Belajar jadi food blogger…

By | May 27, 2015

Sekarang ini aktivitas apapun sepertinya tidak lepas dari urusan potret memotret. Jalan-jalan, makan-makan di luar, atau masak sendiri di rumah pastilah di timeline media sosial bisa kita temui barang buktinya. Tentu saja berupa foto.

Ada yang setuju, ada juga yang tidak. Namanya juga dunia, mau di dunia nyata apalagi di dunia maya, apa saja pasti selalu ada pro dan kontra. Tak jarang dari sekedar balas-balasan komentar malah sampai menimbulkan permusuhan. Kalau sudah begini jadi repot ya? Tapi andai gak ada perang, dunia koq rasanya sepi ya… huehehe… Seru sih kalau jadi penonton.

Tapi jadi penonton juga gak selamanya mengasyikan. Melihat foto-foto keren yang bertebaran di instagram, koq jadi iri ya. Ingin juga rasanya jadi food blogger. Apalagi sekarang food blogger sedang naik daun dan lebih menjanjikan *ini blogger apa ulet? 😀

Kalau motret event-event gitu kan sudah lumayan sering. Ya, walaupun hasilnya juga gak bagus-bagus amat. Yang penting mah ada dokumentasi hehe. Tapi membuat foto masakan lain cerita. Ini jelas perlu perjuangan. Selain memikirkan dan menyiapkan menunya, adalagi yang harus kita pikirkan.

Asal jepret bisa saja sih, tapi jadi tidak ada seninya. Kalau tidak ada seninya, bagaimana orang bisa tertarik dengan foto masakan yang kita buat ya? Coba saja lihat foto ini… tertarik mencicipi?

IMG_20150509_113941Tentu saja tidak, ikannya juga belum matang hehe

Atau foto yang ini…

IMG_20150523_144929

Kurang menarik ya? Jelas, soalnya saya memang asal jepret 😀

Kata pakar food photography, agar foto terlihat menarik, sebelum membuat foto masakan yang harus disiapkan adalah memilih properti saji, background dan alas foto.

Nah, bicara soal background dan alas foto, di instagram ini banyak yang pakai alas foto yang lucu-lucu. Ada yang teksturnya mirip kayu, karung goni, batu, kain bulu ah.. pokoknya lucu-lucu lah. Ada juga teman yang menggunakan alas foto dari talenan yang dilukis.

Kalau buat sendiri seperti teman saya ini sih jelas perlu ketekunan, kerajinan dan punya sense of art. Yang mana tidak saya miliki sama sekali haha…

Yang tidak kalah penting juga memilih properti saji. Bisa piring yang bermotif, gelas dari jar, atau pernak pernik lain yang sesuai dengan tema.

Belum lagi soal pencahayaan, proporsi foto, angle foto… aduh, aduh… banyak sekali ternyata yang harus disiapkan. Sepertinya saya gak bakal kuat jadi food blogger yang harus menyiapkan perintilan seperti itu. Keburu laper… haha

2 thoughts on “Belajar jadi food blogger…

Leave a Reply to ika koentjoro Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *