Ada yang ingat besok hari apa? Karena saya menulis postingan ini di hari Kamis, berarti besok adalaaah… hari Jumaaat! O ya, karena hari ini tanggal 27 Oktober, berarti hari ini juga bertepatan dengan Hari Blogger Nasional. Yaaay… sebagai blogger, saya bangga donk bisa menyelesaikan sebuah tulisan di Hari Blogger Nasional. Kalau sampai gak nulis, duh… bahaya. Nanti saya dipecat jadi blogger! Ahaha… bercandaaaa. Gak nulis di blog di Hari Blogger Nasional gak membuat kita jadi berdosa koq.
Nah, berarti besok kan tanggal 28 Oktober yah? Tahu donk besok hari apa? Yup, besok tuh Hari Sumpah Pemuda. Hari yang kebayangnya sama saya teh, hari yang sangat berat. Bayangin aja, kalau sebelumnya para pemuda terpecah belah berdasarkan suku dan daerah, padahal penjajahnya itu-itu saja, di tanggal 28 Oktober 1928 yang lalu semua bersatu menyingkirkan ego masing-masing.
Mau itu Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatra Bond, atau Jong Batak Bond, bersatu menjadi JONG UNITED melawan penjajahan. Ya, ibarat sapu lidi lah. Kalau hanya satu batang sapu lidi mudah sekali dipatahkan. Tapi kalau seikat sapu lidi berusaha kita patahkan? Yang ada sih tangan kita yang terasa pegal.
Atau kalau di Finding Nemo, ratusan ikan yang terperangkap jaring bersatu sampai bisa memutuskan rantai dan terbebas dari belenggu jaring.
Jaman sekarang memang gak ada yang namanya penjajahan. Lalu, apa kabar Sumpah Pemuda?
Hmmm.. iya, ya. Tapi jangan salah. Sumpah Pemuda itu gak melulu soal penjajahan. Apalagi di jaman canggih seperti sekarang ini. Coba deh perhatikan media sosial atau berita di internet. Berapa banyak berita tentang anak muda yang sampai viral di jagad maya? Ratusan!
Sayangnya, bukan hanya anak muda yang memiliki prestasi yang sampai viral. Malah seringnya anak muda yang bikin keki tuh yang jadi idola. Sebagai emak-emak yang anaknya sebentar lagi ABG, jujur saja, saya was-was. Ayolah, anak muda… bangkit dan tunjukkan prestasimu.
Jadi kalau bicara Sumpah Pemuda di jaman sekarang ini bisa berarti soal janji dari diri kita sendiri untuk membawa perubahan. Perubahan seperti apa? Contohnya bagaimana?
Contohnya banyak nih. Misalnya saja apa yang dilakukan oleh Trashbag Community sebagai Komunitas Peduli Sampah Gunung. Lho, memangnya komunitas ini ngapain aja?
Pernah naik gunung? Saya pernah, beberapa kali. Iya, duluuuu… jaman masih muda heuheu. Suatu hari di bulan Mei tahun 1999, saya dan teman-teman mendaki Gunung Gede-Pangrango dengan misi membersihkan sampah di gunung. Berbekal 10 polybag yang kami bawa dari titik pemberangkatan di Jatinangor, tidak semua sampah di sepanjang jalur pendakian Gede-Pangrango berhasil kami bawa. Masih banyak sampah yang tersisa. Sayangnya, polybag yang kami bawa hanya sedikit. Dan ternyata, masalah yang sama, di tempat yang sama juga ditemukan Trashbag Community di tahun 2012. Huhu… sedih banget gak sih?
Yah, yang namanya naik gunung, maunya bawa yang praktis saja ya. Apalagi setelah lelah mendaki, maunya sih barang-barang yang kita bawa berkurang jumlahnya. Biasanya sih makanan dan minuman yang setelah habis, kemasannya dibuang begitu saja. Mungkin beberapa pendaki berpikir, ngapain juga bawa-bawa plastik/botol bekas. Menuh-menuhin tas saja.
Padahal gunung bukan tempat sampah, Kak! Coba ingat-ingat quote ini…
Masalah yang berlarut-larut seperti yang saya temui di tahun 1999 dan Trashbag Community di tahun 2012 di tempat yang sama menjadi bukti kalau tidak semua orang sadar kalau gunung itu bukan tempat sampah. Karenanya Trashbag Community hadir untuk membawa perubahan lewat aksi, edukasi, dan pengawasan. Buat siapa? Ya buat siapa lagi kalau bukan buat kita semua, termasuk yang gak ikut naik dan nyampah di gunung. Tahu sendiri kalau musim hujan datang, sampah jadi alasan utama penyebab banjir.
Selain Trashbag Community, masih banyak lagi komunitas anak muda lain yang memiliki kegiatan positif. Asyiknya kegiatan-kegiatan positif ini juga didukung oleh Opini.id, Situsnya Anak Muda yang Punya Kepedulian. Jadi semangat yang dibawa oleh komunitas-komunitas ini semakin menular ke komunitas lain.
Atau teman-teman punya komunitas dengan semangat yang sama? Share donk…
Yuk, ah… Think big, act small, start now. Seperti kata pepatah, “Semua yang besar berawal dari sesuatu yang kecil”. Mari mulai dari sekarang. Demi Indonesia yang lebih baik. Kuy!!!