“Bu ibu...” , pesan seorang teman di sebuah WAG yang sudah agak lama terasa sepi.
“Saya cuma mau cerita, kalau kakak akhirnya berhasil toilet training. Meski perjuangan juga sih harus anter pipis tengah malam. Padahal kan ngantuk banget”, lanjut teman saya tadi.
Fyuuuhhhh… saya pun mengingat masa-masa di mana Ceuceu, Teteh dan Ade belajar lepas dari popok. Dan ya… toilet training itu memang bikin pusing. Berat, Dilan… berat! Bagaimana dengan menyapih? Itu juga sama beratnya.
Di antara ketiga anak saya, Ceuceu, Teteh dan Ade, seingat saya sih yang paling cepat lulus toilet training ini adalah Ade. Tepat di usia 2 tahun Ade sudah bisa pipis dan pup di toilet. Begitu juga dengan Teteh. Sementara Ceuceu boleh dibilang terlambat. Ceuceu baru bisa pup di toilet ketika saya sedang hamil anak kedua alias Teteh, yang berarti saat itu usia Ceuceu 2 tahun lebih. Baru benar-benar bisa lepas dari popok dan pup di toilet ketika Teteh sudah lahir. Artinya selama lebih dari 3 tahun, Ceuceu masih pipis dan pup di popok.
Urusan popok ini pun gak kalah bikin pusing. Karena kulit anak-anak yang cenderung sensitif, jadi saya harus mencari popok yang cocok di kulit anak-anak meski seharian memakai popok. Gak harus yang mahal koq, malah saya cenderung berburu popok diskonan. Yang penting sih kulit anak-anak gak iritasi.
O ya, mungkin ada teman-teman yang sedang mencari popok juga, bisa diintip di sini popok nepia genki harga terbaik.
Nah, kalau Ceuceu, Teteh dan Ade lulus toilet training di usia 2 tahun bahkan lebih, sebenarnya bisa gak sih toilet training ini dilakukan dengan cepat dan mudah? Oh, ya tentu saja bisa.
Karena sebenarnya manusia memang memiliki naluri yang kuat untuk bisa buang air besar dan buang air kecil pada tempatnya. Pipis dan pup di celana itu kalau orang Sunda bilang sih, kareunang dan jarijipen hehe… Begitu juga dengan anak-anak.
Seorang teman saya di grup pernah ditegur teman dosennya karena terbilang lambat melatih anak-anaknya toilet training. Padahal kata ibu dosen ini, anak-anak sudah bisa dilatih toilet training ketika mereka sudah mulai bisa berbicara dan mengerti apa yang dikatakan oleh orang-orang di sekitarnya termasuk oleh kita sebagai orang tuanya sendiri.
Biasanya anak yang sudah siap toilet training mampu mengekspresikan rasa ingin ke toilet.Artinya, ia sudah mengetahui bahwa tidak selamanya ia pipis dan pup di popok.
Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk melakukan toilet training dengan cara yang lebih cepat dan mudah. Berikut tipsnya:
Lakukan Segera Setelah Anak Bisa Bicara
Toilet training bisa lebih cepat dan mudah dilakukan jika anak sudah bisa berbicara. Meski masih terbata-bata, setidaknya anak-anak sudah bisa mengungkapkan keinginannya untuk pipis atau pup.
Jadi ketika anak-anak memberi tahu kita, sebaiknya kita sigap membantu menemani mereka ke toilet untuk pipis atau pup.
Bagaimana kalau anak belum bisa bicara? Sebetulnya bisa sih dengan isyarat. Kita juga bisa memperhatikan kebiasaannya dan menangkap gerak gerik anak yang biasanya terlihat gelisah saat ingin pipis maupun pup. Kalau sudah terlihat tanda-tanda seperti ini, sebaiknya tanya anak dan bantu mereka ke toilet.
Jangan Dimarahi
Ketika anak pipis atau pup di mana saja di masa latihan toilet training, jangan dimarahi ya. Namanya juga masih latihan. Wajar jika tanpa diapers anak masih pipis atau pup di mana saja.
Jangan pernah bosan mengingatkan anak-anak untuk pipis atau pup di toilet. Perlihatkan kembali caranya menggunakan toilet jongkok atau berdiri. Ya, karena anak adalah peniru ulung. Jadi jika kita sering memberikan contoh, anak pun akan mengikutinya.
Celana Dalam Favorit
Belikan celana dalam lucu yang memiliki banyak pilihan warna dengan gambar kartun favorit anak-anak. Pastikan bahan celana nyaman untuk digunakan balita. Jika perlu tak ada salahnya sekalian juga membelikan piyama velvet junior untuk si kecil yang bergambar sama dengan celana dalamnya.
Ini akan membuat anak lebih semangat memakai celana dalam tersebut. Lama kelamaan anak akan lupa dengan diapers yang biasa dipakai.
Jangan lupa ingatkan anak-anak bahwa kalau ia pipis atau pup di celana akan membuat celana dalamnya kotor. Hal ini bisa memotivasi anak untuk berusaha tidak pipis atau pup di celana melainkan di toilet.
Pipis Sebelum Tidur
Bagi sebagian anak, kebiasaan pipis sebelum tidur ini sangat efektif untuk menjaga agar tidak mengompol di malam hari. Terutama untuk anak-anak yang tidak menyusu lagi di malam hari.
Bagaimana dengan anak yang masih minum susu sebelum tidur? Sebaiknya anak dibangunkan kembali tengah malam, karena mereka berpotensi untuk pipis saat mereka sedang tertidur.
Baca juga SUSU UHT PAKAI GARAM? MITOS ATAU FAKTA?
Sabar
Kunci keberhasilan toilet training ini adalah sabar. Ya, proses toilet training memang akan banyak menguji kesabaran kita. Berulang kali membersihkan kursi atau karpet yang terkena pipis maupun pupnya. Berkali-kali mengepel lantai rumah, cucian semakin menumpuk. Tapi dengan kesabaran dan keyakinan untuk mensukseskan toilet training ini semuanya akan terasa lebih mudah.
Itu dia beberapa tips toilet training tercepat dan mudah yang bisa dilakukan. Lakukan sesegera mungkin ketika dirasa memang sudah waktunya dan ingat… Sabar ya! ^_^