Eksplorasi Budaya Karuhun Melalui Limbah

By | February 28, 2015

Perlahan alunan suling terdengar merdu di telinga. Adalah Sandy, seorang siswa SMKN 8 Kliningan Bandung yang sedang mengalunkan lagu Manuk Dadali dari suling yang ditiupnya. Tapi siapa sangka kalau suling yang ditiup Sandy ini bukan suling biasa. Melainkan suling yang terbuat dari limbah. Ya, suling ini terbuat dari limbah otomotif. Barang yang dianggap sudah tidak berguna oleh kebanyakan orang.

Sandy (siswa SMKN 8 Bandung) meniup suling dari limbah otomotif

Sandy (siswa SMKN 8 Bandung) meniup suling dari limbah otomotif (Sumber : Facebook Rusi Hartati)

Namun di tangan guru Sandy yang juga aktif di Padepokan Mayang Sunda Bandung, limbah otomotif ini menjadi barang yang kembali berguna. Malah bisa memanjakan telinga, bahkan sampai terkantuk-kantuk dibuatnya. Merdunya alunan suling disertai semilir angin sepoi-sepoi memang perpaduan sempurna untuk mengundang rasa kantuk.

Mengolah limbah otomotif menjadi suling bukan satu-satunya inovasi yang dilakukan Padepokan Mayang Sunda. Pernahkah terbayang apa yang bisa kita buat dari limbah SIM Card?

Yup, limbah SIM Card. Kalau biasanya kita hanya menggunakan bagian SIM Card yang memiliki chip, sementara yang lainnya dibuang, maka di Padepokan Mayang Sunda limbah SIM Card ini bisa menjadi alat musik tiup tradisional khas Sunda, Karinding.

Tentang Karinding

Pecinta Noah (dulu Peterpan) pastinya sudah tidak asing lagi dengan Karinding Attack Feat Peterpan di lagu Sahabat…

Dahulu karinding digunakan untuk mengusir hama di sawah. Biasanya karinding dibuat dari pelepah kawung (enau), atau dari bambu. Karinding yang dibuat dari bambu digunakan oleh perempuan, bentuknya seperti tusuk agar mudah ditusukkan di sanggul rambut. Sementara karinding dari bahan enau kebanyakan dipakai oleh kaum pria. Bentuknya lebih pendek dari karinding bambu.

Karinding (Sumber : Warta-24) Pemain karinding (Sumber : vovworld)

Karinding buhun mengeluarkan bunyi ketika disimpan di bibir dan ditepuk bagian pemukulnya sehingga tercipta resonansi suara. Selama ini karinding dikenal sebagai alat musik yang hanya bisa memainkan satu nada saja. Oleh karena itu, agar bisa memainkan sebuah lagu, biasanya karinding dimainkan secara berkelompok.

Card-Too, Karinding Towel dari limbah SIM Card

Di tangan Asep Nata dari Padepokan Mayang Sunda, karinding dari limbah SIM Card ini bisa menghasilkan berbagai nada. Sehingga satu orang pemain bisa mengeluarkan nada yang sifatnya melodik harmonis. Tak hanya itu cara memainkannya pun berbeda dengan karinding buhun. Card-Too, demikian nama karinding dari limbah SIM Card ini dinamakan, bisa mengeluarkan bunyi tanpa dipukul, melainkan cukup dengan ditowel alias disentuh. Tentu saja masih harus ditiup, namanya juga mouth harp... 🙂

Penasaran? Lihat videonya di sini ya 🙂

 

12 thoughts on “Eksplorasi Budaya Karuhun Melalui Limbah

  1. Mang Yono

    Sekolah SMKN 8 Kliningan Bandung dan SMKN 10 Bandung memang keren – keren, kapan ya SMKN di Subang seperti itu … Ups, di Subang gak ada SMKN kesenian ya hehehe

    Reply
  2. Eka Fikry

    ouw..ouw..keren , gak nyangka limbah sim card bisa dijadiin sesuatuh….

    Reply
  3. Leonel

    Video klipnya bagus sehTapi koq ?aae3aa mirip bnaegt ama video klipnyaEvanescene yaa,,Yang judulnya MY IMMORTALDari mulai baju2nya,Trus settingnyaPlotnyaAmpe yang momonya lagi tiduran pake baju putih dikayuSambil banyak daun kering gituu,,Jdi keliatan gak bnaegt lagi,,Terlalu jiplak kayaknya yaa,,,Tapi baguss seh hasilnya,,

    Reply
  4. Kubah Masjid

    tulisan yang menginspirasi dan saya sangat mengaguminya apa yang telah anda sampaikan, semoga anda terus memberikan ide ide yang baru buat kita semua dan salam sukses selalu buat anda!

    Reply

Leave a Reply to Ima Rochmawati Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *