Lagi sebal sama suami. Bukan, bukan karena ini akhir bulan. Kalau itu mah gak usah saya ceritain lagi huehehe…
Gak koq. Mau awal, tengah, atau akhir bulan, semuanya sama saja buat saya. Suami sudah sangat mengenal saya, yang kalau dikasih uang gak pernah bertahan lama. Makanya suami memutuskan untuk membagi jatah bulanan jadi mingguan. Buat saya sendiri ini memang membuat tenang. Saya jadi gak pernah kenal tanggal muda atau tua 😀
Sekarang saya memang lagi sebel banget sama suami. Pasalnya sebelum lebaran Idul Adha, suami malah donor darah sendirian. Sebelumnya suami mengajak saya untuk ikut donor. Hanya saja sudah 2 minggu ini fllu batuk saya gak kunjung sembuh.
Awalnya sih saya bertahan tanpa obat. Tapi lama-lama gak tahan juga dengan ingus yang membuat kepala saya sakit. Belum lagi panas dingin plus nyeri sekujur tubuh. Tiap malam mengigil kedinginan, sampai-sampai selimut pun gak cukup menahan dingin yang saya rasakan. Padahal Teteh dan Ade mah gak merassa keinginan sama sekali. Malah tiap kali saya selimuti mereka, selimutnya hanya bertahan beberapa detik saja hahaha…
Karena tidak tahan dengan flu yang saya rasakan, akhirnya saya memutuskan untuk minum obat. Flu yang masih belum sembuh ditambah saya memang mengkonsumsi obat membuat saya jelas tidak layak donor.
Akhirnya suami yang sudah jadwalnya donor memutuskan donor sendirian. Yang membuat sebel adalah sebentar lagi suami menyusul angka donor saya. Huaaa… gak rela pokoknya. Minggu depan, selepas anak-anak UTS saya harus bisa donor. Dari pengalaman kemarin ketika ditolak donor, saya harus bisa mempertahankan nilai hb agar berada di kisaran 12.5.
Kalau kata admin @DondarBdg, untuk menaikkan hb saya harus banyak-banyak mengkonsumsi sayuran hijau, salah satunya brokoli.
Euuuw… jujur saja. Saya memang tidak suka sayuran. Tak heran kalau kebiasaan jelek saya ini juga menurun pada Ceuceu. Yessss… like mother like daughter.
Tahu gak, kalau seumur hidup saya yang sudah lewat seperempat abad ini saya belum pernah makan brokoli? Hahaha… menyedihkan.
Sadar kalau saya tidak bisa terus-terusan memiliki kebiasaan jelek seperti ini, ditambah lagi saya sangat ingin donor agar suami tidak sampai menyusul angka donor saya, saya harus mau makan sayuran, terutama brokoli.
Kemarin, suami mengajak saya ke Suis Butcher. Kalau biasanya kaami ke tempat makan “mewah” seperti ini di event tertentu saja, kali ini entah dalam rangka apa. Bisa jadi sebagai rayuan agar saya rela disusul suami yang sebentar lagi mencapai donor ke 25 kalinya -_-
Suami memesan menu favoritnya, Tenderloin Parmegiana, Grill Tenderloin yang disajikan dengan kentang bumbu, saus tomat, keju parut dan… broccoli cheese. Suami memaksa saya memakan brokoli yang ada di piringnya. Enak katanya… Hmmm… coba gak ya?
Dari segi tampilan, menu ini lebih menarik jika dibandingkan dua menu steak sebelumnya. Daging tenderloin, dibaluri saus barbeque yang ditaburi keju parut yang sudah meleleh. Disajikan bersama kentang wedges dan brokoli yang dibaluri cream cheese. Dagingnya dimasak well done, cukup empuk, bumbunya terasa meresap sampai kedalam daging. Brokolinya masih segar, sehingga masih terasa kriuk, dicampur dengan cream cheese, rasanya jadi gurih, enak. Dengan harga Rp 45.000,- porsinya pas, mengenyangkan.
Awalnya sih saya gak mau. Tapi demi donor darah… iya deh… saya coba. Ternyata… brokoli ituuu… ENAK!
Beveragenya suami memilih salad. Seperti biasa, pilihannya lagi-lagi tepat. Karena salad aneka buah-buahan yang disajikan dengan mayonaise terasa menyegarkan.
Buat Ceuceu sendiri, Suis Butcher ini merupakan tempat favoritnya. Pokoknya kalau diajak kesini, sumringah luar biasa.
Sementara buat maniak steak Suis Butcher ini menjadi tempat ngumpul-ngumpul yang asyik karena posisinya di daerah Jalan Setiabudi dengan Gegerkalong.
Di area depan disediakan kursi putih dengan meja marmer. Kalau datang ke restoran ini pada saat siang atau sore hari, tampaknya area depan ini memang yang paling cocok untuk dipilih karena adem, bisa merasakan semilir angin yang berhembus. Kalau malam hari, lebih baik pilih area dalam ya, biar lebih hangat.