From Zero To Hero…

By | March 10, 2015

“Dulu kalo gak junkies, gak funky!”, ujar Dehan ketika menjawab pertanyaan peserta Workshop Blogger #SahabatJKN #lawanTB tentang apa yang pertama kali membuat Dehan menggunakan narkoba suntik.

Tidak bisa dipungkiri kalau menggunakan narkoba memang seolah-olah menjadi gaya hidup anak muda, sejak jaman dulu sampai sekarang. Ya, seperti kata Dehan.  Gak pake narkoba, berarti gak gaul.

“Tapi itu salah. Saya juga menyesal!”, raut muka Dehan menunjukkan penyesalannya.

Dehan sendiri mulai mengenal narkoba suntik sejak tahun 1992 dan menjadi kecanduan karenanya.

“Nyuntik itu keren, Bu. Kalau perlu ngerampok, ya saya ngerampok. Yang penting saya tetap bisa nyuntik”, lanjut Dehan.

Menyeramkan memang. Tapi ya begitulah faktanya. Bahwa seseorang yang sudah kecanduan narkoba tidak akan memikirkan banyak hal dan seolah kehilangan akal. Entah darimana dan bagaimana caranya, mereka harus mendapatkan uang agar bisa membeli narkoba.

Saya jadi teringat kasus begal yang dibakar hidup-hidup di Tangerang beberapa waktu yang lalu. Tanpa bermaksud membenarkan pembakaran terhadap pelaku begal, kehidupan pelaku begal yang dibakar ini cukup banyak diulas di forum-forum. Setelah ditelisik lebih jauh, ternyata pelaku begal itu memang cukup akrab dengan dunia miras dan juga narkoba.

“Kalau jaman sekarang mah gampang cari informasi. Dulu mah boro-boro. Wartel aja kami pakai buat nyuntik”,  seru Dehan.

Wartel???? Di tahun 90-an, saya memang termasuk pelanggan wartel yang seringkali mengantri berjam-jam demi mendapatkan giliran menelepon.

Tapi saya tidak pernah berpikiran kalau box wartel yang cukup tertutup itu ternyata dipakai orang-orang seperti Dehan untuk memakai narkoba. Saya pikir mereka sama seperti saya, pakai telepon di wartel buat sekedar kirim salam lewat radio heuheuheu.

Kembali ke Dehan. Beberapa tahun kemudian, Dehan memutuskan untuk bergabung dengan Rumah Cemara, rumah singgah untuk para pecandu narkoba.

“Saya banyak ketemu teman-teman waktu kecil di sini bu, setelah mereka sama-sama jadi pecandu… hehe”, sambil tertawa Dehan bercerita mengingat masa lalunya yang cukup kelam.

Sayangnya kebiasaan Dehan menggunakan narkoba dengan jarum suntik itu ternyata membuat Dehan tertular HIV.

“Apa reaksi orang saat mereka tahu Dehan terkena HIV?”, tanya Mbak Icha, peserta Workshop.

“Ya, ngejauhin lah. Pasti!”, jawab Dehan.

“Enak donk?”, canda Mbak Icha.

“Iya, bu. Enak. Punya rokok gak ada yang mintain, punya kopi juga awet. Pokoknya pada ngejauhin lah”, Dehan kembali tertawa.

“Tapi itu mah dulu. Orang-orang pada ngejauhin, sekarang mah orang-orang yang cari saya”, kata Dehan.

Kondisi kesehatan Dehan yang terus menurun karena HIV juga membuat Dehan terkena TB. Pada orang dengan sistem imunitas menurun seperti ODHA, infeksi TB laten mudah berkembang menjadi TB aktif. Dari 40 juta orang yang diperkirakan sedang hidup dengan HIV atau AIDS, kurang lebih 13 juta juga menderita TBC.

Keinginan Dehan untuk sembuh dari kecanduan narkoba, membuat Dehan berubah. Bersama Rumah Cemara, perlahan Dehan keluar dari masa-masa kelam sebagai pengguna narkoba jarum suntik.

Begitu juga saat Dehan menjalani pengobatan TB. Jelas tidak mudah, mengingat Dehan juga mengidap HIV. Obat yang harus diminum setiap hari tentu saja jauh lebih banyak. Tapi keinginan Dehan untuk bisa sembuh dari TB mengalahkan rasa enggan Dehan menelan obat-obatan yang banyak itu.

Meski seumur hidup menyandang status pengidap HIV, tapi Dehan yakin punya masa depan. Kini Dehan sudah berkeluarga. Pun ketika Dehan memutuskan untuk memiliki keturunan. Ada banyak tes yang harus dilakukan sebelum rencana Dehan bisa terlaksana. Sekarang Dehan dan istri sudah memiliki 3 anak, dua diantaranya kembar.  Istri dan ketiga anaknya HIV negatif. Dehan dan istri juga memiliki usaha kuliner yang dijalankan secara online.

Dehan sekarang memang jauh berbeda dengan Dehan yang dulu menggunakan narkoba. Jika dulu Dehan seringkali menggunakan narkoba biar dibilang gaul, sekarang Dehan adalah orang yang dengan lantang menyuarakan bahaya penggunaan narkoba.

Tak hanya itu, Dehan juga aktif mendampingi para narapidana di lapas, baik itu memberikan informasi mengenai Napza ataupun HIV.

“Pokoknya dulu saya dianggap sampah sama masyarakat. Tapi sekarang saya bisa bilang, biar lah orang anggap saya sampah, tapi saya mah sampah organik”, terdengar nada optimisme dari suara Dehan.

Masa lalu memang seharusnya jadi pengalaman yang berharga. Dehan orang yang hebat. Pelajaran yang diambil dari masa lalunya yang kelam bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk orang lain.

Dehan adalah salah satu dari banyak orang di Rumah Cemara yang sadar betul, bahwa untuk bisa pulih dari kecanduan narkoba itu memang tidak mudah, tapi mungkin sekali dilakukan. Rumah Cemara, yang didirikan berbasis komunitas, kini tak hanya sekedar jadi rumah singgah bagi pecandu narkoba yang ingin sembuh, melainkan juga bagi pengguna narkoba yang masih menggunakan atau yang belum pulih.

Tak hanya sampai di situ, Rumah Cemara juga berhasil menorehkan prestasi di tingkat dunia. Di ajang Homeless World Cup 2014 Santiago, Chile, Indonesia menduduki peringkat ke-10 Dunia (Peringkat 2 Ejercito De Chile Cup) dari 42 team yang berlaga di kategori Pria (Mens Competition).

Terjerumus dalam kubangan narkoba dan mengidap HIV bukanlah akhir dari perjalanan hidup.  Dehan dan Rumah Cemara sudah merasakan bagaimana sulitnya keluar dari kubangan narkoba. Karenanya jangan pernah sekalipun tergoda untuk mencobanya.

Bagaimana kita bisa keluar dari kubangan itu dan kembali berguna di masyarakat? Dehan dan Rumah Cemara telah memberi jawabannya.

Terus berjuang Kang Dehan dan kawan-kawan, kini kalian adalah pahlawan…

12 thoughts on “From Zero To Hero…

  1. Zippy

    Ah semoga banyak yang terinspirasi dengan postingan ini ya kak, terutama bagi mereka yang terjerumus dalam dunia narkoba.
    Harus bisa bangkit dari segala keterpurukan 🙂

    Reply
  2. Rianda Prayoga

    Rumah cemara memang sudah berprestasi di aja homeless cup. Mengharumkan nama bangsa..

    Reply
  3. hanif

    bener2 from zero to hero deh. Speechless bacanya. Kondisi seperti itu benar2 sulit kalau dibayangkan. Karena kecanduan apapun saja melepasnya sangat sulit. 🙂

    Reply
  4. nuzulul

    Terkadang kita sok merasa normal. Padahal jika kita benar-benar di tes HIV, TB atau penyakit menular lainya, belum tentu kita berani. Perasaan dulu yang pernah saya rasakan.

    Namun setelah saya rutin untuk donor darah, saya menjadi lebih paham bahwa siapa pun bisa terkena penyakit tersebut. Semoga Allah tetap memberi kebaikan untuk kita semua.

    Reply
  5. ichasimamora

    pasti Dehan menyesal dengan tingkah lakunya dulu yang bikin sekarang dia jadi sakit ya mak, kalau dia boleh memilih pasti dia pingin memutar waktu supaya gak terjerumus ke pergaulan yang salah,

    Reply
  6. Djangkaru Bumi

    Wartel.., membuatku teringat masa lalu. Telephone sampai berjam-jam karena pacar jauh disana. Dan lihat box disebelah untuk beradu mesra,…ah.. box wartel jadi teman bermesran ria, 😀

    Reply
  7. ki Demang

    Semangat dehan. Dulu ada yg dari rumah cemara jalan kaki ke jakarta karna nadzar siapa yah? Pernah tampil di kick andy metro tv.

    Reply

Leave a Reply to ki Demang Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *