On Air di Radio Gara-gara GPS

By | June 9, 2015

Hi, Mbak Orin.. Boleh minta nomor yg bisa dihubungi utk ngobrol on air dgn Yudha?

Deg! Ada perasaan senang campur norak ketika saya membaca DM dari sebuah stasiun radio di Jakarta. Sebelum saya menjawab DM itu, segera saya update status di medsos. Tentu saja bukan di twitter, tapi di FB. Kalau di twitter, malu donk ketahuan sama stasiun radionya kalau saya ini norak banget 😀

Koq bisa sih saya mendapat tawaran on air dari radio? Keren ya? Iya, sih… saya kan memang keren *sodorin keresek

Errr.. sebetulnya alasan di balik tawaran on air itu gak keren-keren amat sih. Ini hanyalah gara-gara GPS.

Lhooo… memangnya ada apa dengan GPS?

Jadi begini, biasanya kan saya setia streaming radio kesayangan yang beralamat di Setiabudi Bandung. Tapi sejak kemarin saya penasaran dengan radio yang beralamat di Jakarta ini. Jadi sejak kemarin juga saya iseng streaming program sore stasiun radio itu, #TheNewFAG yang dipandu oleh Yudha dan Carol.

Ada pertanyaan yang dilontarkan Yudha dan Carol kepada pendengar, yaitu “Antara Anda & pasangan Anda, siapa yg lebih jago baca peta di GPS?

Karena saya pendengar yang gak mau ngemodal, jadi pertanyaan itu saya jawab lewat twitter. Jawaban saya begini…

“Saya! GPS Gunakan Penduduk Sekitar kan? Soalnya suami suka (pura2) pemalu :P”

Nah, gak lama kemudian admin stasiun radio di Jakarta ini follow twitter saya dan mengirim DM di atas.

Jadilah saya on air di radio. Eh, gak on air juga sih… tadi sebelum maghrib saya ditelepon, ngobrol sama Yudha dan Carolnya direkam. Baru diputar setelah maghrib. Dan psssttt… sampai sekarang rekaman yang berdurasi 0.58 menit itu saya putar berulang-ulang… *tutup muka

Kira-kira Yudha sama Carol tahu gak ya, kalau untuk on air selama 0.58 menit itu saya perlu mengelap keringat seolah saya sudah berlari keliling Gasibu 10 putaran??? :)))

Soal GPS ini memang sering membuat saya dan suami pusing. Dulu, sepulang dari Bogor kami malah nyasar ke kompleks tentara di Cianjur gara-gara mengikuti petunjuk GPS. Sampai sih di jalan yang kami tuju. Tapi entah kenapa GPS malah memilih jalan yang sepi dan menegangkan. Mungkin karena jalan lewat kompleks tentara itu lebih pendek dibanding jalan utama

Tahun kemarin, kami harus menghadiri sebuah acara di Erasmus Huis. Berbekal petunjuk dari Google maps dan GPS ternyata tidak juga mengantar kami ke Erasmus Huis. Kami bisa sampai di tujuan setelah bertanya ke teman via whatsapp dan bertanya lagi ke Satpam gedung sebelah… -_-

Tapi kemarin sih saat saya mencari jalan tikus menuju kantor kecamatan, cukup terbantu dengan Waze yang sudah diinstal di Redmi Note. Setidaknya saya bisa sampai di Kecamatan tanpa harus bertemu dengan polisi. Hahaha… haduh, maafkan. Habisnya mau gimana lagi, perlu cepat sampai di kecamatan, sementara kalau pake ojeg ongkosnya lumayan. Jadilah saya pakai motor meski belum punya SIM C (Penting! Menghindar dari polisi ini bukan untuk ditiru XD)

Kalau SIM A mah alhamdulillah, sudah 2 kali perpanjang. Itu juga pakai mobilnya setahun sekali, pas ketemu tanjakan keringetan pula…. hihi

Btw… mau dengar rekaman saya tadi gak? Kapan-kapan deh saya upload ke soundcloud haha

Kalau kamu, punya pengalaman apa dengan GPS? 😀

13 thoughts on “On Air di Radio Gara-gara GPS

  1. Mang Yono

    Berarti Gunakan penduduk sekitar lebih praktis dan gak membingungkan ya mak… ini juga sering saya gunakan, gara – gara kebalik lihat GPS utara jadi selatan .. selatan jadi utara, bukan tempatnya makin deket malah makin jauh hehe

    Reply
  2. Leyla Imtichanah

    Suamiku juga suka pakai GPS kalo ke mana-mana, nggak tau jalan. Dan juga selalu nyuruh saya GPS (Gunakan Penduduk Sekitar) kalo mentok 😀

    Reply
  3. Lidya

    Aku mau dongmbak denger rekamannya. Aku biasanya kemana-mana lihat GPS buat ancer2 aja selanjutnya japri temen2 yang sekiranya tau 🙂

    Reply
  4. handdriati

    Aku pernah pake GPS gara-gara takut diculik supir taxi mba haha…
    Jadi ceritanya lagi dinas dijakarta mau pulang ke jogja ke bandara, waktu itu naik taxi sendirian dari pancoran maklumlah anak kecil dijakarta naik taxi sendirian serem apalagi banyak berita aneh2 soal taxi jakarta di tv…alhasil pake Gmaps dari HP supaya tahu kalau si supir taxi itu jalannya sesuai gak dibelokkin kmn2 hahha…

    Reply
  5. ristin

    salam kenal mbak.. aku gak gape baca GPS. duh.. dodol bgt deh aku klo disuruh baca peta. nyasar ke hutan belantara nanti ha ha ha..

    Reply
  6. Levina Mandalagiri

    Kalo dah hapal mah ga perlu pake GPS. Tutup mata nyampe. Wkwkwk. Tapi GPS mbantu banget sih buat tempat2 baru. Walaupun kadang suka nyasar juga. Turn left…eh, mana ada belokannya. GPS juga kadang error. Klo dah mentok baru call a friend. Xixi.

    Reply
  7. Lusi

    Karena kami sering pindah, GPS wajib. Tp yg lbh canggih pakai GPS, baik yg berupa aplikasi maupun gunakan penduduk sekitar itu suami. Saya sih duduk2 aja heheee…. Kalau di kota, baru pakai waze.

    Reply
  8. Memez

    Salam kenal…kalau saya sih sekarang mengandalkan waze…abis kalo nanya sama Penduduk Sekitar, kadar dekat mereka suka berbeda :))

    Reply
  9. Aris Ripandi

    Kalau keluar kota saya pun pasti gak luput dari GPS, sampai akhirnya kapok memanfaatkan panduan dari GPS. Akhirnya saya pun menggunakan kemampuan membaca peta saja utk navigasi dan GPS td hanya sebagai penunjuk koordinat TKP. Alhamdulillah lbh efektif.

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *