Harus diakui bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah. Selain karena fasilitas yang seringkali masih minim, keterbatasan kemampuan guru juga kerap menjadi kendala.
Tanoto Foundation, sebuah yayasan yang fokus kegiatannya adalah mendukung peningkatan akses dan mutu pendidikan, mengetahui keadaan ini kemudian berusaha untuk mengangkat mutu para guru sampai ke daerah pedalaman.
Salah satu contoh kegiatan Tanoto Foundation dalam peningkatan kualitas guru dilakukan di Pulau Padang yang terletak di Kepulauan Mentawai, Provinsi Riau. Daerah ini berada kawasan perbatasan dengan negeri tetangga, Malaysia, tepatnya di Selat Malaka. Tidak mudah untuk mencapai Pulau Padang. Dibutuhkan waktu 6 jam perjalanan dari Pekanbaru untuk sampai ke pulau yang mempunyai panjang 60 Km dan lebar 29 Km.
Meski demikian, semangat belajar yang dimiliki anak-anak dan para guru di Pulau Padang sangat tinggi. Sayang, semua terkendala dengan keterbatasan kualitas guru dan fasilitas pendidikan.
“Masyarakat Pulau Padang, terutama di Kecamatan Tasik Putri Puyu punya semangat tinggi untuk belajar. Dari anak-anak hingga dewasa punya kesadaran yang tinggi terhadap arti penting pendidikan. Namun, kemampuan guru dalam memberikan pembelajaran sering menjadi kendala,” kata salah seorang guru di SDN 4 Merah Demila di Pulau Padang, Wan Amrizal.
Program yang dikembangkan oleh Tanoto Foundation memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan guru-guru, salah satunya adalah Wan. Tanoto Foundation yang didirikan oleh keluarga Sukanto Tanoto ini menamainya sebagai program Pelita Guru Mandiri.
Tujuan dari kegiatan program Pelita Guru Mandiri adalah meningkatkan kemampuan guru agar dapat mengajar murid dengan berbagai cara yang baik dan menyenangkan, walaupun fasilitas yang tersedia dan kondisi terbatas. Wan juga diajari hal serupa. Pada 2015, ia diberi pelatihan tentang pembelajaran kontekstual. Ini membuatnya mampu mengajar dengan berdasar pengalaman sehari-hari. Hasilnya, pelajaran menjadi lebih menarik dan kian mudah dicerna oleh siswa.
Seperti media pembelajaran sederhana berupa congklak dari batok kelapa yang diciptakan oleh Wan. Congklak bisa diaplikasikan sebagai media operasi matematika perkalian dan pembagian. Selain berguna untuk anak didiknya, congklak buatan Wan ini meraih peringkat enam besar dalam Lomba Inovasi Pembelajaran Wilayah Terpencil tingkat Nasional.
“Saya mendapat banyak pengetahuan baru dari pelatihan Pelita Guru Mandiri ini. Metode yang mengadaptasi pembelajaran di luar ruang sangat tepat untuk kami terapkan. Hasilnya, siswa jadi lebih aktif dan mudah dalam menyerap pelajaran,” ujar Wan.
Melihat antusiasme dan ketekunan Wan, pihak sekolah memintanya untuk mengikuti Pelatihan Training of Trainers Pelita Guru Mandiri Tanoto Foundation yang diselenggarakan di Selat Panjang pada Februari 2016. Setelah pelatihan, Wan kemudian ditunjuk sebagai Fasilitator Lokal Tanoto Foundation dalam setiap pelatihan Pelita Guru Mandiri di Pulau Padang. Sebagai Fasilitator Lokal, Wan menyebarkan berbagai ilmu dan keterampilan yang didapat dari Tanoto Foundation kepada teman-teman guru lainnya.
Tentu saja dampaknya sangat baik bagi peningkatan kualitas pendidikan di Pulau Padang. Secara tidak langsung, mutu pendidikan di sana juga ikut terdongkrak berkat kegiatan Tanoto Foundation.