“Mah, pagi ini Ceuceu gak sarapan dulu ya?“
“Lho, kenapa? Ini kan nasi gorengnya udah ada?“, tanya saya sambil menyodorkan nasi goreng dan telur dadar yang sebetulnya tadi sudah dipesan Ceuceu dan Teteh sebelum mandi.
“Soalnya Ceuceu harus buru-buru ke sekolah. Lupa, hari ini Ceuceu piket”
“Hmmm… tapi nanti di sekolah sempetin makan ya!“
Supaya lebih praktis, saya menyiapkan roti keju ditambah telur dadar temannya nasi goreng tadi. Semua dimasukkan ke lunch box agar Ceuceu tidak melewatkan sarapan paginya. Tidak lupa saya selipkan buah, minum dan penganan kecil ke dalam tasnya. Saya memang lebih suka membekali anak-anak dengan makanan dari rumah, agar saat di sekolah mereka tidak perlu jajan jajanan yang belum terjamin kebersihannya.
Sebetulnya baru kali itu saya membiarkan Ceuceu berangkat sekolah tanpa sarapan terlebih dahulu. Apalagi semalam Ceuceu bilang kalau sepulang sekolah nanti langsung latihan pramuka. Tapi karena Ceuceu bersikeras ingin berangkat lebih awal, akhirnya saya mengantar Ceuceu sambil tak bosan mewanti-wanti Ceuceu untuk tetap menyempatkan diri menyantap bekalnya di sekolah.
Sementara Teteh tetap memilih nasi goreng telur untuk sarapan paginya. Berhubung tadi Ceuceu dibekali roti keju telur, alhasil Teteh pun meminta menu yang sama untuk bekal ke sekolah.
Di lingkungan sekitar saya tinggal, kebanyakan anak-anak tidak dibiasakan sarapan. Padahal menurut saya, sarapan itu sangat penting untuk tumbuh kembang anak. Saya sendiri termasuk orangtua yang mewajibkan anak-anak untuk sarapan di pagi hari. Saya percaya sarapan pada anak tidak hanya menunjang fisik dan pertumbuhan anak, tapi juga pendidikan. Karena sarapan merupakan sumber energi bagi anak-anak untuk memulai aktivitas, dan kemudian memengaruhi hal-hal lain seperti pertumbuhan tubuh dan kemampuan anak menerima pelajaran di sekolah.
Saat anak melewatkan sarapan, tubuh kekurangan nutrisi dan anak akan kurang konsentrasi, sehingga saat belajar pun anak akan sulit menyerap pengetahuan yang diberikan guru. Nutrisi yang diperoleh melalui sarapan di pagi hari membuat otak menerima input lebih mudah dan membantu anak mengingat lebih baik.
Melewatkan sarapan juga dapat mengakibatkan kegemukan. Karena saat anak tidak sarapan pagi, ketika siang anak akan merasa lapar dan makan siang berlebihan, termasuk banyak jajan jajanan yang tidak aman, dan ini mengakibatkan anak memakan makanan yang tidak sehat.
Masalahnya, kadang-kadang anak merasa bosan dengan menu sarapan yang itu-itu saja. Kalau saya sih biasanya digilir saja sarapannya, antara roti, telur, dan nasi goreng. Jadi menu sarapan tak lagi membosankan.