Bagi pengguna jalan Subang menuju Bandung dan sebaliknya, sebuah tanjakan yang ada di jalan ini sudah tidak asing lagi. Tanjakan Emen. Begitu nama yang disematkan kepada sebuah tanjakan ini.
Saya sendiri cukup sering melalui Tanjakan Emen. Begitu juga dengan suami yang harus berangkat ke kantornya di Bandung dari rumah di Subang. Dalam seminggu, suami harus melalui jalan ini sebanyak 3 kali perjalanan pulang pergi.
Setiap kali melewati Tanjakan Emen, hati terasa cukup ketar ketir. Begitu banyak kecelakaan yang terjadi di sini. Jumlah korbannya pun bukan sedikit. Lihat saja “monumen kecelakaan” yang berupa mobil dalam keadaan sangat rusak di sebelah kiri jalan.
Sejarah mengenai mengapa diberi nama Tanjakan Emen, silahkan cari sendiri. Atau nanti saya buat post tersendiri ya…
Kekhawatiran semakin bertambah ketika musim hujan tiba. Ancaman longsor di sepanjang jalan yang berbukit-bukit juga mengintai pengendara yang lewat. Do’a yang dipanjatkan semakin menguat. Tapi do’a tanpa usaha bagaimana urusannya? Terlebih ketika kita harus tetap berkendara melakukan sebuah perjalanan.
Masa iya hanya gara-gara sedang musim hujan, suami jadi dilarang kerja karena kekhawatiran saya yang terlalu berlebihan?
Sebagai usaha agar tetap aman dan nyaman berkendara saat hujan, ada beberapa hal yang harus dilakukan. Mau tahu??? Yuk simak tips di bawah ini….
Pertama, tentu saja berdo’a agar selamat selama di perjalanan.
Kedua, periksa kondisi dan tekanan ban. Saat hujan, alur ban akan bekerja membuang air ke samping supaya tidak terjadi gejala mobil mengambang di atas air alias aquaplanning. Makanya, pastikan kembang dan alur ban masih dalam kondisi baik, minimal memiliki ketebalan 50% dari baru. Ini berlaku bagi pengguna motor ataupun mobil.
Ketiga, bagi pengguna mobil, pastikan kondisi kaca dan wiper. Di musim kemarau, bisa jadi kaca terlihat bening dan baik-baik saja. Tapi ketika musim hujan datang, timbul kerepotan dengan kaca yang berjamur. Pandangan jelas jadi terhalangi. Hilangkan jamur di kaca dengan cairan pembersih serbaguna. Selain itu yang juga perlu diperhatikan adalah wiper. Saat hujan, tentu saja fungsi wiper sangat diperlukan untuk menyapu air hujan yang jatuh ke kaca depan. Wiper yang sudah sering dipakai bisa menjadi kaku dan bergelombang, sehingga sapuan wiper di kaca menjadi tidak maksimal. Segera ganti jika wiper sudah tidak berfungsi dengan baik.
Keempat, periksa kebocoran. Mobil baru tidak akan mengalami hal seperti ini. Tapi saya pengguna mobil yang sudah lanjut usia. Saat hujan di perjalanan, anak-anak tiba-tiba heboh di kursi belakang karena air hujan yang bocor dari atap mobil. Tentu saja ini sangat mengganggu konsentrasi.
Kelima, tambah jarak aman. Saat hujan, jalanan tentu saja menjadi basah dan ini akan membuat jarak pengereman menjadi jauh lebih panjang walau mobil telah dilengkapi ABS sekalipun. Oleh karena itu tetap jaga jarak aman dengan mobil yang ada di depan sekitar 3 detik (saat normal 2 detik)
Keenam, nyalakan lampu, bukan Hazard. Pernah kan menemukan orang yang menyalakan lampu Hazard saat hujan lebat? Ternyata ini malah membuat resiko tertabrak dari belakang semakin besar, karena kepekaan pengendara terhadap lampu rem mobil kita menjadi berkurang. Jadi seharusnya yang dinyalakan itu adalah lampu kabut atau lampu besar normal.
Ketujuh, hindari jalur kanan di tol. Kontur jalan tol sedikit cembung, berkendara di jalur kanan rentan menabrak genangan air dan membuat mobil hilang kendali. Selain itu, ketika di jalur kanan, kita juga bisa terkena cipratan air dari jalur seberang, dan ini akan sangat mengganggu daya pandang.
Kedelapan, bagi pengguna motor, gunakan jas hujan setelan, bukan yang berbentuk ponco. Karena jas hujan ponco rentan terbelit di jari-jari atau gir motor.
Sudah cukup? Belum!
Kesembilan, pastikan kendaraan kita mendapatkan perlindungan dari asuransi. Saya sendiri memilih Garda Oto.
Kenapa Garda Oto? Saya memilih Garda Oto karena banyak alasan, salah satunya karena klaim mudah. Pengalaman klaim mudah dari Garda Oto sudah saya ceritakan sebelumnya di sini. Urusan klaim di Garda Oto ini memang yang paling mudah, karena bisa dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
- Bisa langsung datang ke Garda Center terdekat yang berada dibeberapa mall di Jadetabek dan kota di indonesia
- Datang ke kantor Cabang terdekat
- Datang ke beberapa bengkel yang terdapat piket jaga surveyor Garda Oto
Nah, sekarang sudah cukup tipsnya 😀
Eh, terus kalau musim banjir bagaimana? Teman saya di grup hari Sabtu kemarin terjebak banjir di depan Citraland, Jakarta. Polisi bilang, “maju saja.. nanti juga kalau mogok banyak yang dorong”. Kurang lebih seperti ini lah jadinya…
Sebetulnya yang seperti ini tidak boleh dilakukan sih. Karena mobil jadi beresiko mogok dan rusak. Tapi kadang karena beberapa hal, kita terpaksa menerobos banjir. Sebaiknya saat terjebak banjir dan kita memutuskan untuk tetap maju, kondisi mobil dalam keadaan mati. Jangan coba-coba untuk menyalakan mesin mobil, karena bisa terjadi korsleting dan air banjir terhisap ke dalam mesin. Selebihnya tips pertolongan pertama mobil yang terendam banjir bisa dilihat di sini.
Lalu, bagaimana kalau mobil tetap terendam banjir? Kondisi kendaraan yang telah terendam banjir pastinya akan mengalami kerusakan. Bagi yang memiliki asuransi sih tenang saja. Karena biaya perbaikan sudah pasti akan ditanggung jika terdapat klausul soal banjir. Apalagi kalau pakai Garda Oto. Mogok karena banjir tengah malam pun selalu siap 24 jam. Ada Garda Siaga 24 jam yang siap membantu pelanggan menghidupkan mobil, membantu ke bengkel terdekat atau bahkan mendereknya jika perlu. Garda Siaga tersebar luas di 20 wilayah se-Indonesia dan siap membantu 24 jam, 7 hari seminggu, 365 hari setahun.
Urusan klaim karena mobil terendam banjir ke Garda Center , pastikan polis asuransi kita sudah termasuk jaminan banjir. Karena asuransi All Risk sebenarnya tidak termasuk talangan banjir, sehingga harus ada klausul tambahan yang bersifat khusus. Selain itu pastikan asuransi yang kita gunakan menjamin penggunaan suku cadang asli/bukan imitasi dan bengkel rekanan yang ditunjuk perusahaan asuransi punya rekor yang baik. Dan Garda Oto lah yang bisa seperti itu.
Okelah pak Suami, silahkan berangkat kerja. Insha Allah aman… karena usaha dan doa sudah maksimal, plus asuransi Garda Oto sudah di tangan 😀
makasih tips nyambak orin, ini mah penting banget
terimakasih tipsnya mak, apalagi saya kalau berkendaraan suka ketar ketir juga, pas lat Polisi … inget gak punya SIM … hehehehe .. makanya kalau ke Kota saya suka nyengcle aja di belakang hehe