Alkisah, Nadira di usia 2 minggu tiba-tiba saja berbunyi grok grok. Ibu mana yang tidak panik ketika anaknya jatuh sakit. Meski sebenarnya hanya hidung mampet, tapi ya tetap saja bikin kepala jadi mumet. Apalagi ini bayi yang usianya masih kurang dari 1 bulan.
Masih teringat jelas di ingatan saya ketika saya hendak melahirkan Nadira 9 tahun yang lalu. Saat itu saya sedang dilanda flu berat. Melahirkan dengan kondisi badan yang lemas karena diserang flu, dan masih berlanjut sampai beberapa hari setelah melahirkan, mau tak mau Nadira bayi pun tertular. Masker yang dipakai tiap kali berdekatan dengan Nadira bayi tidak mampu menghalang virus masuk ke tubuh kecilnya.
Sedih, takut, bingung dan merasa bersalah. Itulah yang saya rasakan saat itu.
Sebagaimana layaknya ibu yang baru melahirkan, tentu saja banyak petuah-petuah dari orang tua maupun mertua. Ya, meski sebelumnya sudah punya Ceuceu, petuah-petuah itu tetap saja hadir. Begitu pun petuah menangani anak bayi yang terpapar flu.
“Balur tonggongna ku bawang. Mbun-mbunanna balur ku panglay”, begitu pesan Nene maupun ibu mertua.
Kalau sekedar bawang merah sih gampang. Di dapur pasti ada. Hanya saja tidak semua kulit bayi tahan terhadap bawang merah yang diparut dan dicampur dengan minyak telon kemudian diusap-usapkan ke punggungnya. Buktinya, selepas punggung Nadira diolesi bawang, besoknya kulit punggung Nadira nampak penuh dengan bruntus. Ya ampun… rupanya kulit Nadira tak tahan terhadap panasnya bawang merah.
Ya, tahu sendiri kan kalau bawang merah memang bersifat panas dan iritatif untuk kulit dan bisa menyebabkan alergi serta iritasi. Ini masih dicampur dengan minyak telon yang juga bisa mengandung kandungan iritatif lainnya. Huhuhu… sedih jadinya.
Mencampurkan bawang merah dan minyak telon memang sudah lama dikenal sebagai cara tradisional untuk mengobati kembung. Tetapi sebenarnya ramuan itu hanya menghangatkan saja dan bukan menyembuhkan.
Akhirnya yang terjadi pada Nadira, flunya tidak kunjung sembuh, malah ditambah punggungnya yang iritasi.
Bagaimana dengan panglay (di beberapa daerah dikenal dengan Banglai/Bangle) yang dianjurkan untuk dipakaikan di ubun-ubun bayi? Meski ramuan alami ini diyakini dapat menjadi pertolongan pertama ketika anak sakit… di kota cari panglay mana ada. Susah tuh nyarinya.
Ada sih balsam, tapi kulit Nadira memang termasuk sensitif. Bahkan untuk sabun pun Nadira pakai sabun khusus untuk bayi resep dari dokter.
Ketika saya menggantikan bawang dan minyak telon dengan balsam khusus bayi yang kabarnya bisa membantu meringankan batuk dan pilek yang menyerang bayi, lagi-lagi kulit Nadira tidak tahan. Punggung dan badannya nampak bruntusan.
Bukan sekali dua kali juga Nadira bayi terkena batuk pilek. Ini tentu saja sangat menganggu. Bahkan ketika sedang menyusu pun Nadira nampak rewel dan terganggu karena hidungnya yang mampet. Padahal di usia balita, ASI tentu saja sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi yang optimal.
Jadi sebaiknya apa yang kita lakukan saat bayi terserang flu?
Sebelum memutuskan untuk membawa anak ke dokter, biasanya sih saya home treatment dulu. Salah satunya ya seperti yang sudah saya ceritakan di atas tadi, pakai bawang hehe… Tapi kan malah jadi iritasi. Jadinya bagaimana donk?
Nah, biasanya sih kalau anak-anak mulai menunjukkan gejala flu, batuk maupun pilek, ini yang saya lakukan…
1. Terapi uap
Cara ini terbilang cukup ampuh meringankan gejala flu, batuk, dan pilek pada anak-anak. Bahan dan caranya pun cukup mudah. Hanya dengan menyediakan air panas di dalam baskom dan ditetesi dengan minyak kayu putih, kemudian memposisikan wajah bayi sejajar dengan tempat supaya uap bisa masuk perlahan kedalam hidung bayi.
Tidak usah terlalu lama, karena buat saya sendiri sih uap yang dihasilkan oleh minyak kayu putih ini lumayan terasa menyengat di hidung. Kalau saya sendiri merasa tidak kuat berlama-lama di depan uap, ya apalagi bayi hihi
2. Gunakan pakaian yang longgar dan tidak tertutup rapat
Jika bayi atau anak demam, sebaiknya hindari pakaian yang berbahan tebal dan serba tertutup. Karena panas tubuhnya tidak akan keluar.
Pernah saya menyelimuti Ade yang sedang panas tinggi. Kemudian saya tinggalkan ke dapur sebentar. Ketika saya kembali ke kamar, saya mendapati Ade sedang kejang-kejang sendirian di atas kasur. Innalillahi… Ade step! Panik tentu saja. Sampai kemudian Ade pun dilarikan ke UGD.
Baca juga : Atasi Demam Pada Anak Dengan Tepat
3. Kompres dengan air hangat
Seingat saya, ketika saya panas dulu selalu dikompres dengan air dingin. Padahal cara ini salah. Seharusnya ketika anak demam, kompres dengan air hangat terutama di bagian dahi dan ketiak. Karena kalau di kompres air dingin justru tubuh akan mendeteksi bahwa suhu di luar tubuh dingin, lalu otak akan memerintahkan tubuh untuk meningkatkan suhu tubuhnya sehingga yang ada bukannya suhu tubuhnya makin turun justru jadinya makin naik, oleh karena itu lebih direkomendasikan kompres air hangat agar suhu tubuhnya turun.
4. Posisikan kepala agar lebih tinggi daripada badan (menggunakan bantal misalnya) supaya hidung tidak mampet.
5. Gunakan Baby Balsam Transpulmin BB
Fungsinya sama seperti balsam orang dewasa, bedanya kalau yang ini untuk bayi. Cara pakainya juga cukup mudah, yaitu dengan mengoleskan balsam di dada, punggung atau leher bayi untuk menghasilkan efek hangat.
Kenapa memilih Transpulmin?
Nah, Transpulmin ini saya gunakan setelah membaca testimoni dari banyak ibu-ibu di forum dan milis. Meski sekarang sudah tidak punya bayi lagi, Transpulmin tetap jadi andalan. Terutama untuk Nadira yang kulitnya memang sensitif.
Tadinya saya khawatir kalau Transpulmin ini juga bisa menyebabkan iritasi seperti balsam yang lain, tapi ternyata tidak ada iritasi sama sekali.
Dari teksturnya saja sudah berbeda. Kalau balsam yang lain cenderung lengket dan terasa agak panas di tangan, Transpulmin Baby Balsam teksturnya lembut dan tidak lengket di tangan.
Begitu juga dengan Transpulmin Balsam keluarga yang memiliki tekstur lembut dan tidak lengket di tangan.
Fungsinya sebagai obat gosok untuk menghangatkan badan dan melegakan pernafasan, dipakai dengan cara mengusapkan balsam pada dada, punggung dan leher pada pasien influenza, batuk dan gangguan saluran pernafasan lainnya.
Bahan alami pada Transpulmin
Nah, seperti yang sudah saya ceritakan tadi, kalau kekhawatiran saya akan iritasi karena Transpulmin ternyata tidak terbukti. Karena Transpulmin menggunakan bahan alami.
Transpulmin Baby Balsam mengandung Eucalyptol dan ekstrak bunga Chamomile.
Kandungan bahan alami dari ekstrak bunga Chamomile sejak dulu terkenal sangat bermanfaat untuk pengobatan dan perawatan kesehatan. Terutama untuk mengatasi gangguan tidur, pencernaan, pereda sakit dan lain-lain.
Selain ekstrak bunga Chamomile, Transpulmin Baby Balsam juga mengandung Eucalyptus Oil. Eucalyptol digunakan sebagai counter-irritan. Inilah yang membuat Transpulmin Baby Balsam tidak menyebabkan iritasi pada kulit bayi sekalipun.
Sementara untuk Transpulmin Balsam ada tambahan kandungan menthol, Champor dan Sage Oil.
Uap menthol dapat dihirup perinhalasi terutama digunakan untuk mengurangi berbagai gejala brokitis, sinusitis dan gangguan sejenis. Champor mempunyai sifat menghangatkan kulit (rubefacient) dan bersifat analgesik lemah, umumnya digunakan untuk mengurangi iritasi di permukaan kulit (counter-irritant). Eucalyptol digunakan sebagai counter-irritan.
Sementara Sage Oil dipercaya sebagai salah satu essential oil terbaik untuk hormon, terutama pada wanita. Clary sage essential oil dikenal karena kemampuannya meningkatkan sirkulasi darah, mendukung sistem pencernaan, meningkatkan kesehatan mata dan melawan leukemia.
Clary sage merupakan salah satu essential oil paling menyehatkan, dengan sifat anticonvulsive, antidepresan, antijamur, anti-infeksi, antiseptik, antispasmodik, astringent dan anti-inflamasi.
Minyak ini juga merupakan tonik saraf dan memiliki senyawa yang menenangkan serta menghangatkan. Banyak klaim menyatakan minyak ini bisa mengurangi kram, siklus menstruasi berat, hot flashes dan ketidakseimbangan hormon.
Bagaimana cara menggunakan Transpulmin Balsam?
Cara penggunaannya sangat mudah, cukup dioleskan ke punggung dan dada, dapat meredakan nyeri punggung, sakit perut sakit kepala dan menghangatkan badan.
Selain digunakan langsung pada anggota badan seperti punggung dan dada, Transpulmin Balsam juga dapat digunakan sebagai aroma terapi. Sama seperti terapi uap dengan menggunakan minyak kayu putih, yaitu dengan cara memasukan Trasnspulmin Balsam ke dalam wadah berisi air mendidih dan letakan dalam kamar agar uapnya terserap anggota keluarga yang sedang pilek. Bedanya, uap yang dihasilkan dari Transpulmin Balsam ini tidak terlalu menyengat dan wanginya terasa lebih lembut.
Di mana Transpulmin Balsam dan Transpulmin BB Balsam bisa didapatkan?
Transpulmin Balsam dan Transpulmin BB Balsam dapat dibeli Guardian, Century, Kimia Farma, Watson, Baby Shop dan toko obat di sekitar tempat tinggal kita. Untuk keterangan lebih lengkap tentang Transpulmin bisa kunjungi http://transpulmin.co.id/ atau social media facebook FP Transpulmin Kehangatan Ibu dan @transpulmin.kehangatanibu.
Sekarang Transpulmin sudah menjadi sahabat bagi keluarga saya, tentu saja termasuk sahabat Nadira yang seringkali bersin-bersin karena alergi dingin, baik itu karena dinginnya cuaca pagi atau karena dinginnya AC selama perjalanan.
Tiap kali kedinginan, Nadira selalu meminta saya mengoleskan Transpulmin di punggungnya…“biar anget, Mah”, kata Nadira.
Sekarang kemana-mana Transpulmin harus selalu dibawa…“Awas, jangan sampai ketinggalan”, ingat Nadira kepada saya.
Disclaimer : Tulisan ini diikutsertakan pada Lomba Blog Transpulmin Balsam yang diselenggarakan KEB dan TRANSPULMIN Baby Balsam & Transpulmin Family Balsam. Isi tulisan di luar tanggung jawab KEB dan TRANSPULMIN Baby Balsam & Transpulmin Family Balsam
Transpulmin sangat bisa diandalkan ya maaak
Transpulmin andalanku pas anak2 masih bayi. Aman ga pake ruam
Baru tau produk Transpulmin baca ini. Tapi, bisa nih nanti kalau tetangga ada yg butuh info ini dibagikan 🙂
wah , produk baru ay, aku mau nyoba nih
baru tahu ada produk ini saya. nanti dicoba deh ke anak kalau mampet. hehe
Hi mbak Orin, makasih sudah mampir di blog aku bulan lalu (www.damavara.com). Salam kenal ya mbak. Sepertinya kita belum pernah ketemu di acara blogger ya? kapan-kapan semoga bisa ketemu ya.
Oh ya mbak, tertarik nih mau coba si transpulmin abis baca postingan mbak Orin. Kalau buat orang dewasa boleh gak? Soalnya saya suka mampet. pake vics enggak suka baunya. Pake minyak kayu putih panas bgt.
hihihi baluran pake bawang eta pisaaan, resep turun temurun… tapi kl buat bayi mah kasiaaan, biasanya buat anak2 yg udah gedean baru pake bawang. Jadi cocok lah pk transpulmin aja buat bayi… 😀