankan motornya pelan-pelan saja. Tukang ojeg pun meringis, merasakan nyeri di kakinya.

Sesampainya di rumah, Ceuceu yang sudah menanti saya di pintu pagar (sepertinya sih sudah lama Ceuceu berdiri di pagar) menangis histeris melihat darah dari kuku yang terangkat dan masih menetes.

Nene dan Abah yang mendengar tangisan Ceuceu segera keluar. Tak kalah histerisnya, Nene berteriak.. “ya Alloohhh… Oiiiinn… kenapaaa?

Saya hanya bisa meringis dan segera menuju dapur, mengambil air hangat untuk mencuci kembali luka-luka di tubuh saya.

Nene meminta saya ke Klinik depan kompleks. Tapi ah sudahlah, obati di rumah saja pakai betadine.

Malamnya, saya tidur lebih cepat dari biasanya. Suami keheranan tentu saja. Apalagi saya tidak bersuara sama sekali, hanya tidur berselimut sambil menahan nyeri. Padahal 2 butir parasetamol 500 g sudah saya telan sebelum tidur.

Besoknya suami baru tahu kalau saya jatuh dari ojeg setelah melihat luka di tangan.

Jelas, saya pun diomelin suami… hih, udah jatuh dan luka-luka pun malah diomelin 😛

Saya memang tidak memberitahu suami kalau siang tadi saya mengalami kecelakaan. Soalnya perginya juga gak bilang-bilang… hahaha… dosa istri nih :’)

Ah, kalau ingat kejadian itu saya suka ngeri sendiri. Takdir memang tidak dapat ditolak, tapi kalau boleh berandai-andai… andai saja waktu itu tidak ada siswi SMA yang bercanda di motor dengan temannya di atas motor, bisa jadi saya tidak mengalami trauma seperti sekarang ini.

Makanya saya juga suka gemes kalau melihat banyak anak-anak yang masih belum cukup umur tapi sudah mengendarai motor. Sudah belum cukup umur, bonceng massal, tanpa helm pula. Berapa pelanggaran yang mereka buat?

Ah, mudah-mudahan sih mereka selamat di jalan, dan tidak membuat pengguna jalan lain celaka.

4 thoughts on “Jatuh di aspal tak seindah jatuh cinta

  1. Djangkaru Bumi

    Tu, kalau ada apa-apa wajib bercerita, jangan memendam, karena kalau ada apa-apa yang lebih parah nanti saumi yang lebih repot juga.
    Ini kok cocok sekali dengan artikel saya tentang kecelakaan, anak muda dibawah umur kadang kurang memperhatikan keselamatan. Dan pernah saya lihat, anak SMP pecah kelapanya dan berhampuran itu isinya, darah mengalir deras. karena main tancap gas tanpa perhitungan.
    Itu gambar pak polisi biasanya ada didaerah jalur selatan. Kreatif.

    Reply
  2. Risya

    jangan sampai kejadian lagi deh ya… cukup sekali ini aja. Aamiin …

    Reply

Leave a Reply to Risya Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *