Meski memiliki bau yang khas, namun bagi sebagian orang jengkol adalah makanan favoritnya. Seperti juga orang sangat suka makan petai atau durian.
Dulu saya tidak suka jengkol sama sekali. Malah sekedar mencium baunya saja bisa pusing. Hal yang sama saya alami ketika saya mencium bau durian.
Masih ingat ketika saya kecil dulu, Abah dan kakak-kakak saya yang sangat suka durian sampai harus sembunyi kalau makan durian. Meski sudah sembunyi baunya tetap saja tercium. Alhasil saya pun bisa mual, muntah sampai demam berhari-hari.
Sampai akhirnya saya dicoleki durian oleh Paman saya. Maksudnya sih bercanda. Spontan saya segera mengeluarkan durian yang telanjur menempel di bibir. Sebagian terjilat… tapi, eh… koq enak?
Demi gengsi, saya masih berusaha membersihkan sisa-sisa durian di mulut dan pura-pura marah ke Paman.
Selang beberapa hari kemudian Abah kembali membeli durian. Kali ini saya mencoba memberanikan diri mencolek sedikit durian. Ternyata, enak! Sekarang satu kepala durian tidak cukup buat saya.
Sepertinya Paman saya menyesal mengenalkan saya dengan durian… heuheu
Begitu pun dengan jengkol. Saya sangat anti makan jengkol. Tapi melihat Abah dan Nene sangat suka makan jengkol, saya jadi penasaran.
Dan ternyata benar saja, jengkol itu enak. Apalagi kalau disemur. Ya, jengkolnya memang jengkol yang sudah dimasak. Kalau mentah, rasanya Abah dan Nene belum pernah makan jengkol mentah.
Karena enak, saya jadi belajar cara memasak semur jengkol dari Nene. Kalau ada acara botram di sekolah sih, saya selalu bawa semur jengkol. Dan kuahnya jadi rebutan ibu-ibu hihi..
Mau buat semur jengkol sendiri? Ini resepnya…
Bahan:
1/2 kg Jengkol (percayalah, seperrempat jengkol mah tidak akan cukup :p)
Minyak untuk menumis
Kecap (saya pakai merk B)
Gula merah
Garam
Salam
Serai
Santan (saya pakai yang instan)
Bumbu halus:
4 siung bawang putih
8 siung bawang merah
2 butir kemiri
1 sdm ketumbar
2 cabai merah
Cara Membuat:
– Cuci bersih jengkol, rebus dan buang airnya. Lakukan 2-3 kali agar bau jengkol tidak terlalu pekat. Bersihkan kulit jengkol. Kalau sudah matang sih biasanya kulitnya mengelupas sendiri. Agar lebih cepat, gunakan panci presto. Cukup sekitar 5-10 menit tiap kali rebusan.
– Geprek jengkol yang sudah masak.
– Tumis bumbu yang sudah dihaluskan, masukkan daun salam dan serai. Masak sampai tercium bau harum.
– Masukkan jengkol, tambahkan air, gula merah, garam dan kecap. Terakhir masukkan Santan instan, dan tutup panci presto. Biarkan 10 sampai 15 menit. Perhatikan takaran airnya ya. Jangan sampai airnya kasaatan. Yang namanya dipresto kan gak kelihatan tuh airnya sudah berkurang sampai di mana.
Nah, kalau airnya masih cukup banyak, lebih baik biarkan jengkol tetap dimasak tanpa tutup presto sampai airnya berkurang.
Sudah. Mau coba? Jangan lupa siapkan nasi hangat yaaa…
Seenak apapun tetap nggak bisa, nggak tahan baunya setelah itu heheheee…. Padahal waktu di Pekanbaru itu makanan khas sana, dimana-mana ada.
hihi.. katanya direndam lebu/abu gosok atau minum soda setelah makan jengkol juga bisa mengurangi baunya mak… 😀
huaaaaa tergoda aku hahaha, padahal udah bertahun2 gak makan
saya gak berani makan jengkol. Tapi mamah saya suka masak. Dan menurut banyak orang sih enak. Emang enak, sih. Tapi udah segitu aja, takut ketagihan 😀
Saya juga nggak suka jengkol dan pete Mbak. Mungkin nih ya tapi mungkin lho kalau mau nyobain bisa jadi suka juga. wkwkwkwk