Kios Bensin Pertamini

By | November 16, 2015

Motor mogok nih. Jauh kemana-mana“, lapor saya via sms ke suami.

Gak lama, hape bunyi. Ada telepon dari suami.

Mogok kenapa? Bukannya kemarin baru dari bengkel? Coba liat bensinnya. Kalo abis dorong sampe nemu tukang bensin“, cecar suami tanpa memberi saya kesempatan untuk menjawab.

Errrrr… iya juga sih. Minggu kemarin motor saya memang baru ganti oli dan service rutin di bengkel. Saringan oli, piston dll sudah bersih. Rasanya memang tidak mungkin kalau motor sampai mogok karena rusak.

Tadi saya sedang asyik saja naik motor. Tiba-tiba di areal persawahaan yang jauh kemana-mana, motor saya mati. Gak sempet lihat jarum penunjuk bensin, saya malah panik. Apalagi ketika motornya saya selah tidak menunjukkan gejala kehidupan sama sekali. Ya sudah, mending kirim sms ke suami saja. Padahal suami juga gak akan bantu banyak. Maksudnya gak bisa ujug-ujug dateng ke tempat motor saya mogok kemudian bantu dorong ke bengkel terdekat hihi…

Tapi ya ada untungnya juga sih kasih kabar ke suami, saya jadi bisa lebih cepat menyadari kebodohan saya sebelum ditertawakan tukang bengkel.

Pasalnya, setelah selesai teleponan sama suami, saya segera membuka tangki motor. Dan, ya… benar kata suami. Bensin di motor saya habis, bis! Sama sekali gak bersisa satu tetes pun. Kering! Pantas saja diselah juga gak bisa.

Iya, saya memang suka lupa isi bensin. Kejadian mogok di jalan karena kehabisan bensin ini sudah dua kali saya alami. Yang pertama sih masih dekat rumah. Meski akhirnya saya ditertawakan tukang ojeg yang membantu saya mendorong motor sampai rumah.

Berhubung di tempat motor mogok kali ini gak ada siapa-siapa dan rasanya gak aman saya tinggalkan untuk membeli bensin ke tukang bensin terdekat, akhirnya mau tidak mau motornya saya dorong saja. Lagipula kalau memang bisa ditinggalkan, bawa bensinnya nanti pakai apa? Kan gak bawa jerigen? Paling harus cari botol bekas.

Berat sih dorong motor. Tapi untungnya jalannya agak menurun, coba kalau dikasih jalan yang menanjak. Ampun deh.

Setelah mendorong motor kurang lebih 1 km, akhirnya ketemu juga dengan tukang bensin eceran. Kalau biasanya saya beli bensin di tukang bensin dekat rumah yang menjual bensin di dalam botol, kali ini rejekinya tukang bensin eceran Pertamini.

Pertamini? Gak salah tuh? Ya, gak. Emang bener Pertamini koq. Isi bensinnya dengan mesin semi digital.

Sambil mengisi bensin, saya mengobrol dengan bapak yang juga pemilik kios Pertamini ini. Namanya Pak Naibaho. Asal Medan asli dan sekarang dinas di sebuah instansi di Kecamatan Cisalak, Subang.

Kios Pertamini ini merupakan persiapan Pak Naibaho menghadapi masa pensiun 3 tahun yang akan datang.

Kalau gak siap-siap dari sekarang, kepalaku bisa pecah nanti. Nanti kamu lewat ke sini, ketemu sama Naibaho yang stroke“, kata Pak Naibaho sambil terbahak-bahak.

Wah. Si Bapak hebat. Sudah mempersiapkan masa pensiun sejak dini.

Menurut cerita Pak Naibaho, dalam sehari kios Pertamininya ini sanggup menghabiskan 150 L bensin/solar. Kalau dibandingkan dengan bensin eceran dalam botol sih harga jual kios Pertamini ini sama saja, Rp. 8.500,-/L.

IMG_20151130_161436

Dalam seminggu, mesin SPBU Pertamini milik Pak Naibaho menghabiskan pulsa listrik 100 ribu rupiah. Sebulan? Tinggal kali empat.

Listriknya juga gede, Neng. 4500!”, kata Pak Naibaho sambil tersenyum.

Untungnya berapa?

Yaaa… lumayan lah. Kepalaku gak jadi pecah“, kata Pak Naibaho.

Hmm… kios Pertamini ini jadi saingan kios bensin eceran dalam botol gak sih?

Kalau kata Pak Naibaho, yang pakai bensin kan banyak. Motor dan mobil juga makin banyak. Jadi kita bagi-bagi rejeki saja.

Iya juga sih. Soal rejeki memang sudah ada yang mengatur. Tukang bensin di botol eceran tidak pernah kehabisan pelanggan. Begitu juga dengan kios Pertamini milik pak Naibaho. Meski jaraknya cukup jauh dari perkampungan dan kios bensin lainnya, sudah jelas kios Pertamini pak Naibaho menolong saya yang kehabisan bensin di tengah jalan hahaha…

Ngomong-ngomong kios Pertamini sebagai persiapan pensiun Pak Naibaho, teman-teman sudah punya persiapan pensiun apa nih???

IMG_20151130_161526

11 thoughts on “Kios Bensin Pertamini

  1. Rohmahdg

    wihhh keren banget ini ya persiapannya dari PAk Naibaho, bunda
    jadi bisa terbantu ketika jauh dari tempat penjual bensin eceran.
    hebat bpk. Naibaho… 😀

    Reply
    1. oRiN Post author

      Iya, alhamdulillah… sekarang makin banyak kios Pertamini begini. setidaknya bensinnya gak kena sinar matahari hihi

      Reply
  2. Ika Puspitasari

    Persiapan pensiunku apa ya? sudah kepikiran buat tempat persewaan kostum karnaval….kalo pas kartinian sama Agustusan…panen banyaak tuh.
    Gara2 kemarin nyariin kostum buat anakku kehabisan terus…

    Reply
    1. oRiN Post author

      Iya mak. Kostum lumayan tuh prospeknya. Apalagi sekarang banyak peringatan2 yang mesti pake Kostum 😀

      Reply
    1. oRiN Post author

      nanti aku tanyain ke pak Naibaho ya, mbak.. belum ngobrol banyak. Edisi buru-buru sih 😀

      Reply
    1. oRiN Post author

      sama dengan yang eceran mak… cuma pake meteran aja dan rasanya lebih aman pake pertamini

      Reply
  3. Linda

    Ditempat saya juga udah banyak sekarang pertamini & kayanya lebih asik isi bensin dipertamini dibanding yang eceran biasa 🙂

    Reply
    1. oRiN Post author

      iya, harga sih sama dengan yang eceran. tapi kualitasnya lebih terjaga dibanding yang eceran, karena gak terpapar sinar matahari langsung… kalo yang botolan gitu kan botolnya kena matahari 🙂

      Reply

Leave a Reply to Rohmahdg Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *