Gara-gara Saldo…

Sambil memperhatikan KTP yang saya berikan, CS BJB yang duduk di depan saya bertanya,

“Ibu Rinrin itu yang dulu…….“, tanya CS Bank BJB itu tanpa berniat melanjutkan pertanyaannya.

Meski pertanyaannya belum selesai, tapi saya mengerti maksud beliau danlangsung membatin… “Waduh… gawat nih kalau diterusin, bisa malu”.

“Iya, dulu saya pernah nabung di sini“, jawab saya.

Tanpa membahas pertanyaan tadi, obrolan pun berlanjut ke tujuan saya datang ke BJB hari ini. Alhamdulillah… bisa juga dialihkan obrrolannya.

Kali ini saya datang ke BJB untuk membuat rekening baru atas nama Ceuceu yang kebetulan mendapat beasiswa prestasi dari Bupati Subang, Bapak Ojang Suhandi. Dana beasiswanya sendiri turun dari APBD.

Sudah dari 2 tahun yang lalu Ceuceu dijanjikan akan mendapatkan beasiswa (tanpa saya minta). Sudah berkali-kali pula saya diminta mengumpulkan syarat-syarat yang diperlukan.

Tahun ini Ibu guru di sekolah Ceuceu meminta syarat-syarat yang diperlukan sejak bulan puasa kemarin. Dan tadi saya dipanggil ke sekolah untuk melengkapi persyaratan agar beasiswa segera cair, yaitu membuka rekening di BJB.

Dasar pelupa, meski tadi sewaktu di sekolah ibu Kepala Sekolah sudah mewanti-wanti untuk membawa semua berkas asli (KTP, KK, akte) dan disatukan di dalam map, tapi begitu diperiksa kelengkapan berkas, tetap saja ada yang tertinggal, yaitu akte Ceuceu.

CS bilang, untung saya membawa KTP saya sendiri dan KTP suami, “kalau gak ada, bisa ditolak nih bu…”

Seperti membuka rekening biasa, saya diminta menyebutkan data-data yang tidak tertera di KTP seperti nama ibu kandung, pekerjaan, penghasilan, dll.

“Ibu pekerjaannya apa?”, tanya CS.
“Gak kerja teh. Paling jualan,” jawab saya.
“Online?”, tanya CS lebih lanjut seolah memang tidak percaya kalau saya punya lapak offline :p

Koq gak ngaku blogger? Yaaa… gitu deh, saya mah malu ngaku punya kerjaan jadi blogger teh. Soalnya ngeblognya masih angin-anginan. Mau ngaku kerjanya tidur aja juga malu. Padahal memang seharian kerjaannya tidur melulu. Jadi ngaku jualan aja deh, meski baru berhasil menjual beberapa item saja di sebuah marketplace haha

Kemudian bahas penghasilann yang saya bilang terserah CS saja lah mau dimasukkan berapa wkwkwk

Sambil menjawab pertanyaan, saya mengingat-ngingat apa yang menyebabkan saya begitu diingat CS. Padahal nasabah BJB di sini tiap harinya puluhan, dan berganti-ganti.

Saya memang pernah membuka rekening di BJB, hanya saja sekarang sudah tidak aktif. Sudah hampir 2 tahun saya tidak pernah ke BJB. Soalnya lokasinya cukup jauh. Kalau naik angkot perlu ongkos 10 ribu pulang pergi.

Terakhir ke BJB mengurus rekening yang kosong *tutupmuka

Jadi ceritanya ada yang transfer ke rekening BJB saya, padahal sudah cukup lama rekening BJB saya tidak aktif karena saldo sangat minim 😛

Ketika saya diberitahu soal transfer ini, saya segera mengecek ke ATM bersama dekat rumah. Lemes donk… saldonya 0 🙁

Akhirnya saya pun ke BJB untuk mengadukan hal ini dengan membawa buku tabungan, kartu ATM dan kartu identitas. Saya tidak ingat CS-nya yang mana. Waktu itu CS bilang kalau memang ada transaksi masuk, hanya saja karena saldonya minus selama beberapa bulan jadi rekening saya tidak aktif. CS pun mengaktifkan kembali rekening saya. Alhamdulillah, uang transferan masuk juga. Kena potongan biaya administrasi Bulanan. CS bilang, sisakan saja 20 ribu tiap bulan agar rekening tetap aktif hehe

Jadi malu kalau memang benar saya diingat gara-gara saldo minus. Tapi saya pun kembali mengingat-ngingat. Kalau tidak salah dulu saya pernah mencoba mencairkan cek dari Global Test Market di BJB. Sayangnya waktu itu di BJB tidak bisa.

Sambil membahas penghasilan, kemudian CS bertanya kembali…

“Masih suka terima cek dari luar negeri, bu?“

Ish… ternyata benar saja kalau saya diingat gara-gara cek, bukan karena saldo minus hahaha… maaf ya, Teh… sudah suudzon aja nih 😀

Mudah-mudahan sekarang mah gak ada lagi cerita saldo minus… makanya, KERJA! Jangan tidur aja donk! *ngomongsambilngaca :p