Pak Sadam, bukti Facebook bukan untuk sekadar Facebookan

By | November 8, 2015

12189711_720765661388209_1486815034607487098_n

Laki-laki yang berperut besar di foto ini bernama Pak Sadam. Sudah dari kemarin sore (7 November 2015) Pak Sadam terbaring di ruang IGD RSUD Ciereng. Pak Sadam memang belum mendapat kamar dan masih menjalani observasi. Sejak 5 bulan yang lalu perut Pak Sadam membengkak. Akibatnya, Pak Sadam tidak bisa lagi beraktivitas seperti biasa. Untuk bernafas pun Pak Sadam kesulitan.

Padahal Pak Sadam merupakan tulang punggung keluarga yang harus menghidupi istri dan 7 orang anak yang beberapa di antaranya masih duduk di bangku sekolah. Sebelum Pak Sadam mengalami penyakit yang menyebabkan perutnya membengkak seperti sekarang ini, sehari-hari Pak Sadam berjualan semangka.

Kenapa Pak Sadam tidak segera berobat? Pak Sadam dan keluarga memang hidup di bawah garis kemiskinan. Meski memiliki Jamkesmas, tidak mudah bagi keluarga Pak Sadam untuk segera membawa Pak Sadam berobat.

Hmmmm… iya sih. Meski punya BPJS yang “gratis”, Abah Nene juga seringkali melewatkan waktu kontrol ke Rumah Sakit. Apalagi alasannya kalau bukan… ongkos. Belum lagi kadang ada biaya pemeriksaan dan obat-obatan yang tidak ditanggung BPJS.

Jadi wajar kalau keluarga Pak Sadam juga sampai menunda pengobatan Pak Sadam meski perut Pak Sadam terus membengkak setiap hari. Belum apa-apa sudah terbayang, berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh keluarga Pak Sadam selama menunggui Pak Sadam di Rumah Sakit.

Untunglah ada salah seorang tetangga Pak Sadam yang kemudian mengunggah foto Pak Sadam yang sedang meringis kesakitan ke grup Facebooker Subang, Pesbuker Nu Teu Saukur Pesbukan.

Foto yang diunggah tanggal 6 November 2015 ini segera mendapat perhatian admin dan member lainnya. Segenap jajaran admin dan member yang peduli pun langsung melakukan survei ke rumah Pak Sadam. Setelah berkoordinasi dengan aparat desa setempat, akhirnya Pak Sadam berangkat ke RSUD Ciereng dengan menggunakan mobil operasional desa (mobil operasional desa ini memang ada di setiap desa).

Bagaimana dengan biaya yang diperlukan selama Pak Sadam menjalani pengobatan di RSUD? Selain dengan Jamkesmas, melalui dana cengcelengan FBS, kemarin keluarga Pak Sadam memperoleh dana sebesar 1 juta rupiah. Sebagian digunakan untuk menebus obat di luar yang ditanggung Jamkesmas.

11214040_899058660148758_6368033593034093760_n

Kiprah Facebookers Subang (FBS) membantu warga memang bukan sekali ini saja. Beberapa waktu yang lalu FBS juga diberi kesempatan memberikan bantuan bagi bayi yang terlahir tanpa lobang anus.

SS 2015-11-08 at 1.56.53 PM

FBS juga pernah membantu Pak Rais dan Ibu Aah yang tinggal di rumah tidak layak huni di daerah Purwadadi, Subang.

10401520_514470278684416_7513017464925152932_n

Dengan dana rereongan yang masuk ke rekening FBS, akhirnya Pak Rais dan Bu Aah tak lagi tinggal di rumah tidak layak huni.

FBS juga pernah membantu Rokayah, TKW yang disiksa oleh majikan hingga tangannya patah dan pulang ke Indonesia dalam keadaan mengenaskan (baca : Usai Disiksa, TKW asal Subang Dipulangkan Tanpa Gaji).

SS 2015-11-08 at 1.58.16 PM

Informasi mengenai warga yang membutuhkan bantuan seperti ini sebagian besar diperoleh melalui foto/status yang diunggah di grup Facebooker Subang.

Lalu dari mana FBS punya dana untuk melakukan kegiatan sosial seperti ini? Dana diperoleh dari penjualan official merchandise seperti kaos, mug dan gantungan kunci.

12115837_699027613532667_6849108016275332701_n

Saya? Sudah punya donk…

IMG_20151105_135832_edit

Kaosnya adem. Sudah saya cuci setrika dua kali, sablonnya tidak rusak. Penting banget ini. Biasanya sablon di kaos cepat rusak, saling menempel satu sama lain atau perlahan mengelupas dari kaosnya sedikit demi sedikit.

Mau juga? Boleh kontak saya untuk diteruskan ke teman-teman di FBS. Atau mau sekalian bergabung dengan grupnya? Boleh… FBS terbuka untuk siapa saja 🙂

Yuk, ah… kapan lagi kita jadi Pesbuker yang gak cuma Pesbukan? 🙂

14 thoughts on “Pak Sadam, bukti Facebook bukan untuk sekadar Facebookan

  1. Mang Dawock

    Mari kita cerdas berbagi,karena ada hak mereka dibalik harta yang kita punya

    Reply
  2. Ophi Ziadah

    Waah keren ih mak Orin n fesbuker Subang.
    Ini media tergantung penggunanya ya..mau dibuat manfaat atau madharat.
    Support mak orin n temen2 fesbuker subang.
    Semoga makin banyak manfaat yg bs disebarkan

    Reply
  3. Mang YonoYonoMang Yono

    Saya juga dah jadi anggota Facebook Subang… tapi belum punya kaosnya, belum ada ukuran yang cocok …. dan belum sempat ikutan kopdar … Facebooker Subang, Pesbuker Nu Teu Saukur Pesbukan.

    Reply
  4. Mang Yono

    Saya juga dah jadi anggota Facebook Subang… tapi belum punya kaosnya, belum ada ukuran yang cocok …. dan belum sempat ikutan kopdar … Facebooker Subang, Pesbuker Nu Teu Saukur Pesbukan.

    Reply
  5. Mbribik.com

    Banyak hal yang tergolong tidak biasa memang mudah menjadi viral di facebook. Disamping cerita bapak sadam diatas, saya juga keingetan efek facebook di jogja pas insiden florence sihombing yang sebenarnya terbilang “cukup sepele” namun membesar sampai masuk berita nasional karena efek viral di facebook. BTW, salut buat rekan-rekan dari facebooker subang 🙂

    Reply
  6. Idah Ceris

    Nah, bisa dimanfaatkan dengan baik ya FB. 😉
    Mbaaak, bisa DM alamat, ya. Menang di kuisku. 😀
    Makasih lho udah ikutan nebak. 😉

    Reply

Leave a Reply to Irawati Hamid Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *