Sejak jaman masih pacaran sampai sekarang beranak tiga, sudah berkali-kali suami bergonta-ganti hobi.
Kalau dulu jaman pacaran suami hobinya koleksi speaker. Hampir setiap pulang dinas dari Timor kami mampir ke BEC. Untuk apalagi kalau bukan sekedar beli speaker. Karena masih pacaran, saya merasa tidak enak mencegah keinginan si pacar membeli berbagai macam speaker. Tapi karena harus kembali ke tempat dinasnya di Timor, speaker-speaker yang sudah dibeli itu malah jadi sarang tikus. Iya, Harman Cardon jadi tempat yang paling nyaman bagi tikus beranak pinak.
Setelah menikah, saya mulai bisa protes dengan hobi suami yang menurut saya kurang bermanfaat itu. Sadar kalau istrinya cerewet, suami pun berganti hobi. Kali ini hobinya gonta ganti gadget. Sekalinya pulang ke Bandung buat ganti gadget ke model teranyar. Gadget lamanya ada yang diwariskan ke saya, ada juga yang dijual di Timor. Kalau dijual lumayan untung. Harga bekasnya masih setara dengan harga beli gadget model yang lebih baru lagi. Kalau begini, saya jadi tidak bisa protes.
Tapi hobi ini tidak berlangsung lama, selain karena sudah tidak tinggal di Timor, apalagi alasannya kalau bukan karena terbatasnya dana. Lagipula semakin kesini, semakin merasakan kalau gadget hanya sebagai penunjang pekerjaan. Jadi asal bisa telepon, terima/kirim email, remote pekerjaan dari hape saja sudah cukup.
Untuk menghilangkan suntuk dari pekerjaan yang boleh dibilang harus selalu siap 24/7, suami mulai mencari hobi lain.
Pilihan jatuh ke ikan hias. Sebagai istri yang baik, saya mendukung hobinya ini. Ya meskipun saya tahu resikonya. Yaitu harus siap ikut mengurus ikan-ikan selama ditinggal suami menginap di kantor. Tapi tidak apa-apa, dibanding harus mijitin suami tiap pulang kerja *istri macam apa ini wkwkwkwk
Sejak mengikuti hobi suami, saya jadi sedikit tahu seluk beluk perikanan. Mulai dari ikan air tawar sampai ikan air laut. Saya sendiri pasti tidak akan sanggup menekuni hobi seperti ini. Apalagi mengurus dan memelihara ikan air laut lebih rumit dibanding ikan air tawar. Salah urus sedikit, bisa hancur semua isi akuarium.
Setup akuariumnya saja memerlukan kesabaran yang cukup tinggi. Bayangkan, akuarium yang baru pertama kali diisi air laut tidak bisa seketika diisi ikan atau tanaman. Air lautnya sendiri perlu beberapa jerigen yang dibeli dari toko ikan di Bandung. Perlu waktu minimal 1-3 bulan dengan pengaturan suhu, derajat keasinan, dan lain-lain sampai kondisi akuarium stabil. Yakin tahan melihat akuarium kosong selama berbulan-bulan? Saya sih tidak haha…
Nah, begitu kondisi akuarium sudah stabil, kami pun mulai berburu isi akuarium. Kemana saja? Biasanya sih kami ke sini nih, 5 surga bagi para pehobi ikan di Bandung.
1. Muara
Terletak di Jalan Peta, tidak jauh dari perempatan Pelindung Hewan-Tegalega. Ada banyak penjual ikan koi, ikan koki, cupang, dan lain-lain. Tidak hanya ikan air tawar, di Muara juga cukup banyak penjual ikan air laut. Harganya? Murah. Beberapa pedagang yang saya kenal mengambil ikan langsung dari Samudra Hindia alias dari Rancabuaya atau Pameungpeuk Garut. Belum punya akuarium? Sekalian saja pesan akuarium custom di sini 😀
2. Laksana & Gampang Ingat
Kedua toko ikan ini berada di Jalan Karapitan dan menyediakan alat-alat aquarium yang cukup lengkap. Kalau Gampang Ingat sih untuk pehobi ikan air tawar. Segala keperluan ikan air tawar ada di sini. Koi nya juga bagus-bagus 😛
Sementara Laksana untuk pehobi ikan air laut. Mulai dari air laut sampai Frog Fish yang bermuka seram
seperti ini juga ada di sini.
3. Ayong
Terletak di Jalan Terusan Kopo, depan pom bensin ada plang kecil gambar ikan nemo. Saya sendiri belum pernah ke sini. Katanya sih ikannya di sini bagus-bagus. Kalau suami sudah beberapa kali ke sini.
4. Nursijan
Ada di Jalan Nursijan. Saya baru sekali ke sini. kaget juga sih, soalnya banyak anjingnya heuhue… Tapi ikannya bagus-bagus. Ikan di Nursijan juga banyak yang mahal-mahal. waktu saya ke sini ada Flame Angel yang harganya… mm… ya segitu deh, pokoknya gak kebeli deh sama suami 😛
5. Anggrek
Terletak di jalan anggrek. Suami biasanya beli air laut di sini. Kalau lapar tinggal mampir ke Parit 9 yang ada di sebelah toko hehe
Tapi surga sebenarnya buat pehobi ikan sih ada di grup whatsapp yang diikuti suami. Selain bisa bertukar informasi dan konsultasi, tak jarang mereka juga saling bertukar ikan dan SPS 😀