“Tolong, ada yang tahu obat kaligata gak? Kasihan anak saya. Bentol-bentolnya sampai menyebar ke seluruh badan dan bikin gak bisa tidur“, tanya seorang teman melalui status Whatsappnya.
Saya yang kebetulan membaca statusnya kemudian bertanya obat apa yang harus diminum untuk meredakan gejala kaligata alias biduran ke teman lain yang berprofesi sebagai dokter.
Alih-alih langsung memberikan resep untuk mengobati biduran, sang dokter teman saya ini malah mencecar saya dengan banyak pertanyaan.
“Hari ini makan apa saja?”
“Bidurannya sering atau baru kali ini terjadi?”
Dan masih banyak pertanyaan lain yang tentu saja saya tidak tahu jawabannya karena bukan saya sendiri yang mengalami.
Tapi apa yang dilakukan dokter teman saya ini memang sudah tepat. Karena sebelum melakukan pengobatan terhadap biduran, yang harus diketahui pertama kali adalah apa penyebab biduran?
Memangnya apa sih penyebab biduran?
Biduran atau urtikaria dapat muncul di seluruh bagian tubuh dan terkadang muncul secara tiba-tiba
Kaligata (bahasa Sunda) atau biduran (dalam istilah kesehatan dikenal sebagai urtikaria) adalah sebuah kondisi di mana kulit mengalami reaksi berupa munculnya bentol berwarna kemerahan, disertai rasa gatal yang amat sangat. Biasanya muncul sebagai reaksi karena alergi.
Bidur/ruam/bentol pada kulit muncul karena dipicu oleh tingginya kadar histamin yang dilepaskan ke dalam kulit.
Histamin dapat menyebabkan pembuluh darah melebar dan rileks sehingga aliran darah meningkat. Banyaknya darah yang mengalir di bawah permukaan kulit ini mengakibatkan kulit tampak merah dan mengakibatkan pembengkakan pada kulit yang disertai rasa gatal.
Biduran bisa dialami oleh setiap orang. Tentunya tergantung kondisi tubuh masing-masing. Apakah orang itu memiliki alergi atau tidak? Bagaimana dengan sistem imunnya? Bagaimana dengan genetiknya? Juga bagaimana dengan lingkungannya?
Biduran disebabkan oleh adanya kontak antara kulit dengan pemicu atau penyebab alergi (faktor alergen). Banyak benda di sekitar kita yang dapat menyebabkan alergi, seperti bulu binatang yang gatal, cuaca yang panas/dingin, air, obat, stres yang berlebihan, serta makanan.
Biduran seringkali dianggap sebagai hal yang tidak terlalu penting. Meski begitu, ada kondisi di mana biduran bisa membahayakan.
Kapan biduran bisa menjadi kondisi yang membahayakan?
Pada kasus urtikaria ringan, letak, ukuran dan lokasi bidur biasanya beragam. Bidur pada urtikaria ringan akan hilang dalam hitungan jam, paling lama 42 jam atau maksimal 2 hari. Sementara pada urtikaria kronis, bidur bisa terjadi lebih dari dua hari. Nah, jika bidur tak kunjung hilang, sebaiknya segera konsultasi ke dokter ya.
Biduran juga bisa menjadi bagian dari gejala anafilaksis, sebuah reaksi alergi yang parah dan terjadi secara tiba-tiba hingga dapat menyebabkan kematian. Kondisi ini dianggap sebagai keadaan darurat karena menunjukkan gejala yang ekstrem, diantaranya pembengkakan kelopak mata, tangan dan kaki, sesak nafas karena penyempitan saluran napas dan sakit perut/ muntah.
Pertolongan pertama pada biduran
Cara mengatasi biduran yang paling sederhana dan bisa dilakukan secara mandiri adalah dengan mengetahui faktor alergen atau dengan mengenali bahan pemicu alergi.
Jadi ketika muncul bidur pada kulit, kita sendiri yang harus mengingat-ingat, apakah bidur muncul setelah mengkonsumsi makanan atau obat-obatan tertentu, atau karena cuaca panas/dingin? Biasanya, hal ini diketahui setelah beberapa kali terjadi.
Nah, kalau sudah tahu apa pemicunya, langkah yang paling tepat untuk dilakukan adalah menghindari dan menjaga agar kulit tidak terpapar langsung ataupun tidak langsung dengan faktor alergen.
Ada juga beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi biduran, seperti yang disebabkan makanan. Yaitu dengan tetap memakan makanan tersebut meski diketahui bahwa bahan makanan itulah yang menyebabkan alergi.
Misalnya nih… dulu tiap kali makan udang, kakak saya selalu biduran. Rupanya beliau alergi dengan seafood. Namun dia terus berusaha memakan seafood agar tidak lagi alergi. Proses ini disebut desensitisasi, yakni proses tubuh untuk menerima penyesuaian faktor alergen. Cara ini bisa dilakukan sebagai terapi.
Tapi tentu saja tindakan ini tidak boleh dilakukan sembarangan. Karena, tindakan ini hanya bisa dilakukan pada tipe alergi yang ringan. Jika alergi disertai dengan tanda-tanda membahayakan seperti yang telah disebutkan di atas, maka desensitisasi justru tidak boleh dilakukan. Karena jika tetap dilakukan malah bisa membahayakan bahkan menyebabkan kematian.
Bagaimana jika bidur muncul tiba-tiba sementara gatalnya sudah tidak tertahankan? Berikut beberapa cara pertolongan pertama yang bisa dilakukan jika mengalami biduran
1. Kompres Dingin
Kompres dingin merupakan salah satu cara mengobati biduran yang cukup efektif. Cukup masukkan es batu yang telah dihancurkan ke dalam ice bag atau dibungkus handuk kecil, kemudian diamkan selama 10 menit di area yang terkena. Ulangi setiap hari sesuai kebutuhan.
2. Lidah buaya
Lidah buaya (Aloe vera) memiliki antiinflamasi yang diyakini bisa mengurangi ruam kemerahan dan sensasi gatal pada biduran.
Caranya dengan mengoleskan gel lidah buaya segar pada area kulit yang mengalami biduran sebanyak 3 kali sehari. Tapi jangan terlalu sering, karena justru dapat membuat kulit kering.
Yang harus diperhatikan, lidah buaya juga bisa memicu timbulnya reaksi alergi. Jadi, sebelum mengoleskan lidah buaya ke area kulit yang biduran, lakukan tes tempel kulit terlebih dahulu dengan mengoleskannya ke area kulit yang sehat. Kalau tidak timbul reaksi apapun dalam waktu 24 jam, silahkan mengaplikasikannya secara langsung.
3. Daun Sirih
Daun sirih mengandung chavicol para allyphenol yang bersifat antibakteri dan antiinflamasi yang dipercaya mampu mengatasi bau badan dan meredakan ruam maupun gatal-gatal yang timbul akibat alergi atau biduran.
Cukup lumatkan beberapa lembar daun sirih dan sedikit kunyit hingga dirasa cukup halus. Setelah itu, tempelkan pada area kulit yang dikelilingi bilur atau ruam merah selama 20 menit. Ulangi sebanyak 3 kali sehari secara rutin hingga gejala biduran mereda.
4. Hindari Iritan
Seringkali biduran juga dipicu oleh kibat reaksi alergi terhadap bahan-bahan kimia yang terdapat pada sabun atau lotion yang digunakan.
Jadi pastikan untuk memilih sabun atau lotion yang ditujukan khusus untuk pemilik kulit sensitif.
5. Jaga Suhu Tubuh
Penting untuk tetap menjaga suhu tubuh juga ruangan agar tetap sejuk, karena panas dan keringat dapat memicu memburuknya ruam maupun rasa gatal. Kenakan pakaian yang longgar dan berbahan lembut.
Untuk sementara waktu, tetaplah berada di dalam ruangan yang sejuk. Hindari sengatan matahari secara langsung.
6. Lotion Kalamin
Beberapa produk yang mengandung kalamin seperti Caladine juga bisa digunakan untuk membantu meredakan gatal dan memberikan sensasi dingin pada kulit. Cukup olesi area kulit yang terkena biduran dengan lotion kalamin, terutama selepas mandi di pagi dan sore hari.
7. Antihistamin
Antihistamin merupakan agen utama yang digunakan untuk mengobati biduran atau urtikaria. Antagonis reseptor H1 generasi pertama seperti diphenhydramine atau hydroxyzine terbukti efektif dalam mengurangi lesi dan pruritus. Hanya saja ada sejumlah efek samping setelah mengonsumsi obat-obatan jenis ini, diantaranya mengantuk, efek antikolinergik dan efek kognitif.
Antagonis reseptor H1 generasi kedua seperti cetirizine, loratadine dan levocetirizine lebih dianjurkan sebagai agen utama dalam mengobati urtikaria kronis. Efek sampingnya pun lebih sedikit jika dibandingkan dengan antagonis reseptor H1 generasi pertama.
8. Air Kelapa
Biduran juga bisa diobati dengan meminum air kelapa yang memiliki kandungan elektrolit dan ion yang dapat membantu proses detoksifikasi di dalam tubuh manusia.
Sehingga berbagai macam bentuk racun-racun yang berada di dalam tubuh yang disinyalir sebagai penyebab infeksi penyakit bisa keluar dari tubuh dengan cepat.
Nah, jika teman-teman terkena biduran, sebelum minum obat-obatan boleh tuh mencoba beberapa tips di atas. Semoga lekas pulih ya!