Gak nemu colokan listrik!
Haha… buat saya yang memang selalu ingin eksis dimana pun saya berada, colokan listrik adalah hal yang sangat penting dan harus ada. Jadi kalau tidak ada colokan listrik, cita-cita saya jadi wartawan jadi-jadian jelas bisa terhambat.
Kemanapun saya pergi, saya selalu membawa sebuah ransel yang berisi laptop yang baterainya mulai sering sekarat dengan cepat, masih kamera DLSR (maklum, lensa telenya belum terbeli :P), beragam kabel USB dan charger.
Bulan Maret kemarin saya mengikuti Workshop #SahabatJKN #LawanTB yang dihadiri oleh blogger-blogger dari seluruh daerah di Indonesia. Dari acara workshop ini pula saya jadi tahu kalau bukan hanya saya yang mengalami ketergantungan terhadap colokan, tapi juga blogger-blogger lain ahaha
Di ruangan tempat workshop diadakan, panitia sibuk menyiapkan sambungan listrik yang segera dipenuhi berbagai macam adaptor. Alhamdulillah, saya masih kebagian satu slot colokan yang saya prioritaskan untuk laptop. Laptop jadi prioritas untuk mencatat beberapa poin penting yang disampaikan pembicara saat workshop. Maklum, penyakit tua mulai menyerang. Kalau tidak segera saya tulis, bisa-bisa saya tidak ingat sama sekali materi workshop yang saya ikuti hihi
Workshop hari pertama berjalan aman tanpa gangguan. Rintangan mulai terasa saat workshop hari kedua yang berjalan di luar ruangan karena peserta harus berkeliling ke Klinik TB di RSHS. Alamat gak bakal nemu colokan nih…
Duh… padahal hape saya hanya bisa bertahan beberapa jam dan pasti bakal cepat soak kalau dipakai mengunggah foto bahan live tweet. Sebelum keluar rumah menuju tempat workshop sih baterai hape sudah terisi penuh. Mengandalkan power bank? Power bank paling hanya bisa dipakai sekitar 1-2 jam. Sesudah itu, pasti saya termangu dan menggalau.
Kekhawatiran saya terbukti. Workshop baru berjalan setengah hari dan saya sudah kehabisan semua energi cadangan. Semua baterai baik itu hape dan power bank sudah habis.
Galau donk!!! Bagaimana tidak galau, orang lain sibuk live tweet dan juga foto-foto dengan tongsisnya, saya malah gak bisa apa-apa. Menyesal saya tidak melirik tawaran seorang teman yang berjualan power bank tenaga surya.
Maklum, sebagai emak-emak yang hobinya ngeblog sambel gegoleran di atas kasur dan memang jarang kemana-mana, saya pikir saya akan selalu menemui colokan lisrik di mana pun saya berada 😛
Kata teman sih pengisian power bank tenaga surya ini menggunakan tenaga matahari. Ya iyalah, kalau pakai tenaga air namanya juga pasti lain lagi hihi. Lumayan nih buat mengirit penggunaan listrik. Meski hanya menggunakan sedikit energi listrik saat pengisian power bank atau baterai hape, tapi kalau sering dipakai ya jadinya banyak juga. Coba kalau semua bisa diisi dengan tenaga matahari ya… bisa irit listrik berapa banyak tuh…
Jadi inget jaman masih kecil dulu… masa di mana saya sering menjemur baterai jam atau game boy buat main tetris di bawah matahari. Konon, baterai yang dijemur bisa kembali terisi setelah dijemur di bawah terik matahari. Ada yang punya pengalaman yang sama??? 😀
sama mbak kita sepaket..nggak ada colokan listrik tuh gimana rasanya..mendingan nggak dapat makan deh daripada colokan listrik nggak ada..ahahaha