Siapa sih yang gak panik kalau anaknya sakit? Mau itu sakitnya cuma batuk atau pilek, pasti deh yang namanya orang tua mah khawatir. Apalagi saya yang anaknya tiga, di mana kalau anak yang satu sakit pasti saja merembet ke dua anak yang lain. Kompakan sih ceritanya. Tapi ya gak gitu juga kali hihi…
Yang paling bikin khawatir sih, kalau Ade yang sakit. Bukan bermaksud membeda-medakan, hanya saja Ade punya riwayat kejang-demam.
Di kejadian pertama kali Ade kena kejang-demam, jelas saya panik. Ade sampai hilang kesadaran dan mukanya membiru. Segera saya bawa ke UGD Puskesmas dan dirujuk ke rumah sakit. Berhubung yang terdekat dengan rumah adalah RSUD Subang, jadi kami segera menuju ke sana. Sayangnya pelayanan di RSUD Subang kurang memuaskan. Mungkin kondisi Ade yang memang tidak mengkhawatirkan secara medis, ditambah tenaga medis yang juga kurang, jadi Ade dibiarkan begitu saja di atas brankar cadangan.
Sedih sih. Tapi dari situ saya juga jadi banyak belajar. Kalau Ade panas, saya jadi lebih siaga. Termometer, obat penurun panas, kompresan, dan oksigen gak pernah jauh-jauh dari kasur.
Soalnya dokter jaga waktu itu berpesan, agar saya waspada kalau Ade mengalami demam. Karena kejang-demam yang pertama kali dialami Ade akan membuka jalan bagi kejang-demam berikutnya. Dan benar saja, sejak kejadian pertama kali itu, Ade mengalami kejang-demam sampai 3 kali.
Ada beberapa hal yang saya dapatkan dari situasi menghadapi anak sakit, yaitu
- Saya belajar untuk tidak panik dan tetap berpikiran positif. Toh kalau saya panik, anak-anak juga gak bakal ujug-ujug sembuh. Kalau panik malah bisa jadi celaka seperti yang dialami suami karena memasukkan jari tangannya ke mulut Ade ketika Ade terserang stuip. Stuip tidak bisa dicegah, yang ada tangan suami malah nyeri dan bengkak berhari-hari.
- Banyak-banyak membaca referensi sehingga kita bisa tahu kapan saat yang tepat memberi anak obat dan kapan harus membawa anak ke dokter. Jangan sampai anak menjadi over dosis atau malah kekurangan obat karena kita memberikan obat tidak sesuai takaran.
- Bertanya pada tempat dan sumber yang tepat, termasuk konsultasi dokter anak online. Ini penting agar kita juga mendapatkan saran yang tepat. Tak jarang saya menemukan pertanyaan di grup mengenai gejala sebuah penyakit. Jawaban yang didapat macam-macam, mulai dari yang serius sampai bercanda, jawaban medis sampai mistis. Mending kalau yang bertanya masih diberi akal sehat untuk mencerna jawaban yang benar. Kalau tidak? Duh… hasilnya pasti malah tambah menyeramkan.
Nah, kalau tetap bersikap santai dan berpikiran positif, mencari tahu langkah apa yang akan kita lakukan saat menangani anak yang sakit juga lebih mudah dan tentu saja, anak akan lebih cepat sembuh. Jadi, kalau anak sakit.. jangan panik ya…