Lebaran kemarin yang menjadi topik hangat di beberapa perbincangan yang saya ikuti adalah mengenai dana pensiun lembaga keuangan AIA Indonesia.
Tidak hanya di lingkaran keluarga, tapi ketika saya menemani kakak berkunjung ke rumah temannya, yang dibahas juga tentang dana pensiun. Wajar sih, usia kami memang boleh dibilang sudah tidak muda lagi. Beberapa tahun yang akan datang malah sudah terhitung masuk usia pensiun.
Teman kakak bilang kalau yang kerja di sektor swasta lebih enak dibanding beliau yang PNS. Sementara kakak saya, yang kerja di swasta menimpali kalau PNS jauh lebih enak dibanding yang kerja di swasta.
Sampai-sampai kakak saya melontarkan candaan,”nanti mah yang PNS tinggal duduk di depan teras, kita yang swasta lewat depan rumah masih bawa laptop sambil bilang… permisi, mau tempat kerja dulu”. Haha… mudah-mudahan sih gak gitu ya.
Terlepas dari jenis pekerjaannya, seringkali saya menemui orang tua yang masih bekerja, padahal sudah masuk usia pensiun (55 tahun ke atas). Pekerjaan yang dilakukan ini bukan karena hobi, alasannya karena kondisi ekonomi yang kurang mantap.
Sementara banyak orang masih banting tulang di usia pensiun, beberapa menikmati masa pensiun dengan tenang karena mereka telah mempersiapkan masa pensiun sejak dini.
Mau donk pensiun nanti tinggal duduk manis menikmati hidup, jalan-jalan berdua sama suami misalnya. Yaaa… secara sekarang mah mau keluar berdua saja teh susaaah.
Mempersiapkan Dana Pensiun, penting gak sih?
Kakak saya bilang, PNS tinggal duduk menikmati masa pensiunnya di depan teras. Toh tiap bulan, meski sudah pensiun, PNS ini akan tetap menerima gaji. Tapi kenyataannya tidak seperti itu. Abah saya PNS yang kurang menikmati masa pensiunnya. Abah memang menerima uang pensiun tiap bulan, tapi kondisi kesehatan yang semakin menurun membuat kualitas hidup Abah juga menurun. Tak hanya Abah, Nene juga sama. Ditambah lagi biaya hidup semakin meningkat karena inflasi dan biaya kesehatan yang di luar dugaan, sampai menguras habis tabungan. Padahal Abah dan Nene tetap menerima pensiun tiap bulan dan biaya berobatnya ditanggung BPJS.
Duh, kalau seorang pensiunan PNS seperti Abah saja bisa mengalami kesulitan finansial di masa pensiun, bagaimana dengan orang-orang yang tidak mempersiapkan dana pensiun seperti saya ya?
Saya hanyalah satu dari banyak orang yang belum sadar untuk mempersiapkan dana pensiun sejak dini. Ada yang menunda mempersiapkan dana pensiun karena lebih memilih untuk menikmati hasil kerja mereka sekarang, ada juga yang menunda karena berpendapat bahwa pendidikan anak yang membutuhkan banyak biaya jauh lebih penting dibanding dana pensiun.
Padahal waktu berjalan cepat. Sekarang usia saya sudah 35, sekitar 20 tahun yang akan datang saya sudah masuk usia pensiun. Belum apa-apa sudah bergidik sendiri membayangkan berapa biaya yang harus saya siapkan untuk menghadapi masa pensiun nanti andai saya tidak mempersiapkannya sejak dini.
Mau tahu berapa biaya hidup yang harus disiapkan di masa pensiun nanti? Coba kita lihat ilustrasi di bawah ini
Dengan perhitungan usia sekarang 35 tahun, dan biaya hidup sebesar 5 juta per bulan, kelak biaya hidup saya di masa pensiun mencapai 16 juta per bulan! Per tahun bisa sampai 192 juta rupiah. Lho, koq bisa biaya hidup di masa pensiun malah lebih besar dari biaya hidup semasa bekerja?
Begini, sampai sekarang saya hafal sekali lagunya Melissa, Abang Tukang Bakso yang populer sekitar 20 tahun yang lalu. Di lagu ini, Melissa bilang kalau 1 mangkuk bakso harganya itu 200 perak. Sekarang, 200 perak bisa dapat apa? Di minimarket saja sudah jarang dikasih kembalian 200 perak. Di warung juga uang 200 perak gak bakal bisa beli apa-apa. Nah, nilai uang yang semakin merosot ini karena adanya inflasi. Di Indonesia, nilai inflasi berkisar 8-10% per tahun.
Belum lagi kalau kita diberi umur panjang dan harus menghadapi inflasi tiap tahun dan berakibat pada biaya hidup yang semakin meningkat.
Tapi, andai saja saya mulai menyisihkan pendapatan tiap bulan untuk dana pensiun melalui lembaga keuangan AIA Indonesia, kebutuhan pensiun saya kelak akan terpenuhi tanpa perlu banting tulang di usia tua. Terlambat? Mungkin iya. Namun masih jauh lebih baik daripada tidak ada persiapan sama sekali. Mau pensiun nikmat? Yuk, mulai siapkan dana pensiun sejak dini.