“Mah, koq Ceuceu gak boleh ikut naik bis?”, tanya Ceuceu sambil terkulai lemas di pangkuan saya.
Teman-teman dan guru di sekolah Ceuceu saat itu sudah menaiki bis. Sesuai rencana, seharusnya Ceuceu juga ikut bersama mereka, piknik ke Taman Safari. Bekal sudah disiapkan. Hanya saja rencana Ceuceu piknik ke Taman Safari bersama teman-teman sekolahnya terpaksa dibatalkan. Sudah dua hari Ceuceu panas tinggi. Sekujur badannya lemas dan terasa nyeri. Muka Ceuceu memerah, mual dan beberapa kali muntah, mata pun terasa sakit. Yang lebih mengagetkan, ada ruam merah yang muncul di badannya.
Tak mau menunggu waktu lama, segera saya batalkan rencana keberangkatan ke Taman Safari. Yup, meski harus kehilangan uang untuk ongkos ke Taman Safari yang sudah dibayarkan jauh-jauh hari, tapi tidak ada yang lebih penting daripada kesehatan anak-anak.
Sambil meminta ijin batal berangkat ke Ibu guru, Ceuceu saya bawa periksa ke klinik dekat rumah. Sesampainya di klinik, dokter meminta Ceuceu menjalani pemeriksaan laboratorium. Hasilnya bisa dilihat saat itu juga, terlihat ada sel darah putih (leukopenia) yang jumlahnya di bawah normal.
Melihat ruam di badan Ceuceu, dokter meminta saya melakukan tes darah ulang 2 hari kemudian. Selama itu pula kondisi Ceuceu masih belum membaik, makin hari makin lemas karena asupan makanan yang terbatas. Mual dan muntah yang menjadi penyebabnya. Hasil pemeriksaan ulang menunjukkan sel darah putih semakin menurun, sementara jumlah trombosit masih berada di kisaran normal.
Dokter pun mengambil kesimpulan kalau Ceuceu terkena Demam Dengue. Meski bukan Demam Berdarah Dengue (DBD), tetap saja melihat kondisi Ceuceu yang semakin lemah membuat saya panik.
Apa yang membuat Ceuceu terkena Demam Dengue?
Gejala Demam Dengue dengan Demam Berdarah Dengue memang hampir mirip. Gejala yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak adalah demam dan munculnya ruam. Sedangkan pada pasien usia remaja dan dewasa, gejala yang tampak adalah demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri pada sendi dan tulang, mual dan muntah, serta munculnya ruam pada kulit. Penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia) dan penurunan keping darah atau trombosit (trombositopenia) juga seringkali dapat diobservasi pada pasien demam berdarah. Pada beberapa epidemi, pasien juga menunjukkan pendarahan yang meliputi mimisan, gusi berdarah, pendarahan saluran cerna, kencing berdarah (haematuria), dan pendarahan berat saat menstruasi (menorrhagia) (Sumber : http://medissain.blogspot.com/).
Sementara gejala yang ditunjukkan oleh penderita demam berdarah dengue (DBD) biasanya sama dengan gejala demam dengue klasik ditambah dengan empat gejala utama, yaitu demam tinggi, fenomena hemoragik atau pendarahan hebat, yang seringkali diikuti oleh pembesaran hati dan kegagalan sistem sirkulasi darah. Adanya kerusakan pembuluh darah, pembuluh limfa, pendarahan di bawah kulit yang membuat munculnya memar kebiruan, trombositopenia dan peningkatan jumlah sel darah merah juga sering ditemukan pada pasien DBD. Salah satu karakteristik untuk membedakan tingkat keparahan DBD sekaligus membedakannya dari demam berdarah klasik adalah adanya kebocoran plasma darah.
Penyebab utama penyakit demam dengue apalagi kalau bukan virus dengue. Masuk ke tubuh manusia melalui gigitan vektor pembawanya yang sudah tidak asing lagi. Siapa lagi kalo bukan Si Nyamuk nakal Aedes aegypti.
Nyamuk dapat membawa virus dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut. Aedes aegypti betina bersifat intermittent feeder, yaitu mengisap darah berulang kali sebelum merasa kenyang. Karena itulah, pada saat yang sama Aedes aegypti dapat menginfeksi beberapa orang dalam satu keluarga atau dalam area yang berdekatan. Ah, ini benar sekali… di sekitar rumah saja, beberapa anak-anak tetangga sudah beberapa orang yang terkena DBD. Bisa jadi saat mereka bermain bersama-sama, satu nyamuk menghisap darah anak yang sudah terkena virus dengue kemudian berpindah ke anak yang lain.
Masalahnya, meski bukan penyakit menular langsung, ketika Ceuceu positif terkena Demam Dengue, di rumah masih ada 4 anggota keluarga lain (termasuk saya) yang menjadi rentan tertular Demam Dengue akibat gigitan si nyamuk betina yang hobinya menghisap darah terus-terusan sebelum kenyang tadi.
Apalagi dengan kondisi si bungsu yang sudah pernah terkena kejang demam dan rentan terkena serangan kejang ulang akibat demam. Setahun ini saja sudah 2 kali Ade kejang demam. Jangan sampai deh Ade juga terkena gigitan nyamuk yang bisa membuat Ade terserang demam.
Fogging, memang cukup?
Setelah mendapatkan laporan adanya warga yang terkena Demam Berdarah, tentu saja di sekitar rumah kami dilakukan fogging. Tapi, apa memang fogging ini bisa membasmi semua nyamuk? Nyatanya setelah dilakukan fogging di siang hari, di malam hari nyamuk-nyamuk itu masih tetap ada dengan jumlah yang tak kalah banyak dengan sebelum fogging. Rupanya selama fogging, nyamuk-nyamuk nakal ini bukannya mati, melainkan pingsan. Lebih parah lagi malah banyak yang bersembunyi ke tempat yang tidak terjangkau asap fogging. Misalnya saja ke sela-sela baju yang digantung, atau malah sembunyi ke kolong kasur… hiyyy. Pantas saja di malam hari nyamuk-nyamuk itu tetap banyak. Yang menyeramkan, di siang hari nyamuk tetap jadi ancaman yang menyeramkan bagi anak-anak.
Pengalaman menyeramkan dengan nyamuk bukan hanya itu saja. Seringkali ketika dibangunkan untuk berangkat sekolah di pagi hari, Teteh mengeluh.
“Masih ngantuk… tadi malem gak bisa bobo… banyak nyamuk. Eh… nyamuknya sih satu, tapi temannya banyak”, begitu kata Teteh.
Ah, kalau malam tidak bisa tidur dengan nyenyak, bagaimana anak-anak bisa belajar dengan baik di sekolah? Padahal tidur yang nyenyak di malam hari merupakan salah satu bekal agar anak-anak bisa menjalani segala macam kegiatan. Anak-anak tidak bisa menangkap apa yang disampaikan gurunya di sekolah karena mengantuk? Oh, jelas ini bencana buat saya.
Jangankan anak-anak, meski lebih sering begadang, saya juga masih perlu tidur yang nyenyak dan nyaman di malam hari.
Entah kenapa, kalau di malam hari tidur saya terganggu, keesokan harinya saya selalu merasa lapar. Mungkin benar kata Shakespeare, kalau tidur itu benar-benar merupakan “pemberi gizi utama dalam perjamuan kehidupan”.
Bagaimana pun, tidur di malam hari masih merupakan kebutuhan bukan sekedar kepuasan. Lah, kalau kebutuhan itu malah terganggu si nyamuk? Jelas menyebalkan. Biasanya sih kami pakai baygon elektrik seperti ini.
Baygon elektrik ini cukup efektif mengurangi nyamuk, bahkan boleh dibilang tidak ada lagi gangguan nyamuk. Buktinya, tidak kenal siang atau malam, kucing atau orang… semua tetap dapat tidur dengan nyaman… 😀
Masalahnya seringkali saya lupa mengganti isinya hehehe
Beruntung sekarang Baygon memiliki inovasi yang mantap, Baygon Liquid Elektrik.
Bukan sekedar nyamuk yang lewat, tapi lewat radar yang kuat nyamuk yang tersembunyi pun dilahap! Baygon Liquid Elektrik efektif mengusir nyamuk, memberi perlindungan terhadap nyamuk secara terus menerus, memakai bahan wick yang berkualitas tinggi sehingga bisa mengatur pengeluaran bahan aktif pengusir nyamuk secara konstan. Isinya? Hemat lah… cukup untuk 45 malam tanpa perlu mengganti isi ulang setiap hari.
Oke lah urusan nyamuk sudah kita serahkan ke Baygon, tapi kadang ada orang yang tetap sulit mendapatkan tidur yang nyaman dan nyenyak di malam hari. Padahal sudah bebas gangguan nyamuk.
Ada beberapa tips yang sudah saya terapkan agar tidur lebih nyenyak… Mau tau? Begini nih…
1. Olahraga
Tahu kan kenapa olahraga bisa membuat tidur lebih nyenyak? Tentu saja karena capek hehehe… Tapi berolahraga apalagi rutin, memang bisa membantu kita cepat tertidur di malam hari dan memperoleh tidur yang berkualitas. Bangun di pagi hari pun terasa lebih segar.
2. Waktu tidur yang terjadwal
Sebelum ini seringkali saya tidur tanpa jadwal. Hari ini tidur jam 9, besoknya tidur jam 2, besoknya lagi jam 11. Padahal dengan cara seperti ini, metabolisme tubuh juga jadi terganggu. Hasilnya ya seperti yang saya ceritakan tadi. Pas saya tidur jam 2 malam, siangnya itu saya bisa makan berkali-kali. Sekarang saya membuat jadwal rutin, tidur jam 10 malam. Kalau tidak ada keperluan yang sangat penting, maksimal jam 12 malam sudah harus naik ke tempat tidur.
3. Kosongkan perut sebelum tidur
Percayalah, perut yang terlalu penuh tidak akan membuat kita tertidur dengan cepat apalagi nyenyak. Terlalu kosong juga tidak baik, karena suara perut yang keroncongan akan mengganggu konsentrasi. Alih-alih tidur nyenyak, malah menggerutu kelaparan. Isi secukupnya dengan makanan yang ringan, bukan dengan makanan yang terlalu berat dan terlalu banyak.
4. Jauhkan gadget
Dekat dengan komputer atau gadget juga tidak akan membuat kita tertidur dengan cepat. Memang godaan media sosial itu sangat berat. Saya akui itu. Tak jarang saya pun membawa gadget ke atas kasur. Sesampainya di atas kasur, tentu saja kantuk yang tadinya hampir datang malah hilang gara-gara membaca status teman. Penasaran, ikut komentar atau malah membuat kita ikut berpikir. Padahal sebelum tidur, otak kita harus relaks. Perlu waktu mengubah otak dari mode siaga menjadi mode tenang. Otak yang tenang tentu saja membuat kita lebih cepat untuk tertidur.
5. Padamkan lampu
Tadinya saya tidak suka tidur dengan lampu yang dipadamkan. Tapi suami berhasil meyakinkan saya kalau mematikan lampu saat tertidur bisa mempengaruhi kualitas tidur kita, katanya efek cahaya akan merangsang hormon tertentu dan akhirnya mempengaruhi metabolisme di dalam tubuh kita.
Dan benar saja, tidur dengan lampu yang dipadamkan memang lebih nyenyak dan saya jadi jarang terjaga.
6. Perhatikan alas tidur alias kasur
Pernah mengalami terbangun di malam hari gara-gara kaki yang tiba-tiba terasa pegal? Saya pernah. Penyebabnya adalah kasur yang sudah mulai menua dan bagian tengahnya jauh lebih rendah dibanding ujung kasur. Kasur yang nyaman jelas membuat tidur lebih nyenyak., karena kasur akan s tubuh kita lebih baik.
7. Perhatikan suasana dan lingkungan tidur
Pernah terbangun karena kegerahan atau tidak nyaman karena baju yang kita pakai seharian juga dipakai tidur? Duh, sudah gerah… bau pula. Atau malah terbangun dini hari gara-gara kedinginan dan harus mematikan AC/kipas angin? Padahal saat itu tidur kita sedang terasa sangat nyenyak. Saya sering. Soalnya menjelang tidur, cuaca terasa kurang nyaman, jadi saya merasa harus menyalakan kipas. Sementara dini hari, udara terasa menusuk. Kalau punya timer, lebih baik atur timer pada AC/kipas angin atau pakai selimut sebelum tidur agar kita tidak terbangun di tengah malam untuk mematikan AC/kipas angin.
8. Sikat gigi, Cuci Kaki dan Berdoa
Yang tidak kalah penting adalah sikat gigi, cuci kaki dan berdoa sebelum tidur. Sikat gigi sih tidak perlu dijelaskan lagi ya… sudah jelas kalau saat tidur, mulut adalah tempat paling nyaman buat bakteri berkembang biak. Apalagi kalau di sela-sela gigi banyak terdapat sisa makanan yang terselip. Aduh… siap-siap bolong saja itu mah.
Dulu orang tua selalu berpesan, agar saya mencuci kaki sebelum tidur. Kalau saya tidak mau, selalu ada ancaman, “nanti mimpi buruk lho!”. Koq bisa ya?
Ternyata kaki yang kotor membuat kita tertidur di dalam gelombang theta alias tidur-tidur ayam. Di dalam gelombang itu ada berbagai macam mimpi termasuk mimpi yang buruk.
Sementara untuk tidur yang nyenyak dibutuhkan gelombang delta, tenang mendalam dan tidur nyenyak tanpa gangguan mimpi. Caranya? Dengan cuci kaki sebelum tidur, atau sesuai dengan hadist Nabi SAW, “Jika kamu mendatangi tempat tidurmu, berwudhulah seperti wudhu untuk shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Terakhir, tentu saja berdoa… karena Tuhan adalah sebaik-baiknya penjaga.
Selamat tidur 🙂
Tapi kalau ada mereka semakin ceria.
wow.. asik banget cara ngejelasinnya, nais artikel
tapi bund ada satu tips yang kelupaan, yaitu “memejamkan mata”
wkwkw kalo nggak gitu ga bakal bisa tidur lelap deh 😀 😀 😀
salah satu tips yang paling sering dan terbukti efektifitasnya adalah olahraga.
kalau aku ada satu cara lagi mbak, redupkan lampu kamar
aih, tidurnya pada kruntelan gitu, saking nyenyaknyaa
Kirain tulisan untuk review, ternyata untuk lomba ya. Baru tau pas sudah ada pengumuman pemenang 🙂
dan kalah.. hihi