Derita Si Anak Ayam Berwarna

By | December 13, 2015

Kamis pagi kemarin Ade bangun lebih cepat dari biasanya. Kalau biasanya Ade lelap tidur sampai jam 8, jam 7 Ade sudah bangun. Ade terbangun karena sengaja dibangunkan Eninnya yang tumben aja   ke rumah pagi-pagi. Padahal belum sempat beres-beres dan cuci piring. Gawat!

Bangun de… ini Enin punya anak oo“, kata Enin.

Segera Ade mengucek matanya, dan turun dari tempat tidur, mengambil 2 anak ayam dalam keresek hitam dari tangan Eninnya. Iya, oleh penjual, anak ayamnya cuma dimasukkan ke dalam keresek.

Ade nampak takjub dengan anak ayam yang berwarna unyu-unyu ini. Kalau biasanya anak ayam berwarna putih, 2 anak ayam pemberian Enin ini berwarna pink dan ungu.

anak ayam warna warni

Tadi di pasar banyak anak kecil yang beli, jadi pengen beli juga buat Ade“, kata Enin seolah tahu kalau saya tidak suka dengan anak ayam warna warni ini.

Saya memang tidak suka dengan anak ayam berwarna. Mengingat penderitaan anak ayam yang tadinya putih polos jadi berwarna-warni seperti ini, saya jadi tidak tega. Kalau tidak tega, kenapa malah tidak suka???

Kalau ada yang belum tahu, anak ayam ini katanya sih merupakan anak ayam reject yang tidak lolos QC, biasanya sih anak ayam jantan. Kalau yang betina bisa dibesarkan sampai siap potong. Lalu bagaimana anak ayam ini bisa sampai berwarna warni lucu seperti ini?

Jadi anak-anak ayam reject ini kemudian dicelupkan ke dalam ember yang berisi cairan yang sudah ditambahkan zat pewarna. Makanya warna di tubuh anak ayamnya merata, bulu, paruh, kaki sampai kuku semua penuh dengan warna.

Tentunya pewarna yang digunakan pun bukan pewarna yang aman. Beberapa anak ayam yang sudah dicelupkan dan memiliki daya tahan kurang baik bisa mati karenanya. Sementara yang sedikit lebih beruntung tahan setelah dicelupkan, hanya mengalami pusing-pusing dan lemas. Tapi anak-anak ayam yang sukses melalui proses pewarnaan ini pun jarang yang berumur panjang. Malah sering mati mendadak begitu saja.

Kasihan kan??? 🙁

Salah satu cara agar tidak ada lagi penyiksaan anak ayam seperti ini adalah dengan berhenti membelinya. Tapi ya gimana lagi, sekarang mah sudah tanggung dibawa pulang ke rumah. Saya pun lantas wanti-wanti ke mertua, lain kali gak usah beli lagi anak ayam warna warni seperti ini. Kalau bisa sih kasih tahu juga yang lain, bagaimana proses pewarnaan ayam-ayam ini. Lagipula, harganya cukup mahal, 4 ribu per ekor tanpa bisa ditawar.

Tapi karena sekarang sudah jadi milik Ade, mau tidak mau saya jadi harus bertanggung jawab merawat anak ayam warna warni ini biar sehat dan tercukupi gizinya hahah…

Lagipula, siapa yang tega membuang anak ayam kesayangan Ade yang sampai dibawa-bawa ke atas kasur seperti ini?

anak ayam warna warni

Meski sudah saya bilang agar anak ayamnya disimpan di dalam dus, tapi Ade keukeuh bawa anak ayam ini ke kasur.

Kasihan, ayamnya gak punya Mamah. Tidur di dus nanti kedinginan“, kata Ade.

Aduh… iya sih de. Mamah juga kasihan sama anak ayam itu. Tapi kalo sampe pup di kasur ya Mamah juga yang repot. Dan ternyata benar saja, anak ayam ini memang pup di kasur huhu

Tahu saya marah karena anak ayamnya pup di kasur, akhirnya Ade mau menyimpan anak ayam ini di dus.

Tapi tetap saja, pas malem harus diberi alas plus lampu.

Biar anget“, kata Ade.

Berhubung di rumah gak punya lampu bohlam, akhirnya ini anak ayam saya beri penerangan dengan lampu LED yang dicolok ke powerbank. Duh… benar-benar anak ayam yang kekinian :))

Sekarang anak ayamnya sudah membesar. Warna warni di bulunya sudah mulai berkurang dan menunjukkan warna aslinya. Sehat terus ya ayam… mudah-mudahan umur kalian cukup sampai lebaran hahah… :))

Eh, tapi serem juga ya kalau ayam ini dipotong untuk dimakan. Mengingat zat pewarna berbahaya yang sempat menempel di bulunya ini. Hiyyy… nanti malah kita yang perlahan berwarna ungu.. haha… Ah, yang penting mah kalian sehat dulu saja lah, ya… dan plis, jangan pup lagi di kasur atuh lah…

5 thoughts on “Derita Si Anak Ayam Berwarna

  1. Ika Puspitasari

    Pernah punya…bahkan enam ekor, biru, kuning, pink, hijau, ungu, oren….
    akhirnya kembali ke warna semula…putih ajah…hihi
    demi nyenengin hati anak.. :p

    Reply
  2. Ila Rizky

    hahaha. nanti ayamnya ganti pup di teras, teh. wkwk. aku ga melihara ayam tapi kadang ayam tetangga main ke rumah. hihi. kadang sebel tapi gimana yah. xD ayam tetangga sehari-hari main, jadi dibiarin wae lah. asal masih aman terkendali. 😀

    Reply

Leave a Reply to oRiN Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *