Ada apa dengan Tahun Alif?

Satu bulan terakhir ini boleh dibilang jadi bulan yang menyengsarakan bagi saya. Gimana gak menyengsarakan coba? Hampir tiap hari ada saja undangan yang mampir ke tangan, padahal kenal juga gak… Yaa… mungkin inilah nasib jadi selebritis hehehe #tutup mukapakebantal

Yang gak kenal sih bisa saja saya abaikan. Masalahnya undangan lebih banyak datang dari orang yang dikenal, dan hampir semuanya kenal dekat. Ada sodara, tetangga, teman di sekolah anak-anak, dan ada juga teman kantor suami. Ada yang menikah, sunatan, syukuran lahiran anak, bahkan ada yang juga berduka cita karena anggota keluarganya meninggal (yang terakhir ini tentunya gak direncanakan sama sekali atuh yah).

Kalo kenal dekat begini, gak mungkin lah saya gak dateng. Meski dompet sudah menipis dan bolong di sana sini, ya minimal saya dateng kemudian ngasih amplop beserta isinya (yang gak seberapa dan tentu saja gak pake nama… #eh)

Dipikir-pikir, yang hajatan tahun ini jauh lebih banyak dibanding tahun kemarin. Seolah-olah semua ingin selesai hajatan tahun ini. Bahkan menurut berita di televisi maupun di koran (koran online maksudnya… kan gak langganan koran cetak :P), surat nikah di KUA habis! Sampai-sampai yang nikah di bulan ini terpaksa pakai surat nikah fotokopi yang nanti bisa ditukar dengan surat nikah asli kalau udah tersedia… halah… kasian amat

Saat curhat ke ibu warung tempat Ceuceu sekolah, ternyata si ibu malah curhat balik… euuuhh…

Belum lagi si ibu malah nanya… “Kenapa sih harus bulan ini semua? Emang kenapa kalo tahun depan? Ada apa dengan Tahun Alif?”

Tahun Alif? Apaan tuh? Saya malah baru denger…

Setelah gugling, akhirnya saya tau bahwa Tahun Alif itu adalah tahun yang ada di metode perhitungan hisab Jawa (Aboge). Tahun Alif baru mulai digunakan pada zaman Sultan Agung (1633 M), di mana penanggalan dikelompokkan dalam satu siklus delapan tahunan (windu). Masing-masing tahun diberi nama dengan huruf hijaiyah , yaitu tahun pertama alif, tahun kedua ha, tahun ketiga jim awwal tahun ke empat zay, tahun ke lima  dal, tahun ke enam ba, tahun ke tujuh wawu dan tahun ke delapan jim akhir, lalu kembali ke tahun alif sebagai tahun pertama untuk windu (siklus) berikutnya.

Selebihnya saya sih gak ngerti rumus penanggalannya. Jangan tanya-tanya ya… bahkan sekedar nama urutan bulan dalam Tahun Jawa seperti hapit, rajab atau nama urutan hari seperti pon, wage, pahing pun saya gak hafal sama sekali. Hadeuuhhh…

Kembali lagi ke Tahun Alif… Tahun Alif tentunya akan dimulai tanggal 1 Muharam (kalo ini sih saya tau :P) yang jatuh pada hari Selasa (5 November 2013). Lalu kenapa semua orang seolah-olah ingin selesai hajat di tahun ini? Bahkan katanya bangun rumah di Tahun Alif pun gak boleh.

Menurut mereka yang percaya, Tahun Alif adalah tahun yang nahas, penuh dengan intrik dan kualat.

Nah lho, kalo yang gak percaya gimana donk?

Buat yang gak percaya, kalo mau bangun rumah, silahkan bangun rumah. Sebelum harga semen dan pasir naik tahun depan… Kalo mesti nunggu tahun depannya lagi, nanti harga semen dan pasir keburu naik… anggaran jadi membengkak, uangnya malah gak cukup… rumah pun jadinya gak selesai dibangun.

Yang mau hajatan silahkan hajatan. Daripada kebelet terus pipis di celana? #lho?

Saya sendiri percaya kalo setiap hari adalah baik. Tentunya semua harus dimulai dengan basmallah, bukan? Yang penting sih, nanti kalo mau hajatan coba koordinasikan dulu… dengan keluarga, tetangga, bahkan kalo perlu sama kecamatan. Jadi tahun depan dan tahun-tahun berikutnya saya gak akan pusing lagi mikirin harus pilih dateng ke undangan yang mana. Secara hari ini saja ada 5 hajatan yang mesti didatengin… padahal kemaren baru aja pulang dari 3 hajatan #pingsan

Btw, lagi cari hotel murah di Jakarta? Atau malah di luar negeri? Coba baca postingan saya yang ini ya… Cari Hotel Murah Di Jakarta? Go Indonesia aja!!!