APRIL Sosialisasikan Bahaya Asap dan Kebakaran di Sekolah Sekitar Riau

By | December 25, 2017

APRIL Group selalu berusaha mencari cara kreatif dalam menanamkan kesadaran bahaya asap dan kebakaran. Salah satunya dengan melakukan pendekatan kepada para siswa sekolah.

Kegiatan ini dilakukan oleh APRIL Asia di sejumlah Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Provinsi Riau. Produsen pulp dan kertas ini sengaja melakukannya untuk mendekati para siswa sekolah.

Para siswa dipilih sebagai target karena dirasa punya peran krusial. Meski masih belia, pengaruh mereka terhadap keluarganya sangat besar. Diharapkan sesudah mendapat pemahaman tentang bahaya asap dan kebakaran, anak-anak akan menularkannya kepada orang tua dan segenap pihak di lingkungannya.
Program sosialisasi ini dilakukan oleh APRIL di Riau sejak 2015. Hingga 2016, kegiatan ini telah menjangkau 2.513 anak di 50 SD. Jumlah itu akan terus bertambah karena APRIL Group berencana menambah 1.944 anak dari 28 SD lain.

Sementara itu, varian lain dari kegiatan ini dilakukan di sejumlah SMP. Total ada 18 SMP di Riau yang mendapat sosialisasi bahaya kebakaran maupun kabut asap.
APRIL Group mengagas program sosialisasi ini sebagai bagian dari Program Desa Bebas Api. Di dalam upaya penanggulangan kebakaran tersebut memang terdapat kegiatan kampanye penyadaran bahaya api kepada masyarakat. Selain datang ke desa secara langsung untuk memberikan pemahaman bahaya api, APRIL juga hadir ke sekolah-sekolah.

Awal mula kegiatan ini hadir ketika tim komunikasi korporat APRIL dan tim pengembangan masyarakat bekerja sama dengan Blue Green, sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berbasis di Pekanbaru. Mereka menemukan ide untuk melakukan sosialisai bahaya api dan kebakaran ke sekolah-sekolah.
Akhirnya diputuskan bahwa sosialisasi tersebut tidak hanya akan menjadi satu kegiatan yang terhenti dalam satu kesempatan belaka. APRIL dan Blue Green berharap ini mampu menjadi bagian dari silabus sekolah di Riau.

Agar misi terlaksana, APRIL Indonesia mengajukan izin ke Kementerian Pendidikan. Permintaan mereka pun direspons dengan baik. Sadar bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari misi jangka panjang untuk mencegah kebakaran dan kabut asap di Riau, Kementerian Pendidikan segera memberi izin pelaksanaan.
Segeralah kegiatan dimulai. Namun, APRIL Asia telah memikirkan rangkaian kegiatan dengan baik. Mereka tahu bahwa para siswa sekolah masih anak-anak. Alhasil, program sosialisasi yang menjadi bagian dari mata pelajaran di sekolah disesuaikan dengan dunia anak.

Untuk para siswa SD, APRIL kemudian memilih untuk menyebarkan pemahaman bahaya asap dan kebakaran melalui komik. Di dalam komik tersebut ditampilkan karakter Bunga (“Flower Girl”) dan Alam (“Nature Boy”) yang menggambarkan sebuah cerita tentang dampak dari kebakaran terhadap kesehatan dan kegiatan belajar mereka. Dijelaskan pula bahwa tidak melakukan pembakaran sejatinya merupakan solusi untuk mencegah kebakaran dan kabut asap.

“Buku cerita komik tersebut menjadi penting karena kami perlu berbicara kepada anak-anak dalam bahasa mereka, namun kami juga butuh mereka untuk memahami isu ini seperti layaknya Pemerintah, LSM, dan guru-guru” ujar Sailal Arimi, Manajer Pencegahan Kebakaran APRIL, yang memimpin kerja tim dengan Blue Green.

Dalam pelaksanaan, tim Blue Green mengunjungi sejumlah SD setiap hari bersama dengan tim Program Desa Bebas Api APRIL. Mereka kemudian mengajari isu-isu kelestarian lingkungan, bagaimana kebakaran mengancam hewan-hewan, dan bahaya dari kabut asap dan kualitas udara yang buruk terhadap kesehatan manusia.

Pada akhir kunjungan, para siswa diajak untuk berpartisipasi aktif. Anak-anak dipersilakan menggambar sebuah poster yang mencerminkan pengalaman mereka dengan kebakaran dan kabut asap.

Seminggu atau dua minggu kemudian, sekolah-sekolah tersebut dikunjungi kembali untuk melihat poster-poster yang telah dibuat oleh anak-anak. Sebagai day tarik, APRIL Asia memberikan hadiah bagi poster yang dirasa menarik.

Sementara itu, dalam melakukan sosialiasi untuk para siswa SMP, APRIL dan tim Blue Green membuat penyesuaian sesuai tingkat umurnya. Mereka memanfaatkan film pendek yang telah dipersiapkan sebagai sarananya. Sesudahnya, para siswa tetap diajak berpartisipasi aktif. Para siswa SMP kemudian diminta untuk membuat esai untuk memaparkan pemahaman mereka mengenai pentingnya pencegahan kebakaran dan kabut asap.

MANFAAT POSITIF

Sosialisasi Kabut Asap dan Kebakaran Hutan di sekolah oleh April Group

Image Source APRIL Dialog (http://www.aprildialog.com/id/2017/05/23/para-siswa-di-riau-membawa-pelajaran-penting-untuk-masa-depan-yang-bebas-karhutla/

Pendekatan yang dilakukan oleh APRIL Asia terhadap para siswa dirasa tepat. Sosialiasi yang dilakukan mudah dipahami. Hal ini diakui oleh para siswa. Mereka jadi tahu bahaya asap dan kebakaran setelah didatangi oleh tim APRIL Indonesia.

Hal itu tergambar dari reaksi para siswa. Di siswa SD misalnya. Pengetahuan mereka tentang bahaya asap dan kebakaran dituangkan secara apik lewat poster. Salah satunya adalah yang dibuat oleh Siswa kelas 5 SDN 002 Koto Baru, Kecamatan Singingi Hilir, Kabupaten Kuantan Singingi) bernama Aldi Kurniawan Saputra.

“Saya senang PT Riau Andalan Pulp & Paper (unit bisnis APRIL Group, Red.) datang ke sekolah. Saya jadi mengerti tentang bahaya kebakaran dan kita jangan membakar lahan, hutan dan sampah. Sampah non-organik bisa dibuat kerajinan tangan, seperti bunga dan pot. Jadi saya tulis di pohon ide dan harapan agar papa dan mama tidak membakar sampah lagi,” kata Aldi di Go Riau.

Pihak masyarakat juga memandang pendekatan sosialisasi kepada anak-anak lewat komik, poster, maupun video pendek terasa tepat. Kepala Desa Teluk Binjau, Musri, merasa hal itu memudahkan anak memahami pesan yang disampaikan.

“Jika menjelaskan hukum dan undang-undang kepada anak-anak, mereka tidak akan mengerti. Namun dengan melaksanakan program-program seperti ini, mereka akan paham. Mereka akan membantu kita untuk menciptakan masa depan yang bebas api,” kata Musri.

APRIL Asia mulanya terkejut dengan reaksi para siswa. Mereka ternyata sangat menyukai kegiaan sosialisasi bahaya api yang dilakukan. Hal itu tergambar dari ragam poster dan esai yang dibuat para siswa.

“Ketika kami melihat poster-poster yang dibuat, kami sangat senang dan terkejut pada bagaimana mereka memahami permasalahan ini. Terlihat jelas bahwa anak-anak sangat tertarik dengan isu ini,” ungkap Sailal.

Namun, fakta tersebut memperlihatkan bahwa para siswa sangat paham dengan bahaya asap dan kebakaran. Ini akan menjadi modal penting bagi harapan APRIL Asia berikunya.

Usai mendapat pemahaman, para siswa kemudian diharapkan mampu menularkannya kepada masyarakat. Target terdekat adalah mereka mampu mengajak orang tuanya untuk mengubah kebiasaan buruk membakar lahan dan hutan.

“Kami tahu bahwa anak-anak dapat menjadi pengaruh besar bagi orang tuanya. Mereka akan pulang ke rumah dan berkata, ‘Tolong berhenti membakar.’ Saya pikir itu akan menjadi sebuah percakapan yang emosional,” ujar Sailal.

Kalau itu terjadi, misi besar APRIL Indonesia akan tercapai. Mereka memang ingin menanamkan pemahaman ke semua pihak tentang arti penting menjaga lingkungan. Hal tersebut bisa dimulai dari kesadaran terhadap ancaman kebakaran dan asap.

Ketika semua pihak sudah memilikinya, diyakini bencana kebakaran lahan dan hutan akan segera sirna. Kondisi itu berdampak positif terhadap kelestarian alam seperti yang diharapkan oleh APRIL Group.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *