Tiga hari yang menyiksa…

By | June 26, 2015

Pernah gak merasa sangat tersiksa akibat harus terpisah dan menjauh dari sesuatu? Saya pernah. Rasanya benar-benar menyiksa.

Sesuatu yang harus saya jauhi itu namanya kopi. Iya, K.O.P.I!!!

Dalam sehari, biasanya saya menghabiskan 5-7 gelas kopi. Saat hamil dan masih menyusui pun saya masih merasa tidak bisa jauh-jauh dari kopi. Hanya saja, saya membatasi konsumsi kopi maksimal 3 gelas sehari. Kopi banci sih. Kalau kopi hitam malah gak sanggup. Baru minum setengah cangkir saja sudah sukses membuat dada berdetak lebih cepat… heuheu

Katanya kalau minum kopi, cairan tubuh yang terhidrasi itu 3 kali lipat jumlah kopi yang diminum. Jadi misal kita minum kopi 1 cangkir, cairan di tubuh juga berkurang sebanyak 3 cangkir. Makanya, air putih yang saya minum juga cukup banyak. Sehari bisa habis 14 gelas lebih. Sebelum dan sesudah minum kopi biasanya saya minum air putih 1 gelas. Hasilnya perut penuh sih, jarang merasa lapar. Tapi koq semakin hari badan malah semakin melar ya?

Bisa jadi dari gula yang ada di kopi yang saya minum. Tapi saya masih abai dengan berat badan yang semakin bertambah ini. Sampai akhirnya beberapa hari kemarin, saya mendapat undangan untuk menghadiri sebuah acara di klinik kecantikan.

Meski judulnya kunjungan ke klinik kecantikan, tetap donk saya pakai jeans dan sendal gunung. Sampai di sana, kebetulan ada konsultasi gratis dengan dokter klinik. Tadinya dokter klinik bilang kulit saya tidak ada masalah, terlihat sedikit kusam karena banyaknya tahi lalat.

Tapi kemudian saya menyampaikan keluhan dengan munculnya bintik hitam di wajah. Padahal usia saya masih muda… *uhuks

Dokter pun mengamati kulit wajah saya dengan teliti… kemudian,

“aaah… elu mah kebanyakan yang manis, kurangi kopi, kalau mau ngopi sehari maksimal 2 cangkir. Kopi item, gak pake gula!”

Wow… saya takjub dengan kemampuan dokter ini. Ini dokter apa dukun ya? Koq bisa dengan tepat menebak kalau saya memang terlalu banyak ngopi??

Aduh, ternyata kelebihan gula bukan hanya menyebabkan obesitas… tapi juga bisa berdampak buruk buat kulit.

Ok, sekarang urusannya dengan kulit, bukan cuma berat badan. Meski saya perempuan tulen yang katanya sih punya naluri harus bisa dandan, tapi saya sama sekali gak bisa dandan. Sampai sekarang juga paling cuci muka doank. Bedak? Lipstik? Perlengkapan perawatan wajah?

Gak punya tuh. parfum aja nebeng punya suami haha

Nah, udah gak bisa dandan, gak dirawat, masa iya sekarang saya biarkan kulit saya dirusak gula dalam kopi? Lagipula, siapa tahu sesudah mengurangi jatah ngopi berat badan saya bisa berkurang.

Baiklah, sepulang dari klinik kecantikan itu saya bertekad untuk melakukan diet kafein ekstrim. Dari yang tadinya 7 gelas, sampai tidak satu gelas pun. Hasilnya?

Hari pertama, bangun tidur kepala saya terasa sangat berat. Tapi masih bisa saya tahan. Seharian badan terasa lemas, keringat dingin juga ikut-ikutan muncul. Tiap kali ingin kopi, saya atasi dengan minum air putih dan makan permen mint.

Hari kedua, bangun tidur kepala terasa lebih berat dari kemarin. Tak hanya sakit kepala, perut juga mual-mual. Mulai tidak tahan, saya minum analgesik kemudian tidur. Air putih dan permen rasa min masih saya jadikan jurus andalan.

Hari ketiga, ya Alloooohh… kepala saya rasanya mau pecah! Tak mau sakit kepala berlanjut, saya minum analgesik 1 tablet… masih tidak terasa efeknya, belum satu jam saya sudah minum tablet kedua. Sakit kepala, perut mual, keringat dingin keluar dari sekujur badan, membuat saya hampir saja menyerah… saya merasa kalau saya benar-benar tidak bisa berpisah dari kopi. Tapi ah, tanggung… sudah tiga hari tanpa kopi sama sekali, coba kita lihat besok pagi….

Hari keempat.. hey… hari ini saya bangun dengan kepala yang terasa lebih ringan. Menjelang siang, saya tunggu si sakit kepala datang… tapi ternyata sakit kepala itu tidak kunjung datang.

Alhamdulillah, ternyata saya memang bisa berpisah dari kopi. Meski prosesnya sangat menyiksa. Lumayan lah, mengurangi jatah 10 ribu sehari…

Mudah-mudahan setelah berhenti ngopi, bintik hitam di muka saya memang berkurang. Sekarang mau maskeran aja, biar makin kinclong…. bentar lagi lebaran! :)))

4 thoughts on “Tiga hari yang menyiksa…

  1. Pakde Cholik

    Artikel sederhana tetapi bermanfaat. Terus terang saya baru jika kopi bisa menyedot cairan dalam tubuh. Berarti saya harus lebih banyak minum air putih lagi.
    Saya masih minum kopi pagi dan sore
    Saya selingi kapucino, bahkan pernah tidak minum kopi hitam blas.
    Ketika sedang mengikuti Operasi Pemeliharaan Perdamaian PBB di Namibia saya juga pernah mengalami pening kepala yang cukup hebat. Saya tahu penyebabnya yaitu belum minum kopi. Akhirnya ketemu juga warung kopi. Setelah minum kopi maka pening kepala hilang. Kayaknya kopi juga bisa menyebabkan kecanduan ya Jeng.
    Kalau kebiasaan minum kopi bisa dihilangkan ya malah bagus. Bisa irit dan tambah sehat kan.
    Salam hangat dari Jombang

    Reply

Leave a Reply to Astrid Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *