Jangan bayangkan negeri orang yang selama ini terlihat wah. Tempat di mana saya tinggal beberapa tahun yang lalu jauh dari kesan wah, apalagi mewah. Tapi di tempat inilah saya memulai mengenal hidup yang sesungguhnya…
Pernikahan kami baru saja berlangsung beberapa bulan yang lalu. Suami kemudian mendapat panggilan untuk kembali bertugas di Timor Timur. Baru saja menjadi pengantin, dan harus ditinggal oleh suami, bukan hal yang mudah. Saat kami menikah, kontrak kerja suami memang sudah habis.
Sampai akhirnya setelah mendapatkan tempat tinggal di Timor Timur, suami memutuskan bahwa saya harus ikut pindah. Perlu beberapa minggu untuk mengurus dokumen yang diperlukan, karena saya belum punya paspor.
Perjalanan itu dimulai…
Tiba di Bandara Husein Sastranegara subuh, dengan perasaan yang campur aduk. Senang karena akan menjalani hidup berdua bersama suami dan sedih karena harus berpisah dengan keluarga di Bandung. Tak ketinggalan, ada juga perasaan takut, karena ini adalah perjalanan jauh pertama kali, lintas negara sendirian.. (padahal beberapa tahun yang lalu cuma lintas pulau :P)
Setelah transit di Surabaya, Bima dan Ende akhirnya sampai di Kupang, kemudian saya mencari travel untuk bisa sampai ke Timor Timur. Tiket travel sudah di tangan. Sambil menunggu jadwal keberangkatan menuju Timor yang baru akan dilakukan besok pagi, saya menginap di Hotel Susi, sebuah hotel yang lebih layak disebut losmen, berada di kawasan Pantai Kupang.
Tidak mau melewatkan suasana sore di Kupang, saya jalan-jalan keliling kota Kupang, jalan kaki.
Banyak hikmah yang didapat, salah satunya adalah mensyukuri betapa beruntungnya tinggal di Bandung dan tidak pernah kekurangan air bersih. Saat itu saya melihat orang-orang sedang antri di belakang sebuah truk, masing-masing membawa ember, demi mendapatkan jatah air bersih.
Yang kemudian terbayang adalah ketakutan, akankah hal yang sama terjadi juga di Timor Timur? Saya mengantri air bersih dengan ember di tangan dan kepala berbalut handuk??? Ah, sudahlah. Mari kita lanjutkan perjalanan sore di Pantai Kupang. Subhanalloh, indah ternyata…
Bayangan tentang ember tadi mendadak hilang. Berganti dengan pemandangan pantai yang tiap hari akan saya nikmati di Timor Timur nanti!
Tak terasa hari sudah semakin sore, menjelang sampai ke Hotel Susi, sandal saya putus. Hahaha… padahal ini sandal baru berumur beberapa minggu. Saya kemudian menelepon suami, menceritakan kejadian putus sandal di pantai.
“Hah? Putus lagi?”
Iya, boleh dibilang salah satu ciri khas saya dari dulu sampai sekarang adalah sendal yang cepat putus.
Karena hari sudah semakin larut, saya memutuskan untuk membeli sandal jepit di warung yang ada di sebelah hotel.
Tak terasa subuh pun tiba, saya harus segera bergegas ke travel. Menempuh perjalanan yang sangat jauh, dari Kupang ke Timor Timur.
Sampai di perbatasan sekitar jam 2 siang. Tak disangka, berjam-jam merasa terasing, akhirnya saya bertemu sesama orang Sunda! Kalau saya tidak salah ingat namanya Kang Indra, beliau petugas imigrasi yang sudah 2 tahun bertugas di Atambua, perbatasan Kupang-Timor Timur. Rasa lelah setelah menempuh jalan yang sangat berliku, hilang sudah. Senang rasanya!
Setelah ngobrol cukup lama sambil diwawancarai Kang Indra, akhirnya saya pun meninggalkan Indonesia, berteman ransel dan sandal jepit tentunya…
Bersambung…
Nah, sandal jepit, biarpun terlihat kere dan murahan, tapi fungsi dan jasanya banyak, plus penuh kenangan, hahahha…. Ditunggu episode sendal jepit selanjutnya lagi mbak. Mau dibawa kemana dia selanjutnya, hehehe.. Btw, wajahmu berubah-rubah ya. Di foto ini beda, di foto satunya lagi lain. Apa perasaaanku saja ya, hohohho….
iya, mbak Eka… akhirnya sekarang ini memilih bersandal jepit kemana-mana. Soalnya emang gak ada yang setahan sandal jepit.
Foto yang di post ini dua-duanya, atau sama yang sekarang? Yang di sini belum turun mesin kali, mbak… makin sering turun mesin malah makin cantik ya? #melipirtakutditimpukorangcantik 😀
makasih udah mampir, mbak Eka 🙂
saya pernah ke kupang mak….banyak kesan disana meski cuma 3 hari…spt para pengendara yg getol membunyikan klason…nginap di hotel dgn air yg dijatah..tp pemandangan pantainya mmg indah…masakan lautnya jg enak…ditunggu sambungannya ya 🙂
wah… di hotel susi juga dijatah tuh mak. toiletnya juga kalo kata saya sih kebalik, bikin bingung ngadep kemana hahaha… pokoknya berkesan banget deh
makasih kunjungannya mak 🙂
pantai selalu mengasikan ya, untung sandal jepit ya , jadi setiap saat mau beli kan murah, he, he…ditunggu cerita di sana ya
iya, mak… sandal jepit emang murah… tapi tahan lama. saya pake sampe alasnya tipiiiis banget 😀
Makasih kunjungannya ya 🙂