Perkenalkan, kucing di atas namanya Armadillo. Tiba-tiba saja Armadillo datang ke rumah ini. Anehnya, Armadillo langsung akrab bersama Luffy. Tanpa canggung Armadillo memainkan ekor Luffy. Luffy pun nampaknya tidak terganggu dengan kehadiran Armadillo.
Sayangnya, belum sempat saya mengabadikan keakraban Luffy dan Armadillo, Luffy memilih pergi meninggalkan kami semua. Iya, Luffy meninggal tanpa diketahui sebabnya hari Minggu kemarin.
Waktu itu, setelah adzan Maghrib, tetangga yang baru saja pulang dari masjid terdengar berteriak memanggil-manggil kami.
“Bu… buuu… ieu aya ucing di luar”
Saya segera membuka pintu dan melihat apa yang ditunjukkan tetangga saya tadi. Terlihat sesosok kucing terbaring tak bergerak di depan pintu kantor desa samping rumah. Koq seperti Luffy???
Perlahan saya mendekati sosok itu… dan ternyata memang benar, itu Luffy. Mulutnya penuh dengan darah, begitu juga pintu kantor desa. Air pipis Luffy nampak menggenang di lantai.
Tangis saya pun pecah seketika. Bukan hanya saya, Ceuceu dan Teteh juga Ade menangis histeris. Tetangga hanya terpana melihat saya menangis. Mungkin mereka heran, kenapa kucing saja sampai ditangisi?
Sambil memangku Luffy yang penuh darah, saya masuk ke teras. Terus bertanya, apa yang terjadi dengan Luffy. Luffy sudah benar-benar tidak bergerak… Sepertinya Luffy tertabrak motor yang melintas di jalan depan rumah. Bisa jadi setelah tertabrak, Luffy terus berlari tak terkendali dan berhenti setelah menabrak pintu kantor desa.
Meski Luffy seringkali membuat saya kesal, tapi tetap saja ditinggalkan dengan cara seperti ini rasanya sakit sekali.
Tapi saya tidak boleh terlalu hanyut dalam kesedihan, toh masih ada Persie dan Armadillo.
Selesai dikubur di halaman belakang, Armadillo sepertinya kebingungan. Biasanya Armadillo tidur bersama Luffy di teras. Dua-duanya memang tidak mau dikurung di dalam rumah. Luffy sendiri hanya mau masuk ke rumah saat saya memasukkan motor. Kalau motor hendak saya masukkan, biasanya Luffy segera naik ke jok motor. Luffy turun dari motor dan keluar dari rumah kalau pintu hendak saya tutup… haha.. lucu :’)
Malam itu Armadillo akhirnya mau tidur di dalam, tentu saja di atas kasur. Menyelinap di balik selimut Ceuceu 😀
Lucunya, kalau saya sibuk membangunkan anak-anak pagi-pagi, Armadillo ikut sibuk menggelitik kaki Ceuceu dan Teteh. Kalau orang Sunda bilang, Armadillo ini kumincir.
Meski masih kecil dan kucing kampung, tanpa saya latih toilet training Armadillo sudah cukup pintar buang air besar sendiri di box pasir. Kalau box pasirnya belum sempat saya bersihkan, Armadillo berinisiatif buang air besar di taman haha…
Urusan makan juga tidak rewel. Kalau Luffy hanya mau makan makanan kucing, dan Persie hanya mau makan ikan pindang atau jeroan ikan mas yang sudah dimasak, Armadillo mau makan apa saja. Makanan kucing hayu, ikan pindang juga hayu.
Tapi… sudah 3 malam ini Armadillo menghilang entah kemana. Saya sudah cari bolak balik sampai ke pasar, masih belum ketemu juga. Mudah-mudahan sih cepat ketemu lagi.. di rumah jadi sepi gak ada Armadillo… bangunin anak-anak juga jadi susah… 🙁
Semoga Armadillo balik lagi, ya, Rin. Di rumahku juga sekarang ada kucing numpang beranak, nih. Harusnya ada 3, tapi entah yang satu ilang ke mana. T_T
Duh kucing tabby.. 😀
Hai, Armadillo.. Kenalan sama Kuro yuk! 😀