Sudah cukup banyak tulisan yang membahas bahaya mainan terhadap anak, terutama permainan (games) yang bisa dengan mudah kita unduh melalui handphone atau games online dari laptop. Begitu juga dengan beragam permainan ketangkasan yang banyak tersebar di mall-mall. Tidak sedikit games yang nampak aman tapi teryata tidak sesuai untuk anak-anak.
Sebelum waktu berlibur habis, kemarin saya membawa anak-anak dan keponakan bermain ke mall yang ada dekat rumah Nene. Tujuan kami adalah untuk bermain otopet. Maklum, yang namanya anak-anak maunya main bersama-sama, apalagi mereka jarang bertemu. Kumpul-kumpul seperti ini hanya saat liburan, atau lebaran.
Di rumah Nene hanya ada 2 sepeda berukuran sedang. Sementara anak-anak ada 8 orang. Main bergantian? Yang ada malah rebutan. Daripada terjadi chaos, lebih baik saya ajak mereka main otopet saja di mall.
Beruntung mall tidak terlalu ramai, dan yang mengantri otopet juga tidak terlalu banyak. Kebetulan memang sudah sore. Jadi jika biasanya anak-anak membayar 10 ribu untuk 15 menit bermain otopet, kali ini 10 ribu sepuasnya, sampai ada orang lain yang mau pakai otopet lagi.
Alhamdulillah, anak-anak cukup anteng tanpa berantem. Masing-masing dapat satu otopet. Jadilah mall dipenuhi gank IAO yang berseliweran dengan otopet… Eh, apaan tuh IAO??? Incu Abah Ocid 😀
Saat berkeliling menemani si bungsu keliling mall pakai otopet, saya melihat sekelompok anak-anak sedang bergerombol di depan mesin permainan ketangkasan. Dengan heboh mereka berteriak-teriak, “Awas… itu ada bapaknya!!!”.
Penasaran dengan games yang mereka mainkan, saya hampiri mereka. Dan ternyata… mereka sedang memainkan games yang menurut saya tidak pantas untuk dimainkan anak-anak.
Judulnya, Don’t let daddy see… Ceritanya, dua karakter di games itu (laki-laki dan perempuan) harus berciuman tanpa ketahuan oleh bapaknya yang sedang berdiri membelakangi mereka.
Kalau mereka berciuman saat bapaknya menengok ke belakang, otomatis permainan terhenti.
Jelas ini bukan contoh yang baik untuk anak-anak. Pertama, ciumannya saja kurang bagus dilakukan di depan anak-anak. Kedua, games ini memberi contoh, kalau tidak ketahuan bapaknya, ciuman jadi boleh dilakukan? Aduh, aduh…
Anak-anak ini bermain ke mall tanpa orang tuanya, karena saya lihat tidak ada orang tua di dekat mereka. Atau bisa jadi mereka datang ke mall bersama orang tuanya, hanya saja karena kebanyakan orang tua menganggap yang namanya games pasti aman untuk anak-anak. Apalagi permainan ketangkasan seperti di mall yang diletakkan di tempat umum dan terbuka, jadi tidak perlu diawasi.
Pengalaman kemarin jadi peringatan untuk saya, agar tetap mengawasi anak-anak semaksimal mungkin. Bahkan saat melepas anak-anak bermain games di tempat umum. Selain belum tentu gamesnya cocok untuk anak-anak dan tidak baik untuk perkembangan emosi anak-anak, terlalu banyak main games di mall juga tentunya bisa membuat kesehatan dompet orang tua terganggu… ^_^
orang tua memang sebaiknya mengawasi ketika anak bermain. Jangan cuma melihat mereka anteng trus dilepas