Juara yang tertunda

By | January 27, 2015

Bu, telepon ke sini/Pak Edi“, demikian bunyi SMS yang masuk ke hp saya siang kemarin jam 11.15.

Segera saya menelepon ke nomer tadi, dan mendapatkan kabar mengejutkan. Bahwa saya harus menjemput Ceuceu yang sedang ikut lomba di kecamatan.

Hah? Lomba? Gak salah?

Jelas saya kaget. Meski sebenarnya sejak sebulan yang lalu, tepatnya ketika Ceuceu dibagi raport semester 1, saya diwanti-wanti oleh salah seorang guru di sekolah Ceuceu, agar Ceuceu bersiap-siap untuk mengikuti lomba PKS (Pekan Kreativitas Siswa).

Selama 3 tahun kemarin, saat duduk di kelas 1-3, Ceuceu selalu ikut lomba PKS, materi calistung. Alhamdulillah, lolos sampai tingkat Kabupaten, meski di Kabupaten hanya bisa masuk sampai 10 besar.

Sekarang Ceuceu sudah kelas 4, yang dilombakan bukan calistung lagi. Beberapa teman sekelas Ceuceu ikut lomba di bidang kesenian, seperti pupuh, pantomim, rampak sekar, dan tari. Sayangnya, berkali-kali saya tanyakan materi apa yang harus disiapkan, tidak pernah mendapat jawaban memuaskan. Sampai 2 minggu kemarin saya kembali dihubungi guru yang lain, katanya Ceuceu ikut OSN Matematika saja. Beberapa lembar soal latihan pun diberikan untuk dipelajari di rumah.

Tadinya Ceuceu dimasukkan jadi salah satu anggota rampak sekar. Tapi karena diminta ikut OSN Matematika, akhirnya Ceuceu keluar dari rampak sekar.

Baiklah, selama 2 minggu kemarin saya intensif mengajarkan banyak materi buat Ceuceu. Mulai dari materi kelas 4 yang di sekolah baru diajarkan sebagian, materi kelas 5 sampai materi kelas 6. Karena menurut informasi dari guru, soal OSN nanti terdiri dari 25% materi kelas 4, 25% materi kelas 5 dan 50% materi kelas 6.

Sampai hari Kamis minggu kemarin, Ceuceu dan satu orang murid kelas 5 dites oleh kepala sekolah. Mereka berdua mengerjakan soal yang sama, yang kurang lebih mirip dengan soal yang akan dilombakan. Ceuceu bilang kalau Ceuceu hanya salah 1 dari 40 soal yang diberikan, sementara murid kelas 5 tadi salah 2.

Hari Jumat saya mendapat informasi, bahwa yang akan dibawa lomba OSN Matematika hanya kelas 5. Kalau bisa 2 orang, Ceuceu sudah pasti akan dibawa. Tapi karena murid-murid dari sekolah lain juga dari kelas 5, akhirnya ya diputuskan hanya murid kelas 5 itu yang ikut lomba.

Hari Sabtu saya konfirmasi lagi, keputusannya masih sama. Murid kelas 5 yang ikut lomba. Malah ketika saya bertemu dengan guru yang mewanti-wanti saat dibagi raport kemarin itu, beliau bilang begini…

Neng, si dede hari Senin ikut kan ke kecamatan?“, tanya ibu guru sambil naik ke atas motor.

Lho, gak tau bu. Kemarin katanya gak jadi, kelas 5 aja“,

O iya, si dede mah kelas 4 sih ya?“, ibu guru itu malah bertanya kembali.

Tapi dari pertanyaan ibu guru itu, saya jadi semakin yakin kalau Ceuceu memang tidak ikut lomba kali ini.

Ya sudah Sabtu dan Minggu saya membiarkan Ceuceu bersenang-senang. Tanpa belajar apa pun. Kasihan juga materi 3 tahun dipaksakan masuk hanya dalam waktu 2 minggu.

Senin pagi kemarin, Ibu Kepala Sekolah memberikan sambutan saat upacara bendera. Salah satu poin yang disampaikan adalah mohon do’a untuk anak-anak yang akan mengikuti lomba PKS. Meskipun Ceuceu tidak ikut lomba, tentu saja saya tetap mendoakan.

Setelah upacara selesai, saya melihat sendiri anak-anak yang ikut lomba bersama ibu guru naik angkot pergi ke kecamatan. Sementara Ceuceu masuk kelas, belajar seperti biasa.

Pulang ke rumah, beres-beres seperti biasa. Baru saja bilang ke Teteh, “Teh, jagain Ade dulu ya… Mamah mau mandi”, ada SMS yang masuk…

Ya, SMS dari Pak Edi tadi. Duh, koq gini sih? Katanya gak jadi? Perasaan saya campur aduk, antara emosi dan khawatir Ceuceu tidak bisa mengerjakan soal lomba. Lahaula wala quwwata illa billah saja.

Bukannya tadi Ceuceu belajar di kelas? Ah, rupanya Ceuceu “digusur” ke kecamatan saat jam belajar sudah mulai. Ceuceu bilang, “tadi Ceuceu lagi ngerjain LKS PPKn, terus disuruh beres-beres. Dianter pake motor Pak Edi ke Kecamatan”.

Terus, bisa gak Ceu? Ada gak yang diajarin di rumah?”, saya mencecar Ceuceu dengan banyak pertanyaan.

Gak ada, kan tadi Ceuceu ikut OSN IPA, bukan Matematika. Soalnya ada Bahasa Inggris 5, tapi yang bisa cuma 1… jawabannya Milky Way“, jawab Ceuceu sambil menunjukkan name tag peserta OSN.

Appaaaaahhh??? Ya sudahlah, sebisanya saja. Tidak berharap terlalu banyak. Materi IPA kelas 4 saja baru diajarkan 1 semester. Soal-soal OSN, kalaupun isinya hanya materi kelas 4 pasti mencakup materi 2 semester. Bekal Ceuceu hanya IPA semester ganjil kemarin, sementara 1 semester berjalan sama sekali belum dikuasai. Apalagi kalau soal-soal OSN juga mencakup materi kelas 5 dan 6. Wassalam saja sepertinya.

Ketika bertemu Ibu Kepala Sekolah, saya menyampaikan keberatan atas kejadian hari ini, di mana Ceuceu harus ikut lomba tanpa persiapan materi sama sekali. Tapi tidak lupa saya juga meminta maaf kalau hasilnya nanti tidak sesuai harapan.

Tadi pagi, didorong rasa penasaran atas hasil lomba kemarin, saya kembali ke kecamatan. Sudah ada Pak Edi yang akan mendampingi anak-anak yang lomba hari ini.

Pak, tos aya hasilna?“, segera saya tanyakan hasil lomba kemarin.

Ka 6, Neng“, jawab Pak Edi datar.

Hmmm… sudah bisa diduga kalau kali ini Ceuceu harus menerima kekalahan. Tahun ini Ceuceu absen ikut upacara di kecamatan. Tahun depan ikut lagi ya, nak!

Mudah-mudahan kejadian ini jadi pelajaran buat semua pihak. Bahwa Ceuceu tidak boleh lagi belajar dengan sistem kebut semalam, hanya belajar saat akan ujian atau lomba. Pihak sekolah juga harus belajar, kalau memang serius ingin mengikuti dan menang lomba, seharusnya anak-anak juga difasilitasi.

Eh, tapi saya juga harus belajar nih. Seharusnya saya belajar untuk tidak memaksakan kehendak dan ego pribadi kepada anak-anak. Anak-anak dituntut ikut lomba, sementara emaknya malah leha-leha saja… hihi… ayo, nak… kita balapan… Emak juga mau ikutan lomba lagi :)))))

9 thoughts on “Juara yang tertunda

  1. Anonymous

    Senangnya membaca cerita tentang anak-anakmu Mbak Orin..salam buat si pintar CeuCeu , ya.. 🙂 Mudah-mudahan tahun ini akan ada lagi lomba buat CeuCeu, dan semoga menang ya.

    Reply
    1. Eka Fikry

      eeaaa….sori….aku jd anonymous gitu…langsung ke klick post comment tadi, tanpa ngisi bio dulu, jadinya gitu ya….hihihih….salam buat CeuCeu deh,…

      Reply
  2. Kursus Inggris

    Pengalaman yang menarik sekali, walau harus bergelut dengan keadaan, tapi akan menjadikan pembelajaran bagi kita semua, baik orang tua, anak, maupun pihak sekolah. Jadikan belajar sebuah kebutuhan, sehingga setiap yang kamu merasa tidak tahu, kamu akan tahu apa yang harus dilakukan. 🙂

    Reply
  3. Anonymous

    jd inget anakku sebulan lagi mau di ajak lomba ke kec kira2 dia bisa ngga ya soalnya saya jarang ngajarin anak,,, tapi pengen juga siih anak juara caranya gimana yaa

    Reply
  4. linda

    jd inget anakku sebulan lagi mau di ajak lomba ke kec kira2 dia bisa ngga ya soalnya saya jarang ngajarin anak,,, tapi pengen juga siih anak juara caranya gimana yaa

    Reply
    1. oRiN Post author

      pasti bisa mbak… insha Allah. Latihan aja yang banyak. Minta soalnya dari sekolah. Sukses ya 🙂

      Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *